Share

Malu

Penulis: Erna Azura
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-06 10:50:25

Ghazanvar harus menahan dirinya lagi karena Naraya yang tengah terlelap dalam pelukan pria itu tidak sadar kalau dadanya terekspose karena kerah di bagian gaun tidurnya sobek akibat ulah Ghazanvar.

Perlahan Ghazanvar merapihkan kerah gaun tidur Naraya agar menutupi dadanya yang padat dan sintal.

Ghazanvar sudah banyak menikmati bagian menyembul di dada seorang perempuan tapi baru Naraya—yang dia rasakan secara sadar—bagian menyembul di dadanya yang terasa paling padat tapi kenyal dan tidak turun, mungkin karena masih perawan dan belum terjamah pria manapun.

Ghazanvar bangga sekali menjadi yang pertama.

Pria itu memberi jarak sedikit pada tubuh mereka sehingga dapat melihat wajah cantik Naraya yang sedang terlelap.

Bibirnya mingkem malah ada sedikit senyum di sana.

Sedang tidur saja Naraya cantik sekali, mungkin bidadari akan insecure bila disandingkan dengan Naraya.

Ghazanvar akui kalau Naraya memang secantik itu, tapi apakah dia telah mencintai Naraya?

Tangan Ghazanvar terulur menghe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Menuju Cinta   Marahnya Naraya

    Naraya dan Ghazanvar serta Alex di drop di depan pintu utama area perbelanjaan.Tempatnya seperti sebuah kota kecil bukan gedung mall tapi di sana terdapat butik-butik dari merek ternama dunia.Ghazanvar yang biasa menggenggam tangan Naraya ketika sedang berjalan pun mencoba meraih tangan Naraya dan lagi-lagi segera dihempaskan oleh tunangannya yang sedang merajuk itu.Akhirnya Ghazanvar mengalah, membiarkan Naraya sampai puas merajuk.Tapi pria itu tetap di samping Naraya mengikuti Alex masuk ke sebuah butik branded ternama dunia yang terkenal dengan tasnya.“Kamu mau tas yang mana?” Ghazanvar bertanya pada Naraya yang bukannya memilih malah duduk di sofa berbentuk awan di tengah butik.“Terserah ….” Naraya menjawab malas-malasan, melipat tangan di dada sambil mengarahkan pandangannya ke mana pun asal tidak menatap Ghazanvar.“Oke,” kata Ghazanvar lantas meninggalkan Naraya.“Saya mau semua model tas yang dijual di toko ini,” kata Ghazanvar kepada salah satu pelayan toko yang memakai

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Perjalanan Menuju Cinta   Cemburunya Ghazanvar

    “Tumben beberapa hari ini kamu bisa latihan, enggak ke rumah Nay?” Pertanyaan dari Radeva itu terlontar setelah mereka bertiga masuk ke dalam ruang ganti.Ketiganya baru saja melakukan latihan rutin menembak dan mengasah ilmu beladiri dengan tangan kosong. “Iya, tumben banget … biasanya balik gawe langsung ke rumah Nay.” Anasera menimpali sambil membuka sarung tangan, sebenarnya dia sedang bersarkasme.“Nay lagi ngambek, gara-gara gue ajakin petting.” *Petting adalah aktifitas seksual tanpa penetrasi.“Oh ya?” Radeva tersenyum lebar, tatap matanya seolah menagih Ghazanvar bercerita lebih banyak lagi.“Weekend kemarin itu aku ajak Nay ke Paris buat foto prewed … terus sengaja donk booking satu kamar aja biar bisa bobo bareng … si Alex sialan malah beliin gaun tidur semi lingery buat Nay … kita memang enggak bawa baju dari Jakarta, kebetulan memang ngedadak ngajakin Nay ke Paris, kalau diskusi dulu pasti dia enggak akan mau … ya terpancing lah hasrat aku yang sudah hampir satu bulan e

