Hengky sebenarnya ingin mendorong Winda pergi, tapi saat mereka berpelukan, dia merasakan Winda menggigil. Detak jantung Winda terdengar begitu jelas di malam yang hening. Emosi gelisah itu tampaknya bisa menyebar, bahkan Hengky bisa merasakannya.Hengky ragu sejenak, lalu menurunkan kepalanya dan menempelkannya pada dahi Winda. Dia merasakan keringat lengket dan kulitnya yang dingin.Merasakan suhu tubuh Hengky yang hangat, hati Winda menjadi lebih tenang, tapi dia tidak mau melepaskan pelukannya, seolah bila dia melepasnya, Hengky akan menghilang seperti dalam mimpi.“Hengky,” panggilnya dengan suara serak.Hengky menahan bibirnya, lalu setelah beberapa detik berkata dengan pelan, “Aku di sini.”Suara itu seperti penenang. Winda seketika merasa lebih lega, pelukannya pun sedikit melonggar.Hengky perlahan berdiri, melihat Winda penuh keringat, sampai lehernya pun basah. Hengky bertanya dengan pelan, “Mimpi buruk?”Winda mengangguk, mata tak berkedip menatap wajah Hengky, tangannya m
Ketika diingatkan oleh Hengky, Winda baru menyadari bahwa piyamanya sudah basah kuyup karena keringat. Dengan AC yang menyala di kamar, jika Winda tidur semalaman dengan kondisi seperti itu, dia pasti akan masuk angin keesokan harinya.Dalam hati terasa hangat, Winda menerima pakaian itu, sambil berkata, “Aku mandi dulu ya, kamu jangan pergi.”“Hmm,” sahut Hengky singkat.Setelah mendapat jawaban, Winda dengan tenang memasuki kamar mandi dengan piyama di tangannya. Ketika suara air terdengar dari kamar mandi, Hengky menoleh ke arah tempat tidur, ragu-ragu sejenak tapi dia memutuskan untuk tetap tinggal.Winda khawatir Hengky akan pergi saat dia mandi. Ia cepat-cepat keluar setelah membersihkan diri sebentar. Saat keluar dari kamar mandi, Winda hampir terpeleset jatuh.“Kenapa buru-buru?” suara Hengky terdengar dari atas kepala Winda, telapak tangan lebar Hengky menopang lengan Winda, menstabilkannya.Suara itu seperti obat penenang, Winda menegakkan tubuhnya, menatap Hengky dengan mata
Selesai berbicara, Winda malah menggosok-gosok leher Hengky dengan kepalanya, mencium wangi sejuk dari tubuhnya, lalu dengan puas menutup mata. Dua orang itu saling menempel, membuat Hengky merasakan gelombang panas yang tiba-tiba menyergapnya, hasratnya seolah terbangkitkan, dan rasa kantuknya hilang begitu saja.Apalagi di bagian tubuh tertentu, mulai terasa ....“Turun, deh,” kata Hengky dengan nada sedikit keras dan kesal.“Nggak mau,” jawab Winda. Makin dekat ia merapat, hembusan napasnya yang hangat langsung menyapu sisi leher pria itu. Dia bisa merasakan dirinya jadi semakin panas, emosinya seperti ombak besar.“Sudah aku bilang, turun!” Suara Hengky terdengar berbeda, ada sedikit nada rendah penuh nafsu, tapi juga kesal.Winda menyadari sesuatu. Dia mengangkat kepalanya, melihat mata Hengky yang gelap bak malam yang misterius. Dengan cepat, tangan Winda meraba ke bawah selimut, langsung menemukan bagian sensitif Hengky. Namun, sebelum Winda bisa melakukan apapun, Hengky dengan
Winda terkejut, baru sadar tangannya sedang memeluk Hengky dengan erat dan kakinya bahkan tertumpu di atasnya.Winda segera melepaskan pelukannya dan menarik kakinya kembali. Winda mengangkat selimut, sambil dengan tersenyum malu menepuk kaki Hengky sambil berkata, “Kakimu pasti kesemutan, ya? Sini, biar aku bantu ….”Sebelum Winda selesai berbicara, Hengky meliriknya tanpa ekspresi. Dia melepaskan tangan Winda kemudian bangkit dari tempat tidur.Begitu kaki Hengky menyentuh lantai, Hengky merasakan sensasi kebas menerjang kakinya. Dia terhuyung sejenak sebelum duduk dan berusaha tetap tenang di tepi tempat tidur.Winda terus memperhatikan setiap gerak-gerik Hengky. Melihat Hengky duduk, Winda tak bisa menahan tawa. Hengky, seperti bisa merasakan gelak tawa Winda. Dia tiba-tiba menoleh, membuat senyum Winda langsung memudar.Setelah menatap Winda beberapa detik, Hengky menarik pandangannya kembali. Winda tiba-tiba teringat sesuatu, dan memeluk leher Hengky dari belakang.Dengan pipi m
