Share

1. Mencari Petunjuk

Divisi Penegakkan Hukum atau lebih dikenal dengan polisinya Organisasi Pas Compris merupakan divisi yang memiliki tiga unit bagian, diantaranya: Badan Reverse Kriminal, Badan Pemeliharaan Keamanan, serta Badan Operasi Khusus. Ketiganya dibuat dengan tujuan untuk melindungi masyarakat. Mereka diberikan alat-alat sihir sebagai senjata untuk melawan sesuatu yang berertentangan dengan hukum. Anzelion merupakan salah satu ketua tim dari Badan Reverse Kriminal yang diketuai oleh Luxius.

Menjelang pagi, Luxius mendapatkan telepon dari Elle -sekretaris yang menjabat di Organisasi Pas Compris. Ia meminta untuk mengantarkan beberapa orang untuk datang ke rumah Anzelion karena di sana terdapat sebuah kejadian buruk yang semakin cepat ditangani, makin baik.

Sesuai permintaan Elle, Luxius menelpon Eron -ketua tim Badan Operasi Khusus dan juga menghubungi polisi yang sedang shift malam untuk bersiap untuk menangani kasus.

Keduanya beranjak pergi menuju rumah Anzelion, berupaya menyelidiki dan menangkap pelaku. Mereka sepakat untuk datang ke gedung organisasi, Luxius dan Eron menuju rumah Anzelion menggunakan portal ruang -alat sihir yang digunakan untuk berpindah tempat, berbeda dengan teleportasi yang merupakan kemampuan dalam diri seseorang, portal ruang hanya berada di beberapa titik tertentu yang dapat memindahkan kemanapun sesuai titik yang diinginkan.

Dari luar rumah Anzelion, suasananya biasa saja. Seperti tidak terjadi apapun.

Ketika Luxius dan Eron masuk dan beranjak ke dapur, barulah mereka terkejut. Memang keduanya sudah sering menangani suatu kasus berdarah-darah, tapi genangan merah itu sangat banyak. Dapat diperkirakan kalau luka yang didapat istri Anzelion sangat parah dan besar kemungkinan Anzelion tidak langsung menemukannya setelah ditusuk.

Eron menyelidiki jejak kaki yang melintas di sana dengan salah satu alat sihir berbentuk kaca pembesar yang dapat menampilkan jejak kaki yang melintas. Alat itu paling sering digunakan untuk memecahkan kasus misteri. Jejak kaki yang Eron lihat hanya milik empat orang anggota keluarga kecil harmonis itu.

Apakah pelakunya dapat melayang?

Kalau begitu pelakunya penyihir?

Tapi mengapa ia repot-repot membasahi tangannya dengan darah?

Banyak pertanyaan yang muncul di benak keduanya yang masih menganalisis dan mengamati tempat itu, sementara di luar rumah anak buah yang Luxius bawa memasang garis polisi di sekitaran rumah Anzelion, mengamankan tempat kejadian.

Masalahnya sekarang tidak adanya saksi membuat kegiatan penyelidikan semakin rumit. Mereka telah menelusuri ke sekelilingnya. Tidak ada yang aneh. Rumahnya biasa saja dan tidak ada barang bukti yang ditinggalkan, membuat masalah rumit yang kedua.

Eron mengambil sampel darah Xyora yang tercecer dan mulai mengering. Walau tidak bisa masuk ke dalam bukti yang ditinggalkan pelaku, apapun yang ada di lapangan harus diamankan untuk diperiksa bukan?

Luxius telah memeriksa keseluruhan dalam rumah tanpa menghasilkan apapun mulai memperluas cakupannya. Ia meminta pada anggota tim yang ada untuk menyusuri setiap jalan dan tempat sekitar rumah Anzelion. Siapa tau ada yang menemukan bukti, sehingga mempermudah menemukan si pelaku.

Matahari sudah terbit dengan ditutupi awan. Elle akhirnya sampai ke rumah Anzelion untuk yang kedua kali. Mendengar suara mobil sihir Elle, keduanya keluar untuk memastikan siapa yang datang.

"Apa kalian sudah menemukan sesuatu?" Elle menghampiri keduanya. Walaupun memiliki jabatan sebagai sekretaris di organisasi, Elle tidak turun langsung ke lokasi perkara. Tugasnya kebanyakan dilakukan dikantor, membantu ketua. Ini mungkin pertama kalinya ia datang melihat kasus.

"Tidak ada apapun yang bisa diselidiki selain darah Xyora." kata Eron. Ia tidak ditemukan bukti maupun jejak yang mereka telah cari selama empat jam. Kasus ini sangat bersih.

Eron berniat untuk memperihatkan sampel darah yang ia masukkan ke dalam wadah khusus yang diberi sihir agar sampel yang ada tidak rusak oleh suhu. Wadah tersebut bisa menyesuaikan suhu yang diperlukan oleh sampel apapun.

Namun di wadah kecil yang Eron pegang tidak ada setetespun cairan merah kental yang ingin ia perlihatkan, "Aku yakin sudah memasukkannya," Eron membela diri. Ia sungguh sudah memasukkannya, ke wadah yang terbuat dari kaca itu. Ia mengamati tidak terdapat lubang atau retak di permukaannya.