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Perjalanan Menuju Cinta   Posesif

    “Abaaaang! Udaaaah ….” Akhirnya Naraya turun dari dalam mobil setelah mengumpulkan keberaniannya.Dia memeluk Ghazanvar, mendorong tubuh pria itu menggunakan dadanya agar mundur dan berhenti menghajar Khafi yang telah babak belur.“Kamu selingkuh, Nay! Padahal weekend ini kita mau nikah! Aku pikir kamu perempuan terhormat tapi kamu—“Plak!Naraya menampar Ghazanvar tetap di pipi yang sudut bibirnya sobek akibat hantaman kepalan tangan Khafi.Napas gadis itu memburu sambil berlinang air mata.“Nay enggak selingkuh … kenapa sih Abang enggak tanya Nay dulu? Kenapa enggak denger penjelasan Nay dulu?” Naraya berujar serak disela isak tangis.Sementara itu Khafi yang babak belur dan tersungkur di aspal dibantu Anasera untuk berdiri.“Abang jahat! Nay benci Abang!” Naraya berseru lantang lantas membalikan badan hendak menghampiri Khafi namun Ghazanvar menarik tangannya.“Nay!” “Lepasin!” Naraya meronta dan bersamaan dengan itu mobil Poisi datang.Seorang Polisi turun menghampiri mereka.“Ik

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Perjalanan Menuju Cinta   Berakhir Dengan Damai

    Diskusi dengan pihak Kepolisian dan Khafi serta kedua orang tua Khafi berakhir dengan jalan damai.Papi Arkana meminta maaf kepada kedua orang tua Khafi dan berjanji akan memberikan sumbangan dengan nilai yang besar untuk Yayasan kampus Naraya.Tapi sebelumnya papi meminta Ghazanvar meminta maaf kepada Khafi yang langsung dituruti pria itu tapi tidak dari hati.Dengan berani, Ghazanvar juga meminta maaf kepada kedua orang tua Khafi agar urusan mereka di kantor Polisi segera selesai.Bagi Ghazanvar lebih mudah minta maaf dari pada minta ijin.Mami Zara meminta petugas medis datang ke kantor Polisi menggunakan mobil ambulance untuk membawa Khafi ke rumah sakit tapi Khafi menolak dan hanya bersedia diobati oleh petugas medis menggunakan obat-obatan yang tersedia di mobil ambulan saja.“Mas Khafi, Nay minta maaf ya.” Naraya menghampiri Khafi yang sedang diobati memar diwajahnya.“Enggak apa-apa, Nay.” Khafi mengatakannya dengan ekspresi masih kesal kepada Ghazanvar.Naraya berdiri menatap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjalanan Menuju Cinta   Batal

    Di kantor Polisi tadi Ghazanvar belum meminta maaf dengan benar kepada Naraya.Sebelum hari pernikahan yang hanya tinggal dua hari lagi, Naraya dan Ghazanvar memang harus banyak bicara untuk meyakinkan apakah pernikahan ini perlu dilanjutkan atau tidak.Naraya sendiri tidak meronta lagi, dia pasrah saat Ghazanvar membawanya ke kamar milik pria itu.Memangnya apa yang akan dilakukan Ghazanvar pada Naraya di rumah orang tuanya?Justru Naraya tenang karena mami papi pasti akan menjaganya.Langkah Ghazanvar yang berada di depan Naraya berhenti di sebuah pintu.Pria itu mendorongnya dan mereka di sambut oleh nyala lampu.Seekor kucing melompat ke kaki Naraya membuatnya terkejut.“Aaaarrghh … kuciiiing!” Naraya melompat-lompat sampai akhirnya tanpa sadar dia naik ke atas gendongan Ghazanvar seperti Baby Koala.Smirk di bibir Ghazanvar muncul, akhirnya dia bisa memeluk Naraya meski harus dengan cara menggendongnya.“Meeeeong …..” makhluk berbulu yang lucu itu bersuara.“Kamu takut kucing?” G

