Share

Bab 1622

Penulis: Arif
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Biantara tahu betul informasi di seluruh provinsi, bahkan tahu gunung mana saja yang ditempati oleh para bandit.

"Tenang saja, aku saja bisa keluar masuk Sekte Langit sesuka hati, para bandit itu nggak akan bisa merepotkanku." Selesai berbicara, Wira langsung berjalan pergi.

Wira baru tiba di Dusun Darmadi dan belum sempat menemui istri-istrinya, tetapi sudah dicari oleh Biantara dan lainnya. Bagaimanapun, dia harus melihat ketiga istrinya dulu.

Begitu Wira memasuki kediaman, terdengar tawa dari halaman.

"Kak! Kudengar Wira sudah pulang dan sedang mendiskusikan sesuatu. Mungkin dia akan kembali sebentar lagi. Apa kita perlu merapikan diri dulu? Orang-orang bilang wanita harus mementingkan penampilan. Suami kita akan pulang, masa kita berantakan begini?"

Yang berbicara adalah Dewina. Dia biasanya selalu bersikap santai, bahkan tidak mementingkan hal-hal detail. Meskipun demikian, dia sebenarnya orang yang sangat berwaspada.

Wulan membalas, "Kita semua tahu Wira merindukan kita. Tapi, ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Bocil Sadis
hujat aja anggap saja lagi sedekah sama admin pelit okokk
goodnovel comment avatar
Lina Wati
dari semalam cuma 1 bab nunggunya seharian
goodnovel comment avatar
Saifulnizam
tengah semangat nk membaca, 1 bab je update.. tiba2 rasa nk mencarut.. nk marah tp kena sabar.. nak marah tp kena sabar.. semoga esok update 100 bab ye tuan.. terima kasih untuk cerita yg menarik..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1623

    Dewina sengaja memanjangkan suaranya, bahkan jari tangannya terus menggambar lingkaran di dada Wira. Dia meneruskan, "Suamiku, beri tahu kami dulu, gimana kamu akan menghukum kami kalau membuat kesalahan? Jangan-jangan, menyiksa kami di ranjang?"Wajah Wulan seketika memerah mendengarnya, sedangkan Dian terbatuk dengan canggung. Wanita ini benar-benar tidak tahu batasan! Jika ada orang luar yang mendengarnya, bukankah mereka akan malu?"Uhuk, uhuk. Apa saja isi otakmu ini? Kalau bukan karena sibuk, aku pasti sudah menghukummu!" sahut Wira. Kemudian, dia menjulurkan tangannya dan menggelitik ketiak Dewina.Dewina yang tidak sempat menghindar pun tertawa geli. Dia paling takut digelitik, sedangkan Wira jelas mengetahui titik lemahnya dan sengaja menindasnya."Sudah, sudah, aku minta maaf!" ujar Dewina segera. Dia buru-buru menghindar dan tidak berani mencari masalah dengan Wira lagi."Begini baru benar. Kalau sembarangan bicara lagi, aku akan memberimu pelajaran," ucap Wira yang menyerin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1624

    Wira benar-benar tidak kepikiran, siapa lagi di dunia ini yang begitu hebat?"Untuk sementara belum tahu. Kita harus masuk sendiri ke istana untuk menyelidikinya. Sekarang situasi begitu kacau, apa kita perlu mengutus Pasukan Zirah Hitam mengikuti kita untuk mencegah terjadinya kejadian nggak diinginkan? Setidaknya, mereka bisa melindungi kita," usul Biantara.Dengan adanya Pasukan Zirah Hitam, keselamatan mereka tentu lebih terjamin. Wira mengernyit sambil melambaikan tangannya dan menolak, "Nggak usah dulu. Kalau Pasukan Zirah Hitam datang, Dusun Darmadi akan menjadi kosong melompong. Musuh bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk menyerang!""Ada banyak orang yang harus dilindungi di Dusun Darmadi, apalagi situasi sedang nggak baik. Kita berdua saja yang urus masalah ini. Lagi pula, aku pernah tinggal di istana Kerajaan Nuala, seharusnya nggak akan ada masalah."Meskipun berbicara begitu, Wira sebenarnya merasa tidak yakin. Kedua kerajaan ini memang tidak berani sembarangan mengambil