Ketiganya masuk kembali ke dalam rumah. Luxius dan Eron masih tidak percaya apa yang mereka lihat. Sebelum mereka keluar menemui Elle lantai masih penuh dengan darah yang kian mengering. Namun darah yang berserakan di ruangan menghilang tanpa sisa.

"Kemana perginya darah Xyora?" Eron mengerutkan dahi, melempar tatapan yang juga dibalas oleh Luxius. Elle dipenuhi curiga, apakah mereka sedang melawak? tapi wajah mereka menunjukkan keseriusan. Mereka tidak sedang bercanda, "Kalian tidak membereskannya?"

Keduanya tidak menjawab. Elle yang melihat Luxius dan Eron kebingungan justru lebih dibuat bingung. Ia baru saja sampai dan tidak tau apa yang telah terjadi.

"Darahnya benar-benar menghilang? memangnya dia punya kaki?" Elle mencoba mencairkan suasana, tapi malah membuat mereka semua berpikir keras.

*****

Anzelion berada di pekarangan rumahnya yang diisi oleh beberapa orang organisasi. Ia pulang untuk mengambil perlengkapan Xyora dan kedua anaknya. Anzelion baru dapat meninggalkan Xyora setelah ibu mertuanya datang kemudian tanpa hentinya menangis karena Xyora tidak kunjung membuka matanya walau sudah dua hari berlalu.

Luxius yang melihat Anzelion dari kejauhan langsung menghampirinya. Ia sebenarnya sudah gemas ingin bertanya kronologi menurut sudut pandang Anzelion. Tapi ia mencoba menahannya sekuat tenaga. "Anz, bagaimana kondisi Xyora?"

Anzelion menghela napas pelan sebelum menjawab, "Dia koma."

Jawaban singkat dari Anzelion membuat Luxius terdiam. Ia berniat untuk sekedar membuka topik, namun ia salah mengajukan pertanyaan.

Xyora didiagnosis terkena syok karena kehilangan darah terlalu banyak secara cepat sehingga sesaat tidak ada oksigen yang diterima oleh otaknya. Biarpun begitu, keadaan Xyora sudah kunjung membaik. Ia sudah melewati masa kritisnya, walau belum bangun hingga sekarang.

"Apa anda menemukan sesuatu?" pertanyaan yang Anzelion ajukan itu sama persis seperti yang diberikan Elle saat kejadian aneh menimpa mereka. Sesaat Luxius mengingat kilas balik kejadian hilangnya darah Xyora. Eron sedang mencari informasi terkait hal tersebut. Elle, Eron, dan Luxius telah berjanji untuk tidak membeberkan kejadian kemarin kepada siapapun untuk saat ini. Mereka menutupnya rapat-rapat. Terlebih pada Anzelion, takut akan menambah beban pikirannya.

"Kami tidak menemukan apapun. Eron juga membantu menyeldiki, tapi tidak ada hasil. Ia telah pergi karena harus menyelidiki kasus lain." ujar Luxius setengah berbohong.

Anzelion diam saja, tidak ingin berdebat. Ia tengah menata hatinya. Mungkin dia yang berharap terlalu banyak ketika diberitahu Elle kalau pihak organisasi membantu proses penyelidikan. Jujur ia merasa kecewa.

"Apakah kita bisa berbincang sebentar? kesaksian darimu sangat penting Anz. Apalagi tidak ada jejak maupun bukti yang tertinggal," pinta Luxius. Ia paham kalau psikis Anzelion sedang terguncang, tapi semakin lama mereka mengulur waktu, semakin sulit pelakunya tertangkap.

Anzelion dan Luxius duduk di kursi kayu yang berada di teras. Mereka menatap rimbunnya pohon yang ada. Beberapa orang mondar mandir menerka kejadian penusukan Xyora, tidak mengusik Anzelion yang pikirannya seketika kosong.

"Aku tidak tau apapun. Itulah yang aku sesalkan. Xyora ku temukan di ruang tamu dengan keadaan yang tidak pernah aku bayangkan." Anzelion kembali mengingat kejadian yang sudah terlewat, tapi rasanya ia bisa melihat Xyora secara nyata dalam keadaan basah oleh darah.

"Berikan aku waktu seminggu untuk libur. Setelahnya aku akan bekerja dengan sungguh-sungguh." pinta Anzelion.

"Baiklah." putus Luxius cepat. Anzelion tidak pernah mengambil cuti selama dua tahun ke belakang, sangat tidak masalah jika ia ingin rehat sejenak. Untuk menstabilkan kondisi psikis yang terguncang.

"Apakah aku bisa menanyakan terkait luka tusuk Xyora?" tanya Luxius dengan berhati-hati.

"Tanyakan saja pada dokter di rumah sakit, mereka lebih paham." tolak Anzelion secara halus, yang sejujurnya ia tidak ingin membahas maupun mengingatnya kembali.

Sesuai tujuannya, Anzelion mengemasi barang keperluan keluarganya, kemudian pergi lagi. Ke tempat istrinya berada, sambil berjanji bahwa ia akan menemukan pelakunya suatu hari nanti. Dengan atau tanpa bantuan organisasi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status