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Perjalanan Menuju Cinta   Semua Membela Ghazanvar

    “Mami … kayanya Nay batalin aja ya pernikahan Nay sama Abang, Nay takut dipukul Abang setelah Nay nikah sama Abang nanti ….” Naraya akhirnya berani mengungkapkan apa yang ada dibenaknya langsung kepada mami Zara dan papi Arkana saat sarapan pagi di depan keempat adik Ghazanvar.Ghazanvar yang duduk di samping Naraya langsung menoleh dramatis.Dia pikir sewaktu tadi malam Naraya mengatakan hal yang sama kepadanya hanyalah sebuah ancaman belaka.“Nay … jangan gitu donk, aku minta maaf ….” Ghazanvar memohon.“Ternyata Abang kasar ….” Naraya bergumam, pandangannya tertuju pada piring yang dia aduk-aduk menggunakan sendok tidak berselera.“Tapi hati Abang sebenarnya baik, kok Nay!” Aruna buka suara.“Abang juga penyayang, Nay!” Arnawarma menambahkan.“Paling perhatian di seluruh keluarga Gunadhya.” Reyzio menimpali.“Dia juga setia lho, Nay.” Narashima sedang berdusta.Adik ketiga Ghazanvar itu tahu kelakuan Ghazanvar yang sering membayar wanita untuk menjadi tempat pelampiasan ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Perjalanan Menuju Cinta   Arnawarma dan Anasera

    Naraya, Afifah dan Anggit sedang duduk di kantin menunggu Ghazanvar menjemput.Dua sahabat Naraya itu telah terinfo mengenai tragedi malam tadi yang membuat Khafi babak belur.Itu pun karena Afifah bertemu Khafi dalam kondisi wajah memar lalu dia membahasnya dengan Naraya yang kemudian menjelaskan apa yang terjadi.Naraya juga memberitahu mereka kalau dia sempat ingin membatalkan pernikahannya dengan Ganzanvar.“Wajar lah Ghaza cemburu, dia ‘kan enggak tanu siapa mas Khafi.” Anggit membela Ghazanvar.“Tapi enggak dengan cara kekerasan juga lah, Git.” Afifah ternyata tidak suka mengetahui Ghazanvar yang kasar.“Namanya juga anak muda ….” Anggit tetap membela Ghazanvar.“Mungkin ke depannya kamu harus sering jujur dan cerita tentang siapa-siapa cowok yang deket sama kamu.” Afifah memberi saran.“Seenggaknya, cemburunya Ghaza itu menunjukkan kalau dia mencintai kamu.” Anggit menyalurkan pikiran positif membuat hati Naraya percaya kalau Ghazanvar memang telah mencintainya.Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Perjalanan Menuju Cinta   Latihan

    Naraya menatap sendu dua gundukan yang baru saja dia taburkan bunga di atasnya.Gadis bermata indah itu ijin kuliah sehari karena banyak yang harus dia urus sebelum hari pernikahan.Ghazanvar juga mengambil cuti kerja, bukan hanya untuk mengantar Naraya ke Bandung tapi juga untuk melakukan banyak persiapan sebelum hari pernikahan yang akan berlangsung besok.Sebelum subuh, Naraya dan Ghazanvar diantar supir pergi ke Bandung untuk mengunjungi makam kedua orang tua Naraya.Naraya baru sempat datang hari ini karena selain kuliah dan latihan untuk lomba, Naraya juga sibuk mempersiapkan pernikahan.Air mata Naraya mengalir tanpa isak tangis, meski begitu napas Naraya memburu menahan gemuruh di dada.“Ibu … Bapak … Nay meminta restu untuk menikah dengan abang Ghaza … maaf Nay enggak bisa memenuhi janji Nay untuk menikah setelah jadi orang sukses … tapi Nay akan tetap berusaha membuat bangga Ibu dan Bapak ….” Naraya mengucapkannya di dalam hati dan dia menjeda

