"Baik, aku akan menemui Wira dulu." Sesudah mengiakan, Kepala Keluarga Ghanim langsung berjalan ke luar.Saat ini, Wira sudah membawa Julian ke pintu masuk Sekte Langit. Dia berkata, "Lihat saja selama mungkin. Setelah pergi, kita mungkin nggak akan kembali dalam waktu dekat ini. Tentu saja, kalau semuanya sesuai dugaanku, aku nggak ingin menginjakkan kaki ke tempat ini lagi untuk selamanya.""Entah Sekte Langit apaan, nama ini nggak pantas bagi mereka! Tempat ini penuh dengan kejahatan, kepalaku bisa sakit kalau terus di sini!" Wira melipat lengannya di depan dada sambil mendengus. Kalau bukan karena Julian, dia sudah malas meladeni Juan. Entah ayah macam apa yang menyuruh putrinya mengikuti pertarungan seperti itu.Julian tidak berbicara, hanya merasa enggan. Lagi pula, ini rumahnya, dia dibesarkan di sini. Selama bertahun-tahun, dia tidak pernah meninggalkan Sekte Langit. Begitu pergi ke dunia fana, dia pun langsung bertemu Wira. Sesudah itu, terjadi banyak sekali hal yang di luar
Sebelumnya, Arham dan Wira bukanlah teman. Sesudah terjadi berbagai masalah, kini mereka berdua sudah menjadi sahabat.Dilihat dari situasi ini, Arham dan Wira seperti akan berkelahi. Lantas, apa yang harus dilakukan oleh Julian? Apakah dia harus membantu salah satu dari mereka?"Ehem, ehem." Ketika suasana mulai menegang, terdengar suara berdeham seseorang. Tampak pula Kepala Keluarga Ghanim yang perlahan-lahan menghampiri mereka bertiga."Ayah, bukannya kamu menyuruhku membawanya? Kenapa datang sendiri? Kamu takut aku gagal membujuknya? Aku sudah menjelaskannya barusan, pokoknya aku nggak akan membiarkannya pergi sebelum mengikutiku. Meskipun dia punya senapan, aku yakin dia nggak akan berani menyakitiku!" jelas Arham sambil melipat lengan di depan dada.Entah dari mana datangnya kepercayaan diri orang ini, Wira mengerlingkan mata memikirkannya. Namun, dia tidak memedulikan Arham lagi, melainkan menatap Kepala Keluarga Ghanim.Wira sudah menyinggung mereka, sampai-sampai Kepala Kelua
"Itu urusan kalian, aku malas ikut campur. Pokoknya, aku sudah menyatakan sikapku. Aku nggak peduli apa yang akan kalian lakukan di kemudian hari, terserah kalian saja," timpal Wira sembari mengedikkan bahunya dan tidak memedulikan Kepala Keluarga Ghanim lagi.Barusan Wira memang sempat berubah pikiran, tetapi dia tidak sengaja menemukan orang Keluarga Bashra yang bersembunyi di sekitar.Semua orang dari 8 keluarga terbesar memang berengsek. Wira tidak ingin punya hubungan dengan mereka agar tidak terkena masalah.Wira lebih memilih untuk kembali ke dunia fana yang bebas. Lagi pula, Sekte Langit akan berusaha mencegah Sekte Gunung menghancurkan keseimbangan. Mereka semua orang egois sehingga tidak akan membiarkan siapa pun merusak keseimbangan."Sobat, tadi kamu bukan bicara seperti ini. Kita bisa membahasnya lagi ...," ucap Kepala Keluarga Ghanim. Sayangnya, Wira tidak memberinya kesempatan dan langsung menggandeng tangan Julian untuk pergi.Di aula Sekte Langit."Sepertinya, dia ngga
Meskipun keduanya adalah sahabat, Arham selalu jail. Wira mencemberutkan bibirnya, melihat mata Arham berbinar-binar.Keterampilan bela diri Arham termasuk hebat. Jika dia bersedia bergabung dengan Dusun Darmadi, Wira tentu akan diuntungkan!"Kamu sudah yakin mau ikut? Gimana dengan ayahmu?" tanya Wira. Dia jelas sudah diuntungkan, tetapi masih banyak tanya."Aku ikut denganmu juga karena perintah ayahku. Dia sudah lama muak dengan kehidupan di Sekte Langit, tapi nggak bisa pergi seenaknya karena status dan tanggung jawabnya. Aku berbeda, aku bisa pergi ke mana pun dan nggak ada yang bisa mengaturku!""Makanya, dia baru menyuruhku mengejarmu dan pergi bersamamu. Anggap saja ini sebagai latihan di dunia fana," jelas Arham yang sudah tiba di hadapan Wira."Kalau begitu, mari kita berangkat bersama," balas Wira. Segera, ketiga orang itu memulai perjalanan mereka untuk kembali ke Dusun Darmadi.Kini, dunia sedang kacau. Kerajaan Nuala dan Kerajaan Beluana masih berkonflik. Meskipun Kerajaa