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1625

    Dalam sekejap, keduanya telah memasuki Kedai Teh Sindu."Tuan-tuan, silakan masuk. Kalian mau menginap atau makan?" tanya seorang pelayan yang bergegas maju dengan sopan."Suruh bosmu keluar. Berikan barang ini kepadanya, dia pasti akan menemuiku," perintah Biantara sambil menyerahkan sebuah giok kepada pelayan itu. Kemudian, Biantara menuangkan teh dengan santai dan menyodorkannya kepada Wira duluan.Tanpa ragu sedikit pun, pelayan itu segera menuju ke halaman belakang. Meskipun Kedai Teh Sindu tidak termasuk besar, yang mengurusnya adalah para pelayan. Sementara itu, si bos sangat misterius dan hampir setiap hari bersembunyi di halaman belakang. Selain itu, bos juga melarang orang-orang masuk ke kamarnya, seperti ada rahasia besar."Kak Wira, bos di sini anggota kita, pasti bisa dipercaya. Kita hanya perlu menyuruhnya mengorek informasi, mungkin ada informasi yang kita butuhkan," ujar Biantara.Kini, seluruh anggota jaringan mata-mata di ibu kota Kerajaan Nuala telah tewas. Peristiwa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1626

    "Kedai teh ini terlihat sangat elegan. Bukan hanya ada pendongeng, di lantai 2 juga ada yang bermain kecapi. Pasti banyak orang terpelajar yang senang datang kemari, 'kan?""Memilih tempat ini sebagai markas memang pilihan cerdas. Bagaimanapun, para cendekiawan itu bukan orang biasa. Meskipun terlihat seperti kutu buku, mereka nggak mungkin berpangku tangan kalau ada yang membuat onar di sini," ucap Wira yang terus mengamati Kedai Teh Sindu.Biantara pun tersenyum tanpa berbicara. Lantaran Wira telah menyerahkan jaringan mata-mata kepadanya, dia tentu harus mengurusnya dengan baik agar tidak mengecewakan Wira. Dia tidak akan pernah melupakan kebaikan Wira.Tidak berselang lama, mereka tiba di depan kamar yang terletak di halaman belakang. Pelayan itu pun mengetuk pintu, lalu pintu perlahan-lahan terbuka.Meskipun di luar terik, isi kamar justru gelap gulita. Apalagi pintu hanya dibuka sedikit, mereka tidak bisa melihat situasi di dalam kamar. Benar-benar misterius."Bos, aku sudah memb

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1627

    "Coba kamu jelaskan secara rinci, pasti ada sumber masalahnya, nggak mungkin tiba-tiba terjadi perubahan sebesar ini," perintah Wira.Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Pasti ada sesuatu yang tidak mereka ketahui, yang menyebabkan begitu banyak perubahan terjadi.Pria paruh baya itu baru memperhatikan Wira. Fokusnya hanya ada pada Biantara sejak tadi, sampai-sampai tidak tahu ada yang mengikuti Biantara. Bisa dilihat, betapa gugupnya dia.Pria paruh baya itu melirik Biantara sekilas, seolah-olah menanyakan identitasnya. Biantara pun memperkenalkan, "Ini Wira, orang di balik jaringan mata-mata. Kamu pasti pernah mendengarnya, 'kan?"Biantara hanya berbicara singkat, tetapi pria paruh baya itu sudah berlutut di depan Wira sembari berucap, "Ternyata Tuan Wira, maafkan aku kalau sudah lancang."Wira melambaikan tangannya dan mengambil cangkir teh, lalu berujar, "Langsung ke intinya saja. Apa ada hal aneh yang terjadi di ibu kota dalam waktu dekat ini? Atau lebih tepatnya, kenapa J

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1628

    "Serangan lawan sangat bersih dan rapi, para anggota tewas hanya dengan satu serangan. Jelas, orang-orang itu telah membuat persiapan matang. Setelah itu, aku masih menyelidiki secara diam-diam karena takut ketahuan, tapi nggak mendapat petunjuk apa pun. Semua ini salahku!" jelas pria paruh baya itu.Biantara tidak berbicara dan hanya menatap Wira. Kini, hidup dan mati pria paruh baya itu ada di tangan Wira.Wira melambaikan tangan dan berkata, "Sudahlah, kinerjamu cukup bagus. Salah satu markas kita sudah diketahui musuh, jangan sampai markasmu ini juga ketahuan. Kini, Kedai Teh Sindu menjadi satu-satunya jaringan mata-mata kita di ibu kota. Tanggung jawabmu menjadi makin besar karena kamu harus mengumpulkan semua informasi.""Tapi, ingat satu hal baik-baik. Kalau menyadari identitasmu terungkap, segera tinggalkan ibu kota. Informasi memang penting, tapi nyawa lebih penting!"Ucapan Wira ini seketika membuat pria itu berkaca-kaca. Dia merasa sangat terharu. Bisa bekerja untuk Wira ada