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Perjalanan Menuju Cinta   Terungkap

    Tiba-tiba dosen yang seharusnya mengajar kelas terakhir batal mengajar karena ada keperluan mendadaks.Afifah sedang mengikuti kelas terakhir mata kuliah lain dan Anggit tidak ada kelas hari ini sedangkan Naraya memiliki janji dengan dokter kandungan sore nanti setelah Ghazanvar pulang kerja dan menjemputnya ke sini.“Kalau pulang dulu ke rumah … jauh lagi abang jemputnya ….” Naraya sedang menimbang.Pasalnya rumah sakit mami Zara lebih dekat dijangkau dari kampus dari pada dari rumah.Naraya meminta solusi Ghazanvar, dia mengirim pesan singkat kepada suaminya.Naraya : Bang, dosen Nay enggak jadi ngajar.Ghazanvar : aku suruh orang jemput kamu sekarang ya, kamu nunggu di ruangan aku aja, sekarang aku lagi meeting.Naraya : Oke.Lima belas menit Naraya menunggu di bangku taman, tiba-tiba terdengar suara helikopter mendarat di landasan heli di rooftop gedung Rektorat.Naraya memandangi rooftop gedung yang berada tepat di sebelahnya.“Hebat banget ya kalau punya previllage sek

  • Perjalanan Menuju Cinta   Pelan-Pelan

    Naraya menderapkan langkah menyusuri jalan setapak menuju kelas berikutnya.“Nay!” Suara berat seorang pria membut langkahnya berhenti, dia lantas menoleh ke asal suara.“Stop di situ!” Naraya berseru sambil mengangkat tangan.Langkah Khafi seketika terhenti, wajah tampan itu pun melongo bingung.“Mas Khafi chat aja, jangan deket-deket Nay dulu … nanti suami Nay marah, Nay lagi banyak pikiran enggak mau ditambah berantem sama abang juga.” Kedua alis Khafi terangkat hanya bisa diam membeku sembari menatap punggung Naraya yang dengan cepat menjauh.Ada gejolak di dada Naraya rasanya ingin marah-marah.Naraya tidak mengerti, ingin menangis juga sebenarnya tapi lebih besar perasaan ingin marah-marah, entah kenapa, Naraya juga bingung.Dia tidak bicara dengan teman-temannya selama kelas berikutnya berlangsung sampai akhirnya kelas berakhir kemudian Naraya pergi ke parkiran.“Awas aja ya kalau sampai abang Ghaza belum sampe, Nay pulang sendiri …,” ancamnya sembari misuh-misuh.Na

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ada Apa Dengan Naraya

    “Lho Nay, mau ke mana?” Ghazanvar yang baru saja keluar dari kamar mandi bertanya dengan kening berkerut tidak suka melihat Naraya memakai pakaian untuk kuliah berupa kemeja dan celana jeans.“Mau kuliah, Bang.” Naraya menjawab sembari menyisir rambut panjangnya tanpa berani menatap mata sang suami.“Tapi kamu ‘kan kemarin malam masih lemes sampai aku gendong dari mobil ke kamar … ijin dulu lah Nay sehari,” pinta Ghazanvar baik-baik demi kesehatan Naraya dan janin yang ada di dalam perutnya.“Enggak bisa Bang, sekarang ada ujian praktek menari—“ Kalimat Naraya terhenti teringat ucapan papi Arkana saat di Singapura.Dia menunduk menatap perutnya yang masih rata kemudian mengusap lembut di sana.“Naaay … gimana kalau kamu cuti dulu sampai melahirkan?” bujuk Ghazanvar, kedua tangannya terulur memeluk Naraya dari belakang.Dia juga ikut mengusap perut Naraya menggunakan kedua telapak tangannya yang besar.Banyak kecupan Ghazanvar berikan di belakang kepala Naraya.“Aku sayang kamu

