Share

Bab 1617

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Baik, aku akan menemui Wira dulu." Sesudah mengiakan, Kepala Keluarga Ghanim langsung berjalan ke luar.

Saat ini, Wira sudah membawa Julian ke pintu masuk Sekte Langit. Dia berkata, "Lihat saja selama mungkin. Setelah pergi, kita mungkin nggak akan kembali dalam waktu dekat ini. Tentu saja, kalau semuanya sesuai dugaanku, aku nggak ingin menginjakkan kaki ke tempat ini lagi untuk selamanya."

"Entah Sekte Langit apaan, nama ini nggak pantas bagi mereka! Tempat ini penuh dengan kejahatan, kepalaku bisa sakit kalau terus di sini!" Wira melipat lengannya di depan dada sambil mendengus. Kalau bukan karena Julian, dia sudah malas meladeni Juan. Entah ayah macam apa yang menyuruh putrinya mengikuti pertarungan seperti itu.

Julian tidak berbicara, hanya merasa enggan. Lagi pula, ini rumahnya, dia dibesarkan di sini. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah meninggalkan Sekte Langit. Begitu pergi ke dunia fana, dia pun langsung bertemu Wira. Sesudah itu, terjadi banyak sekali hal yang di luar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1618

    Sebelumnya, Arham dan Wira bukanlah teman. Sesudah terjadi berbagai masalah, kini mereka berdua sudah menjadi sahabat.Dilihat dari situasi ini, Arham dan Wira seperti akan berkelahi. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh Julian? Apakah dia harus membantu salah satu dari mereka?"Ehem, ehem." Ketika suasana mulai menegang, terdengar suara berdeham seseorang. Tampak pula Kepala Keluarga Ghanim yang perlahan-lahan menghampiri mereka bertiga."Ayah, bukannya kamu menyuruhku membawanya? Kenapa datang sendiri? Kamu takut aku gagal membujuknya? Aku sudah menjelaskannya barusan, pokoknya aku nggak akan membiarkannya pergi sebelum mengikutiku. Meskipun dia punya senapan, aku yakin dia nggak akan berani menyakitiku!" jelas Arham sambil melipat lengan di depan dada.Entah dari mana datangnya kepercayaan diri orang ini, Wira mengerlingkan mata memikirkannya. Namun, dia tidak memedulikan Arham lagi, melainkan menatap Kepala Keluarga Ghanim.Wira sudah menyinggung mereka, sampai-sampai Kepala Kelua

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1619

    "Itu urusan kalian, aku malas ikut campur. Pokoknya, aku sudah menyatakan sikapku. Aku nggak peduli apa yang akan kalian lakukan di kemudian hari, terserah kalian saja," timpal Wira sembari mengedikkan bahunya dan tidak memedulikan Kepala Keluarga Ghanim lagi.Barusan Wira memang sempat berubah pikiran, tetapi dia tidak sengaja menemukan orang Keluarga Bashra yang bersembunyi di sekitar.Semua orang dari 8 keluarga terbesar memang berengsek. Wira tidak ingin punya hubungan dengan mereka agar tidak terkena masalah.Wira lebih memilih untuk kembali ke dunia fana yang bebas. Lagi pula, Sekte Langit akan berusaha mencegah Sekte Gunung menghancurkan keseimbangan. Mereka semua orang egois sehingga tidak akan membiarkan siapa pun merusak keseimbangan."Sobat, tadi kamu bukan bicara seperti ini. Kita bisa membahasnya lagi ...," ucap Kepala Keluarga Ghanim. Sayangnya, Wira tidak memberinya kesempatan dan langsung menggandeng tangan Julian untuk pergi.Di aula Sekte Langit."Sepertinya, dia ngga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1620

    Meskipun keduanya adalah sahabat, Arham selalu jail. Wira mencemberutkan bibirnya, melihat mata Arham berbinar-binar.Keterampilan bela diri Arham termasuk hebat. Jika dia bersedia bergabung dengan Dusun Darmadi, Wira tentu akan diuntungkan!"Kamu sudah yakin mau ikut? Gimana dengan ayahmu?" tanya Wira. Dia jelas sudah diuntungkan, tetapi masih banyak tanya."Aku ikut denganmu juga karena perintah ayahku. Dia sudah lama muak dengan kehidupan di Sekte Langit, tapi nggak bisa pergi seenaknya karena status dan tanggung jawabnya. Aku berbeda, aku bisa pergi ke mana pun dan nggak ada yang bisa mengaturku!""Makanya, dia baru menyuruhku mengejarmu dan pergi bersamamu. Anggap saja ini sebagai latihan di dunia fana," jelas Arham yang sudah tiba di hadapan Wira."Kalau begitu, mari kita berangkat bersama," balas Wira. Segera, ketiga orang itu memulai perjalanan mereka untuk kembali ke Dusun Darmadi.Kini, dunia sedang kacau. Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana masih berkonflik. Meskipun Kerajaa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1621

    Wira hanya ingin mempertahankan Dusun Darmadi dan menghabiskan sisa hidupnya bersama keluarga serta sahabatnya. Akan tetapi, dia tidak ingin melihat dunia berada dalam kekacauan. Faktanya, kekacauan makin merajalela sekarang."Kak Wira, bagaimana kalau kita mengerahkan pasukan juga? Dengan kemampuan kita sekarang, Kerajaan Nuala ataupun Kerajaan Beluana nggak akan berani melawan. Selain itu, kita hanya perlu mencari kesempatan untuk menyatukan dunia. Kamu akan menjadi penguasanya!""Kami akan melindungi dan mendukungmu. Asalkan kamu naik takhta, aku yakin kamu bisa menjadi penguasa baik dan dunia akan damai!" usul Danu langsung. Orang-orang turut mengiakan dengan semangat.Kehidupan mereka sudah sangat terhormat sekarang, bahkan reputasi mereka ada di mana-mana. Namun, hal ini masih belum cukup.Jika Wira bisa menjadi penguasa, mereka tentu akan menjadi pejabat dan menikmati kemuliaan dan kejayaan yang tiada habisnya. Ini adalah impian semua orang!Wira mengetuk meja dengan perlahan. D