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1629

    Dua jam kemudian, di gerbang istana. Wira berdiri di depan beberapa prajurit dengan santai dan berkata, "Cepat beri tahu Ratu Jihan, teman lamanya yang bernama Wira datang berkunjung. Semoga dia bisa menghargaiku dan bertemu denganku."Salah satu prajurit mengangguk, lalu berjalan masuk ke istana. Kalau itu orang lain yang menyebut nama Jihan, mereka tentu tidak akan membiarkannya begitu saja. Akan tetapi, yang berbicara adalah Wira, seseorang yang mendapatkan perlakuan istimewa di istana. Mereka tahu siapa Wira sehingga menyetujui permintaannya ini.Sekitar 30 menit kemudian, prajurit itu membawa Wira masuk. Segera, dia dan Jihan pun bertemu. Berbeda dari biasanya, sekarang Jihan mengenakan jubah kuning yang membuat karismanya tampak berbeda."Sepertinya, kamu sudah bertekad untuk menduduki takhta?" tanya Wira langsung."Kenapa memangnya? Kata siapa wanita nggak bisa berkuasa?" tanya Jihan balik dengan nada bicara penuh wibawa.Jihan yang sekarang jauh berbeda dari dulu. Sebelumnya ad

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 1630

    "Kalau kamu nggak ingin memberitahuku kebenarannya, jangan salahkan aku bertindak sendiri," tambah Wira dengan tegas. Meskipun Jihan sudah berbeda, Wira tetaplah Wira.Jihan ragu-ragu sejenak. Setelah menyuruh pelayan dan kasim keluar, dia menghampiri Wira dan berucap dengan pelan, "Ada beberapa hal yang berada di luar kendalimu ....""Contoh saja orang di balik Kerajaan Beluana. Nggak ada yang tahu Ciputra bisa menguasai Kerajaan Beluana secepat itu karena orang di belakangnya.""Aku juga sama, ada kelompok hebat yang nggak bisa kamu gapai di belakangku. Mereka bukan ingin membunuh bawahanmu atau bermusuhan denganmu, tapi bawahanmu yang kurang pintar menilai situasi. Orang-orangmu mungkin terlalu penasaran, makanya masalah menjadi seperti ini.""Aku hanya bisa memberitahumu itu. Kamu nggak akan mendapat keuntungan apa-apa kalau tahu terlalu banyak. Jadi, kusarankan kamu untuk segera pergi." Jawaban Jihan ini menunjukkan bahwa dirinya masih menghargai Wira.Wira termangu cukup lama. Se

Bab terbaru

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2718

    Selama tetap mengikuti Wira, Kaffa yakin kehidupannya dan adiknya akan terjamin."Kenapa masih belum pergi? Kamu kira kami sedang bercanda denganmu?" kata penjaga yang tadi berbicara itu dengan kesal. Jika bukan karena Danu sudah memerintahkan untuk harus bersikap rendah hati dan sopan pada orang-orang, mereka sudah memukul Kaffa dengan tongkat. Jelas Kaffa ini hanya seorang pengemis pun berani datang menemui Danu, sungguh tidak tahu diri.Kaffa kembali berkata, "Kalau kalian nggak mengizinkan aku bertemu dengan Jenderal Danu, nggak masalah. Tapi, tolong serahkan benda ini pada Jenderal Danu. Kalau Jenderal Danu ingin bertemu denganku setelah melihat benda ini, kalian baru bawa aku masuk. Bagaimana? Tapi, kalau Jenderal Danu nggak ingin bertemu denganku, aku nggak akan tinggal di sini lagi. Bagaimana menurut kalian?"Meskipun para penjaga itu tidak mengizinkannya masuk, Kaffa merasa dia tetap harus menunjukkan benda ini pada Danu. Dia juga tidak tahu apakah benda ini berguna atau tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2717

    Setelah mengatakan itu, Wira menatap Kaffa yang berdiri di belakangnya. Dia mengeluarkan sebuah liontin giok dan diam-diam menyerahkannya ke tangan Kaffa, lalu berbisik, "Kamu ambil liontin giok ini dan pergi mencari orang yang bernama Danu di dalam kota. Danu sangat terkenal di sana, jadi kamu hanya perlu bertanya pada orang-orang di sana saja. Kamu pasti akan menemukannya.""Aku akan menjaga adikmu dan nggak akan membiarkan sesuatu terjadi padanya."Kaffa mengenakan pakaian biasa dan terlihat seperti pengemis. Ditambah lagi, situasi di sekitar sedang kacau dan jaraknya yang lebih jauh dari Wira, sehingga orang-orang sulit untuk mengenalinya. Situasi ini justru menguntungkan, setidaknya dia bisa memanfaatkan situasinya untuk mencari celah dan pergi meminta bantuan dari Danu.Setelah ragu sejenak dan melihat Shafa yang menganggukkan kepala, Kaffa menggertakkan giginya dan berkata, "Kalau begitu, maaf merepotkan Kak Wira."Setelah mengatakan itu, Kaffa diam-diam pergi dari sana.Sementa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2716