  • Perjalanan Menuju Cinta   Pengantin Baru

    “An …,” panggil Arnawarma lembut sembari menurunkan sleting gaun Anasera.“Hem?” Anasera mendengung sebagai respon.“Kita buat yang kaya di perutnya Nay, yuk!” bujuknya seperti anak kecil.Anasera terkekeh, membalikan tubuhnya kemudian mendongak menatap sang suami yang tinggi menjulang di depannya.“Kamu enggak bosen? Tiap malam kita bercinta, sampai malam sebelum akad nikah aja kamu menyusup ke kamar aku untuk bercinta … tadi malam juga kita bercinta.” Anasera melapisi sisi wajah Arnawarma.Dan kenapa Anasera baru benar-benar menyadari kalau Arnawarma sangat tampan, bahkan menurut Anasera, Arnawarma paling tampan di antara adik-adik dan kakaknya.“Enggak lah masa bosen.” Arnawarma menurunkan gaun Anasera dari pundaknya.Kini hanya tersisa celana kain berenda menutup bagian inti Anasera sedangkan dua bagian menyembul di dadanya menggantung tampak seksi.Arnawarma meremat lembut salah satu bagian itu dengan sorot mata teduh.“Nawa.” Jemari ramping Anasera membuka satu persatu

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ucapan Selamat

    Sekembalinya dari rumah sakit, Ghazanvar langsung membawa Naraya ke kamar, tidak kembali ke pesta yang saat itu belum berakhir.Naraya langsung berbaring di ranjang karena tubuhnya terasa lemas sekali.Dia berbaring miring, menekuk kakinya dengan tangan pengusap perut.Tiba-tiba air mata Naraya menetes lagi, dadanya bergemuruh mengakibatkan sesak dan dia mulai terisak.“Sayaaang.” Ghazanvar yang sedang menanggalkan tuxedonya bergegas mendekat.“Are you oke?” Ghazanvar naik ke atas ranjang memeluk Naraya.“Nay enggak apa-apa tapi enggak tahu kenapa ingin nangis.” Naraya bicara di antara isak tangis.“Ingin nangisnya karena apa? Aku salah apa, sayang?” “Enggak, Abang enggak salah … Nay, inget sama ibu dan Bapak.” Ghazanvar memberikan kecupan di puncak kepala Naraya lantas mengeratkan pelukan.“Mereka pergi sebelum sempat melihat cucunya,” sambung Naraya terisak.Ghazanvar mengerti apa yang Naraya rasakan. “Nanti kita datang ke pemakaman kedua orang tua kamu setelah anak kit

  • Perjalanan Menuju Cinta   Akan Menjadi Seorang Ayah

    Naraya terpana begitu masuk ke dalam Ballroom yang disulap seperti hutan peri.Banyak bunga, pohon-pohon artifisial serta lampu warna-warni.“Bro!“ Radeva merangkul pundak Ghazanvar.“Dari mana, Dev?” tanya Ghazanvar terkejut.“Abis telepon Ipeh.” Radeva menggerakan tangannya yang memegang handphone.“Ini kayanya si Ana berusaha keras banget nutupin jati diri dia yang sebenarnya.” Radeva berpendapat sembari memindai seluruh ruangan Ballroom.“Kenapa? Gara-gara tema dekornya fairythopia?” Ghazanvar menebak dan Radeva menganggukan kepalanya sebagai respon.“Gimana kalau ide tema ini idenya si Nawa?” ujar Ghazanvar lantas tergelak.“Bisa jadi sih! Si Ana ‘kan sukanya warna item dengan tema serba minimalis … enggak kaya pesta ulang tahun anak cewek umur tujuh tahun gini.” Ghazanvar tertawa lagi menanggapi.Lalu suara MC terdengar membuka acara, satu persatu tamu undangan mulai berdatangan.MC yang menggunakan bahas Inggris itu memberi instruksi agar para tamu membuat sebuah li

