Maap ya guys baru update....
"LAKUKAN....! Lakukan semaumu..." sambil berderai air mata dan suara serak, ia memberi sebuah keputusan besar.“Lakukan saja apa yang kamu mau sesegera mungkin, kenapa harus menahanku!!!” ujarnya setengah berteriak dan tubuh menggigil di bawah shower.“Tapi aku mohon, berjanjilah untuk melepaskan aku setelah itu…”Akira terpaku di tempatnya, dengan pandangan yang tajam dia mencerna semua perkataan Anna dengan baik, didekatinya Anna, sembari menelan ludah yang sedari tadi menggenang di tenggorokannya, “Kalau begitu yang kamu mau, Baiklah!! Aku tidak akan sungkan sekarang!!”Segera setelah mengatakannya, dengan sigap diraihnya tubuh ringan itu dan menggendongnya segera keranjang. Anna sendiri dengan berderai air mata, menurut dan mempersilakan Akira menikmati tubuhnya malam ini, jika memang inilah harga yang harus ia bayar untuk kebebasannya. Anna benar-benar ingin lepas dari jeratan Akira, bagaimana pun caranya, termasuk menyerahkan kesuciannya sendiri.Akira menurunkan pelan tubuh Anna
Setelah sekitar dua menit dalam posisi berpelukan yang sama, dan dengan Anna yang sudah bertelanjang dada, menyisakan CD yang pasti juga akan lucut sebentar lagi. Akira perlahan mendorong tubuh Anna untuk kembali terlentang. Anna panik setengah mati, ia merasa sangat malu karena kedua gunung kembarnya sedang tidak ditutupi oleh sehelai benang pun.Akira yang paham akan posisinya segera meraih selimut tebal dan menariknya ke belakang punggungnya hingga juga menutupi sebagian tubuh Anna.Anna benar-benar linglung, perasaan macam apa ini. Kenapa sekarang dia justru secara sukarela menginginkan pria ini berbuat demikian. Ada sensasi berbeda yang dapat ia rasakan dari dalam tubuhnya. Kulitnya dingin, namun perasaanya hangat.Anna masih dengan setia menutupi dadanya, membuat Akira tersenyum miring melihat tingkat gadisnya yang menggemaskan ini. Dibelainya rambut Anna, ada bau wangi yang identik dari setiap helaian rambutnya, dengan perlahan, wajahnya
"Ah.. Uhhh.. Ahh Ahhh Ahhhhh.." Suara perempuan itu selalu merdu terdengar di pendengarannya. Desahan yang membuatnya semakin bersemangat mempercepat gerakan masuk keluar pada lubang kenikmatan kekasihnya. Akira selalu menantikan momen ini ketika ia menuju ranjangnya."Aku.... mauu.... keluar, Sayang!!" jerit perempuan itu. Suaranya selalu membuat candu. Akira semakin mempercepat genjotannya dan, "Ahhhhhh..." iya melihat cairan licin keluar, perempuan yang selalu dia mimpikan selama belasan tahun ini.Akira tidak pernah bosan melihat wajahnya. Setiap inci tubuh di hadapannya ini, telah terpaut dalam ingatannya. Akira sangat menyukai tahi lalat di lengan sebelah atas tepat lima ruas jari di bawah ketiaknya. Sebuah tanda coklat yang cantik di kulit putih bersih milik perempuan itu. Tubuhnya sedikit berisi tapi tidak gemuk. Bibirnya tipis dan rasanya selalu manis membuat Akira tidak berhenti menciuminya. Walaupun payudaranya tidak besar, namun, ia memiliki pinggul bulat seperti buah peac
Anna berteriak, semua orang menyaksikan, membuat Akira dengan terpaksa melepas genggamannya. Anna tidak melewatkan kesempatan melarikan diri menjauh dari kerumunan itu, mengamankan diri dan mencari sebuah toilet. Sementara Akira dengan seluruh kebingungan, kelegaan, dan marah bercampur aduk namun dia masih tidak bergeming, memandangi gadis yang ia cari puluhan tahun sekrang sedang berlari menjauhinya tanpa menoleh. Sementara, ajudannya dengan cepat segera menelepon untuk mengetahu seluruh informasi tentang Anna."Apa karena penutup kepala itu, aku tidak pernah menemukannya bahkan dengan data milik FBI sekalipun?" gumam Akira, dia menatap anak buahnya, "Bawa dia kepadaku secepatnya!" perintahnya tegas. Semua anak buah yang mendampingin berpencar ke posisi masing-masing. Menyisakan dua hingga tiga saja yang masih bersama Akira menuju ruang VIP. Dia telah mempersiapkan diri untuk meraih paksa hidup seorang gadis masuk ke kehidupannya.Wangi tubuh Anna masih hingga di tangannya, tangan i