    Wira bertanya-tanya apakah Lucy sudah memberi tahu orang-orang di Provinsi Lowala tentang situasinya, sehingga para prajurit ini datang untuk menjemputnya."Tuan Ruben, akhirnya kamu datang juga. Aku dengar kamu menghadapi beberapa masalah di sini, jadi aku sengaja datang ke sini untuk melihatnya. Kelihatannya situasimu memang seperti yang mereka katakan, benar-benar ada orang nggak tahu diri yang berani mencari masalah denganmu," kata pria yang menunggang kuda dengan nada dingin sambil menatap Wira."Siapa kamu ini? Kamu tahu siapa pria yang berdiri di depanmu ini? Dia adalah Tuan Ruben yang sangat terkenal. Lihatlah dirimu ini, masih berani melawan Tuan Ruben? Cepat tangkap preman ini," lanjut pria itu.Seiring perintah dari pria yang menunggang kuda itu, para prajurit langsung maju dan segera mengepung Wira dan yang lainnya.Sahim langsung ketakutan sampai kakinya lemas. Sejak zaman dahulu, rakyat takut pada prajurit sudah menjadi situasi yang wajar. Saat teringat dengan semua tinda

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2715

    "Baiklah. Aku percaya perkataan Tuan ini, jadi aku akan ikut dia ke kota dan melihatnya sendiri," kata pria paruh baya itu lagi dan menjadi orang pertama yang mendukung Wira.Melihat ada yang mulai goyah, yang lainnya juga segera mendukung Wira. Dalam sekejap, banyak orang yang sudah berdiri di belakang Wira.Sementara itu, hanya tersisa sebagian korban bencana yang berdiri di pihak pria gemuk itu, selain beberapa pengawalnya. Namun, hanya dengan orang-orang ini saja, jelas tidak akan cukup untuk mengangkat semua makanan dan hartanya ke dalam kota."Sialan, kamu ini sengaja membuat keributan, 'kan?" kata pria gemuk itu dengan nada dingin dan menatap Wira sambil mengernyitkan alis. Semua rencananya sudah matang, hanya tinggal menyelesaikannya saja. Namun, Wira yang tidak tahu diri ini tiba-tiba muncul dan mengacaukan segalanya. Siapa pun yang menghadapi situasi seperti ini pasti akan marah.Wira malah tersenyum. "Semua yang kukatakan ini benaran, kenapa kamu begitu marah?""Dasar bereng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2714

    Penampilan Kaffa dan Shafa memang membuat orang sulit untuk percaya Wira bisa memberikan orang-orang itu cukup uang untuk membeli beras.Wira melanjutkan, "Kalian semua mungkin masih belum tahu, ada kantin umum yang khusus untuk para korban bencana dia Provinsi Lowala. Asalkan kalian pergi makan di sana setiap harinya, setidaknya masalah makanan kalian bisa terselesaikan. Meskipun aku benar-benar nggak bisa memberi kalian makanan, kalian juga nggak akan mati kelaparan begitu kalian masuk ke Provinsi Lowala.""Soal tempat tinggal, aku yakin kelak itu juga akan perlahan-lahan terselesaikan. Kehidupan kalian pasti akan membaik."Sebelum datang ke sini, Wira sudah mendengar dari Lucy bahwa situasi di Provinsi Lowala tidak separah yang dibayangkannya.Osmaro dan yang lainnya bisa mengendalikan situasinya dalam waktu singkat dan bahkan mencegah pemberontakan karena mereka menyediakan cukup banyak persediaan makanan dan tempat perlindungan bagi para korban bencana juga. Kebutuhan makanan dan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2713