  • Perjalanan Menuju Cinta   Ana&Nawa’s Wedding Day

    Ghazanvar berdecak lidah kesal saat melihat Naraya berjalan mendekat.Istrinya tampak cantik sekali mengenakan gaun untuk resepsi pernikahan Arnawarma dan Anasera.“Nay, ah … kamu kenapa cantik-cantik banget sih!” seru Ghazanvar dengan tampang tidak suka.“Ih, kok Abang gitu … istrinya cantik malah protes.” Sebagai seorang perempuan, Aruna tidak suka dengan sikap kasar sang kakak kepada istrinya di depan banyaknya sepupu mereka.“Nanti kalau banyak yang terpesona terus mau ngerebut dia dari Abang, gimana?” Ghazanvar mengungkapkan alasannya.“Kata cowok yang pernah berusaha ngerebut istri dari adik sepupunya sendiri,” celetuk Narashima santai dengan tatapan fokus pada gadgetnya karena sedang main game.Semua lantas tergelak menertawakan Ghazanvar membuat pria itu merotasi bola matanya dan raut wajah Naraya yang tadi menegang pun perlahan melembut.“Duduk, Nay.” Reyzio bangkit dari samping Ghazanvar memberi tempat untuk Naraya.Seluruh Gunadhya sedang berkumpul di lobby sebuah h

  • Perjalanan Menuju Cinta   Perform

    “Nay … seriusan aku enggak tahu kalau papi nyumbang buat acara ini.” Ghazanvar membuka pembicaraan setelah beberapa menit semenjak mereka masuk ke dalam mobil—Naraya bungkam seribu bahasa.“Sebenarnya Nay enggak masalah, Bang … cuma Nay khawatir orang-orang bergosip kalau Nay bisa selalu mewakili kampus karena mertuanya penyumbang terbesar setiap acara di kampus.” Naraya terdengar menggerutu, bibirnya mengerucut dengan wajah ditekuk.“Nanti aku bilang sama papi ya untuk enggak selalu andil, tapi kayanya pihak kampus yang ngajuin proposal duluan ke papi … sekarang papi sama Rektornya ‘kan bestian, teman golf.”Naraya menoleh menatap suaminya. “Oh ya?” Kedua alis wanita yang memiliki mata seperti almond itu terangkat.Setelah untuk yang pertama kalinya papi Arkana dan papanya Khafi bertemu di kantor Polisi karena urusan sang putra yang berkelahi dan setelah itu mereka jadi akrab.“Iya sayang … ya masa sama bestie enggak royal,” kata Ghazanvar lagi kemudian tertawa.“Ya kalau git

  • Perjalanan Menuju Cinta   Gladi

    Ghazanvar sengaja tidak masuk kantor untuk melakukan gladi di kampus Naraya, tapi bukan berarti pria itu tidak bekerja—Ghazanvar masih bertanggung jawab pada pekerjaannya dengan membawa MacBook dan mengerjakan apa yang biasa dia kerjakan di kantor dari kampus Naraya atau lebih tepatnya Aula utama tempat pentas seni akan berlangsung besok.Sesekali matanya mengawasi interaksi antara Naraya dengan Khafi, mereka tampak akrab sekali.Ghazanvar jadi kesal dan dia tidak mau repot-repot menutupi ekspresi benci di wajahnya untuk Khafi.Lihat saja bagaimana tajamnya tatap mata Ghazanvar tertuju pada Khafi saat netra mereka tidak sengaja bersirobok.“Abang Ghaazaaa.” Afifah datang membawa satu cup kopi untuk Ghazanvar.“Ini buat Abang,” katanya manis sekali.“Waaah, curiga nih pasti kamu mau nanya-tanya tentang Radeva ya!” tebak Ghazanvar membuat Afifah menyengir lebar.Ghazanvar tertawa karena tebakannya benar sampai berhasil mengambil alih perhatian Naraya dan Khafi yang berada di atas

DMCA.com Protection Status