Winda membelalakkan matanya, dia dan Hengky viral?Kalau saja Winda tidak membuat gosip dengan Martin, sekarang dia bisa langsung bilang ke Julia untuk mengumumkan ke publik bahwa dirinya adalah istri dari Hengky. Tapi masalahnya, di tengah-tengah mereka ada Martin. Jika sekarang Winda mengakui hubungan pernikahannya dengan Hengky, dampaknya tidak akan kecil untuk Star Kingdom Entertainment, maupun Pranoto Group dan dirinya sendiri.Julia lanjut bicara, "Kamu semalam pergi sama Pak Hengky, ‘kan? Ada fotonya dan sudah diposting, sekarang sudah masuk trending topik, nih. Jujur saja deh, kenapa kamu bisa deket sama dia?"Winda mengatupkan bibirnya, bingung harus menjawab apa. Winda hendak berkata pada Julia bahwa dia semalam pergi ke sana hanya untuk menjemput suaminya pulang? Kalau Julia tahu itu, pasti dia bakal marah besar."Semalam memang aku pergi, tapi ...."Winda berusaha mencari kata-kata yang tepat. Tapi dari seberang sana terdengar ramai, Julia tampaknya sibuk. Melihat Winda rag
Dua foto terlampir di postingan itu.Winda mengklik yang pertama. Di foto itu, dia tampak sedang berjalan sambil merangkul lengan Hengky. Wajah samping Hengky terlihat jelas, tapi wajah Winda sepenuhnya tertutup oleh Hengky, tidak terlihat sedikit pun.Winda membuka foto kedua. Foto itu memperlihatkan dirinya dan Santo yang masuk ke klub malam. Wajahnya terlihat sangat jelas di foto ini. Dari pakaian yang dia kenakan, jelas sekali dia adalah wanita yang sama yang berjalan bersama Hengky.Winda mengecek waktu postingan. Ternyata postingan itu diposting pada dini hari. Mungkin karena akun tersebut tidak punya banyak pengikut, jadi baru muncul di trending sekarang.Namun, keputusan Hengky untuk menghadiri pesta kemarin malam adalah spontan. Winda juga baru datang ke sana setelah menerima telepon dari Santo. Tidak mungkin paparazzi tahu terlebih dahulu tentang itu. Sekarang yang paling bisa dicurigai adalah Roma. Tapi Roma cerdas. Meskipun dia mungkin ingin mendapatkan keuntungan dari Heng
Orang-orang mulai bergegas keluar dari ruang rapat, tapi Julia tetap di sana.“Pak, tadi siapa yang telpon? Kok jadi berubah pikiran?” Julia bertanya dengan rasa penasaran.Ivan melirik Julia dengan wajah yang tampak kesal. “Siapa lagi kalau bukan tokoh utama dari masalah kali ini, Pak Hengky kita ini.”Julia mendekatkan kursinya ke Ivan dan bertanya dengan suara pelan, “Dia bilang apa?”“Nggak banyak. Cuma bilang setengah jam lagi dia akan ke kantor, mau ketemu.”Ivan tidak menyangka Hengky akan meneleponnya. Biasanya Pak Hengky ini lebih suka menyelesaikan masalah dengan cepat tanpa banyak drama. Lagipula, isu ini tidak terlalu berdampak besar bagi dia. Jikapun sampai tersebar, paling Pak Hengky hanya akan dianggap playboy. Bukan masalah besar, ‘kan?Namun beda ceritanya bagi Winda. Jika sampai kabar ini terbukti, tidak cuma karirnya di dunia hiburan yang terancam, tapi fansnya Martin juga tidak akan memaafkannya.Julia tampak ragu sejenak, kemudian berkata dengan nada penuh spekulas
Hengky menatap Ivan tanpa ekspresi, lalu berkata dengan suara yang datar, "Apa rencana yang udah disiapin PR kalian?"Sebelum Ivan dapat menjawab, tiba-tiba di benaknya muncul ucapan Julia, membuatnya merasa tidak nyaman.Dengan sedikit keberatan, Ivan kemudian mengungkapkan dengan jujur rencana yang telah dibahas di perusahaan kepada Hengky.Ketika Hengky mendengar bagian "agar Martin mengeluarkan pernyataan di sosmed bahwa semalam ia bersama Winda", sorot matanya menjadi lebih tajam, dengan aura mengancam.Hengky dengan ritmis mengetuk meja dengan jarinya, mempengaruhi denyut jantung Ivan yang berdegup kencang. Melihat ekspresi Hengky yang semakin serius, Ivan mengusap keringat di dahinya."Pak Hengky, ada yang 'kurang pas' dengan rencana ini?" tanyanya."Kamu sudah diskusi dengan Winda?" Hengky bertanya dengan nada penuh pertanyaan, ekspresinya tetap sulit ditebak.Pertanyaan ini membawa banyak pemikiran di pikiran Ivan, terutama mengenai komentar Julia sebelumnya. Mungkinkah ada hu