Wira hanya ingin mempertahankan Dusun Darmadi dan menghabiskan sisa hidupnya bersama keluarga serta sahabatnya. Akan tetapi, dia tidak ingin melihat dunia berada dalam kekacauan. Faktanya, kekacauan makin merajalela sekarang."Kak Wira, bagaimana kalau kita mengerahkan pasukan juga? Dengan kemampuan kita sekarang, Kerajaan Nuala ataupun Kerajaan Beluana nggak akan berani melawan. Selain itu, kita hanya perlu mencari kesempatan untuk menyatukan dunia. Kamu akan menjadi penguasanya!""Kami akan melindungi dan mendukungmu. Asalkan kamu naik takhta, aku yakin kamu bisa menjadi penguasa baik dan dunia akan damai!" usul Danu langsung. Orang-orang turut mengiakan dengan semangat.Kehidupan mereka sudah sangat terhormat sekarang, bahkan reputasi mereka ada di mana-mana. Namun, hal ini masih belum cukup.Jika Wira bisa menjadi penguasa, mereka tentu akan menjadi pejabat dan menikmati kemuliaan dan kejayaan yang tiada habisnya. Ini adalah impian semua orang!Wira mengetuk meja dengan perlahan. D
Biantara tahu betul informasi di seluruh provinsi, bahkan tahu gunung mana saja yang ditempati oleh para bandit."Tenang saja, aku saja bisa keluar masuk Sekte Langit sesuka hati, para bandit itu nggak akan bisa merepotkanku." Selesai berbicara, Wira langsung berjalan pergi.Wira baru tiba di Dusun Darmadi dan belum sempat menemui istri-istrinya, tetapi sudah dicari oleh Biantara dan lainnya. Bagaimanapun, dia harus melihat ketiga istrinya dulu.Begitu Wira memasuki kediaman, terdengar tawa dari halaman."Kak! Kudengar Wira sudah pulang dan sedang mendiskusikan sesuatu. Mungkin dia akan kembali sebentar lagi. Apa kita perlu merapikan diri dulu? Orang-orang bilang wanita harus mementingkan penampilan. Suami kita akan pulang, masa kita berantakan begini?"Yang berbicara adalah Dewina. Dia biasanya selalu bersikap santai, bahkan tidak mementingkan hal-hal detail. Meskipun demikian, dia sebenarnya orang yang sangat berwaspada.Wulan membalas, "Kita semua tahu Wira merindukan kita. Tapi, ka
Dewina sengaja memanjangkan suaranya, bahkan jari tangannya terus menggambar lingkaran di dada Wira. Dia meneruskan, "Suamiku, beri tahu kami dulu, gimana kamu akan menghukum kami kalau membuat kesalahan? Jangan-jangan, menyiksa kami di ranjang?"Wajah Wulan seketika memerah mendengarnya, sedangkan Dian terbatuk dengan canggung. Wanita ini benar-benar tidak tahu batasan! Jika ada orang luar yang mendengarnya, bukankah mereka akan malu?"Uhuk, uhuk. Apa saja isi otakmu ini? Kalau bukan karena sibuk, aku pasti sudah menghukummu!" sahut Wira. Kemudian, dia menjulurkan tangannya dan menggelitik ketiak Dewina.Dewina yang tidak sempat menghindar pun tertawa geli. Dia paling takut digelitik, sedangkan Wira jelas mengetahui titik lemahnya dan sengaja menindasnya."Sudah, sudah, aku minta maaf!" ujar Dewina segera. Dia buru-buru menghindar dan tidak berani mencari masalah dengan Wira lagi."Begini baru benar. Kalau sembarangan bicara lagi, aku akan memberimu pelajaran," ucap Wira yang menyerin
Wira benar-benar tidak kepikiran, siapa lagi di dunia ini yang begitu hebat?"Untuk sementara belum tahu. Kita harus masuk sendiri ke istana untuk menyelidikinya. Sekarang situasi begitu kacau, apa kita perlu mengutus Pasukan Zirah Hitam mengikuti kita untuk mencegah terjadinya kejadian nggak diinginkan? Setidaknya, mereka bisa melindungi kita," usul Biantara.Dengan adanya Pasukan Zirah Hitam, keselamatan mereka tentu lebih terjamin. Wira mengernyit sambil melambaikan tangannya dan menolak, "Nggak usah dulu. Kalau Pasukan Zirah Hitam datang, Dusun Darmadi akan menjadi kosong melompong. Musuh bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang!""Ada banyak orang yang harus dilindungi di Dusun Darmadi, apalagi situasi sedang nggak baik. Kita berdua saja yang urus masalah ini. Lagi pula, aku pernah tinggal di istana Kerajaan Nuala, seharusnya nggak akan ada masalah."Meskipun berbicara begitu, Wira sebenarnya merasa tidak yakin. Kedua kerajaan ini memang tidak berani sembarangan mengambil
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m