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1622

    Biantara tahu betul informasi di seluruh provinsi, bahkan tahu gunung mana saja yang ditempati oleh para bandit."Tenang saja, aku saja bisa keluar masuk Sekte Langit sesuka hati, para bandit itu nggak akan bisa merepotkanku." Selesai berbicara, Wira langsung berjalan pergi.Wira baru tiba di Dusun Darmadi dan belum sempat menemui istri-istrinya, tetapi sudah dicari oleh Biantara dan lainnya. Bagaimanapun, dia harus melihat ketiga istrinya dulu.Begitu Wira memasuki kediaman, terdengar tawa dari halaman."Kak! Kudengar Wira sudah pulang dan sedang mendiskusikan sesuatu. Mungkin dia akan kembali sebentar lagi. Apa kita perlu merapikan diri dulu? Orang-orang bilang wanita harus mementingkan penampilan. Suami kita akan pulang, masa kita berantakan begini?"Yang berbicara adalah Dewina. Dia biasanya selalu bersikap santai, bahkan tidak mementingkan hal-hal detail. Meskipun demikian, dia sebenarnya orang yang sangat berwaspada.Wulan membalas, "Kita semua tahu Wira merindukan kita. Tapi, ka

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1623

    Dewina sengaja memanjangkan suaranya, bahkan jari tangannya terus menggambar lingkaran di dada Wira. Dia meneruskan, "Suamiku, beri tahu kami dulu, gimana kamu akan menghukum kami kalau membuat kesalahan? Jangan-jangan, menyiksa kami di ranjang?"Wajah Wulan seketika memerah mendengarnya, sedangkan Dian terbatuk dengan canggung. Wanita ini benar-benar tidak tahu batasan! Jika ada orang luar yang mendengarnya, bukankah mereka akan malu?"Uhuk, uhuk. Apa saja isi otakmu ini? Kalau bukan karena sibuk, aku pasti sudah menghukummu!" sahut Wira. Kemudian, dia menjulurkan tangannya dan menggelitik ketiak Dewina.Dewina yang tidak sempat menghindar pun tertawa geli. Dia paling takut digelitik, sedangkan Wira jelas mengetahui titik lemahnya dan sengaja menindasnya."Sudah, sudah, aku minta maaf!" ujar Dewina segera. Dia buru-buru menghindar dan tidak berani mencari masalah dengan Wira lagi."Begini baru benar. Kalau sembarangan bicara lagi, aku akan memberimu pelajaran," ucap Wira yang menyerin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1624

    Wira benar-benar tidak kepikiran, siapa lagi di dunia ini yang begitu hebat?"Untuk sementara belum tahu. Kita harus masuk sendiri ke istana untuk menyelidikinya. Sekarang situasi begitu kacau, apa kita perlu mengutus Pasukan Zirah Hitam mengikuti kita untuk mencegah terjadinya kejadian nggak diinginkan? Setidaknya, mereka bisa melindungi kita," usul Biantara.Dengan adanya Pasukan Zirah Hitam, keselamatan mereka tentu lebih terjamin. Wira mengernyit sambil melambaikan tangannya dan menolak, "Nggak usah dulu. Kalau Pasukan Zirah Hitam datang, Dusun Darmadi akan menjadi kosong melompong. Musuh bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang!""Ada banyak orang yang harus dilindungi di Dusun Darmadi, apalagi situasi sedang nggak baik. Kita berdua saja yang urus masalah ini. Lagi pula, aku pernah tinggal di istana Kerajaan Nuala, seharusnya nggak akan ada masalah."Meskipun berbicara begitu, Wira sebenarnya merasa tidak yakin. Kedua kerajaan ini memang tidak berani sembarangan mengambil

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1625

    Dalam sekejap, keduanya telah memasuki Kedai Teh Sindu."Tuan-tuan, silakan masuk. Kalian mau menginap atau makan?" tanya seorang pelayan yang bergegas maju dengan sopan."Suruh bosmu keluar. Berikan barang ini kepadanya, dia pasti akan menemuiku," perintah Biantara sambil menyerahkan sebuah giok kepada pelayan itu. Kemudian, Biantara menuangkan teh dengan santai dan menyodorkannya kepada Wira duluan.Tanpa ragu sedikit pun, pelayan itu segera menuju ke halaman belakang. Meskipun Kedai Teh Sindu tidak termasuk besar, yang mengurusnya adalah para pelayan. Sementara itu, si bos sangat misterius dan hampir setiap hari bersembunyi di halaman belakang. Selain itu, bos juga melarang orang-orang masuk ke kamarnya, seperti ada rahasia besar."Kak Wira, bos di sini anggota kita, pasti bisa dipercaya. Kita hanya perlu menyuruhnya mengorek informasi, mungkin ada informasi yang kita butuhkan," ujar Biantara.Kini, seluruh anggota jaringan mata-mata di ibu kota Kerajaan Nuala telah tewas. Peristiwa

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

DMCA.com Protection Status