    "Pakaiannya juga cukup bagus, sepertinya dia juga orang kaya. Dia nggak mungkin akan menipu kita, 'kan?"Melihat penampilan Wira, semua orang mulai goyah. Dalam situasi seperti ini, tidak ada makanan sama saja kehilangan harga diri. Mereka harus segera mencari makanan untuk bertahan hidup.Namun, orang-orang berpikir mereka juga harus menghemat tenaga mereka. Sudah kekurangan makanan setiap harinya pun masih harus melakukan banyak pekerjaan, bahkan manusia besi juga tidak akan tahan. Sekarang Wira memberikan mereka makanan gratis, mereka tentu saja tidak akan menolaknya."Aku percaya dengan kata-kata Tuan ini. Tuan ini terlihat sangat serius, jelas bukan orang yang akan menipu kita. Lagi pula, jumlah kita banyak. Kalau nanti kita nggak mendapat makanan, kita bisa langsung menyerangnya. Masa kita yang sebanyak ini nggak bisa mengalahkan dia seorang?" kata seorang pria paruh baya yang keluar dari kerumunan dan langsung mengangkat tangannya.Tak lama kemudian, banyak orang yang mulai mele

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2712

    "Mereka semua datang ke sini bersama orang kaya di desa," jelas Sahim.Tadi Sahim dan yang lainnya sudah siap untuk membantu orang-orang itu, tetapi mereka menjadi enggan untuk ikut campur setelah mengetahui kenyataannya. Orang-orang itu sendiri yang sukarela membawa barang-barang itu, mereka yang akan mendapat masalah jika bersikeras membantu.Lagi pula, pihak yang satunya bersedia bekerja dan pihak yang satunya lagi bersedia memberi, pada dasarnya ini hanya transaksi bisnis."Kenapa berhenti?" Saat Sahim melaporkan situasinya pada Wira, terdengar suara dengan nada kesal dari dalam kereta itu. Tak lama kemudian, seorang pria keluar dari kereta dan langsung menatap orang-orang di sekitarnya."Apa lagi yang bisa kalian lakukan di sini? Bentar lagi kita akan tiba di kota. Setelah masuk ke sana, aku akan memberikan tujuh kilogram beras pada kalian sesuai kesepakatan. Kalau kalian terus membuang-buang waktu di sini, kalian nggak akan mendapatkan apa-apa," lanjut pria itu.Wira pun menatap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2711

    Melihat pemandangan di depan, Wira merasa sakit kepala. Apakah mereka menganggapnya sebagai orang yang sangat baik? "Kalian bahkan nggak tahu apa yang kulakukan, tapi langsung ingin mengikutiku. Kalian nggak takut aku akan membahayakan kalian?"Semua orang langsung menggelengkan kepala.Terutama Sahim, dia adalah orang pertama yang berkata, "Aku percaya dengan kepribadian Tuan. Penampilan Tuan terlihat begitu rapi, sama sekali nggak seperti orang jahat. Lagi pula, nggak ada orang lagi yang lebih jahat dari kami di dunia ini, 'kan? Aku juga percaya kelak aku pasti akan berguna kalau kami mengikuti Tuan. Aku pasti bisa mewujudkan semua ambisiku."Wira pun tersenyum dan bertanya-tanya apa ambisi orang ini. Dengan penampilan yang buruk, Sahim ini memberikan kesan yang buruk dan terlihat seperti orang jahat.Namun, setelah Wira pikirkan lagi, membiarkan orang-orang ini mengikutinya juga bukan pilihan yang buruk. Setidaknya mereka bisa melakukan beberapa hal sesuai kemampuan mereka dan tidak

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 2710

    Dengan kemampuan para menteri hebat ini, mereka pasti bisa meyakinkan para rakyat. Itu sebabnya, tidak ada keributan yang terjadi."Kak, rupanya kamu orang Provinsi Lowala. Dari aksenmu, aku nggak bisa menilai asal-usulmu," ucap Shafa sambil menatap Wira."Aku bukan dari Provinsi Lowala. Aku cuma tinggal lebih lama di sini. Makanya, aku nggak punya aksen seperti mereka," sahut Wira.Sebenarnya tidak ada perbedaan besar pada aksen para penduduk di sembilan provinsi, kecuali yang berasal dari etnis minoritas. Sementara itu, Wira bukan berasal dari dunia ini sehingga aksennya tentu berbeda. Bagaimana mungkin mereka bisa menebak asal usulnya?Shafa bertanya, "Kalau begitu, kamu dari mana?""Rumahku sangat jauh dari sini. Sepertinya aku nggak bakal pernah bisa pulang lagi." Wira menggeleng sambil menghela napas.Wira sendiri sudah lupa dirinya sudah berapa lama dirinya berada di sini. Selain itu, dia tidak pernah menemukan jalan pulang.Namun, harus diakui bahwa kehidupan di sini sangat bai

DMCA.com Protection Status