Share

Bab 206

Hengky sebenarnya ingin mendorong Winda pergi, tapi saat mereka berpelukan, dia merasakan Winda menggigil. Detak jantung Winda terdengar begitu jelas di malam yang hening.

Emosi gelisah itu tampaknya bisa menyebar, bahkan Hengky bisa merasakannya.

Hengky ragu sejenak, lalu menurunkan kepalanya dan menempelkannya pada dahi Winda. Dia merasakan keringat lengket dan kulitnya yang dingin.

Merasakan suhu tubuh Hengky yang hangat, hati Winda menjadi lebih tenang, tapi dia tidak mau melepaskan pelukannya, seolah bila dia melepasnya, Hengky akan menghilang seperti dalam mimpi.

“Hengky,” panggilnya dengan suara serak.

Hengky menahan bibirnya, lalu setelah beberapa detik berkata dengan pelan, “Aku di sini.”

Suara itu seperti penenang. Winda seketika merasa lebih lega, pelukannya pun sedikit melonggar.

Hengky perlahan berdiri, melihat Winda penuh keringat, sampai lehernya pun basah. Hengky bertanya dengan pelan, “Mimpi buruk?”

Winda mengangguk, mata tak berkedip menatap wajah Hengky, tangannya m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status