Share

Bab 203

Senyum Winda seketika pudar saat niatnya disiram air dingin oleh Hengky.

“Aku ….”

Baru saja Winda mengucapkan satu kata, tiba-tiba Hengky dengan wajah serius menarik tangannya, menundukkan kepala, dan melihat telapak tangannya.

Suara Winda terhenti, dia juga menundukkan kepala dan melihat. Winda melihat sedikit bercak darah merembes di tempat yang dibalut perban ...

Winda menoleh ke arah Hengky dengan sangat kaku. Dia melihat wajah menyeramkan Hengky yang seperti hendak memakan orang, kemudian berkata, “Nggak perlu repot-repot. Aku obati sendiri nanti.”

Winda masih ingat kalimat Hengky yang bilang bahwa dia merepotkan saat di mobil tadi.

Hengky menjawab dingin, “Kurasa kamu memang belum cukup kesakitan. Sudah luka begini masih saja nggak mau diam.”

Winda menatap Hengky sambil mengerutkan bibirnya, dia berkata dengan suara pelan, “Aku ‘kan khawatir sama kamu. Kamu minum banyak gitu, khawatir perutmu nggak enak.”

Hengky kehilangan ibunya saat masih kecil. Dia dirawat oleh sang ayah hing
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status