"Lalu kenapa jika aku tergila-gila denganmu, hah?" tanpa menunggu lagi, Akira meraih pinggang Anna, menahan kedua lengannya di belakang dengan tangan kirinya, dan menahan dagunya agar siap menerima ciuman darinya. Ciuman itu begitu lembut membuat Anna diam membeku sejenak saking terkejut, namun kedua tangannya tengah ditahan begitu erat hingga ia tidak mampu bergerak sedikit pun, ia mencoba meronta-ronta, mendorongnya sekuat tenaga, tapi hasilnya nihil. Tubuh kecilnya tidak mampu bersaing dengan tubuh pria matang yang sedang mendekap tubuhnya.Anna menutup bibirnya rapat sambil terus meronta dan melepaskan diri. Ia kehabisan napas, namun Akira hanya sempat melepaskan pagutannya dua detik lantas langsung mengejar bibir kecil yang memesona itu dengan ganasnya. Bibir ini selalu ia rasakan setiap malam di dalam mimpinya. Bibir yang manis dan lembut, membuat siapa saja yang menyentuhkan ingin kembali menyentuhnya. Anna masih mencoba melepaskan diri, Akira menggigit bibirnya, membuka cela
Akira menuju meja kerjanya, menekan beberapa nomor kenalannya dan mengatur jadwal video-call dalam sepuluh menit. Ya, dia sedang mengatur pertemuan dengan dokter kejiwaan pribadinya. Berniat memberitahunya bahwa mungkin pertemuan dengannya tidak harus seserign mungkin karena akar masalah kejiwaannya telah membawa penyembuhnya."Jadi gadis yang persis seperti dia sudah kau bawa ke mansionmu? Dengan apa? Kau menculiknya?" kata dokter sekaligus kawan baiknya bertanya menyelidiki."Dia bukan gadis yang persis, tapi dialah gadis itu, hanya saja jauh lebih muda dari dugaanku. Terlebih lagi, dia tidak memiliki ingatan apa-apa tentangku.""Berapa usianya?""11 tahun lebih muda dariku, aku perlu kau melakukan pengecekan terhadap ingatannya, mungkin ia pernah berjumpa denganku di mimpinya."Dokter Haruto memelas, dia tahu persis jenis kejiwaan apa yang mempengaruhi alam bawah sadar Akira. Sejak kecil, sahabatnya selalu menginginkan sosok teman hidup yang layak, sesuatu yang tidak pernah ia dapa
Saat Akira keluar, di depan kamar Bibi Sur menunggu membawakan segelas air hangat dan membawakannya sebuah kardigan."Tuan Muda," angguk Bibi Sur memberi sapaan."Paksa dia makan, dia tidak makan apa pun sejak tadi siang!""Baik, Tuan Muda!"Bibi Sur memasuki kamar mendapati Anna sedang memeluk dirinya sambil menangis tersedu-sedu. Dia menghampiri Anna, mengelus pelan punggungnya."Aku ingin pulang, Bu, tolong bantu aku..." tangisnya merengek pada Bibi Sur. Perasaan perempuan tua itu campur aduk. Dia sangat senang ketika pada akhirnya Tuan Muda membawa seorang gadis ke rumah, untuk pertama kalinya sejak belasan tahun, ia melihat cahaya di wajah majikannya. Namun, ia tidak tahu bahwa Nona Muda yang dibawa oleh Akira, adalah sebuah penculikan. Ia merasa kasihan pada Anna."Maafkan Bibi, anakku, tapi tolong tinggallah dan mencoba hidup baru di sini, Bibi yakin dia akan sangat mencintai dan melindungimu."Anna menggeleng, menolak kenyataan. Sekarang, benar-benar tidak ada yang akan mendeng
Halo guys, makasih ya udah baca sejauh ini, aku cuma mau ngasih tahu kalau cerita ini bakal update 4x seminggu ya, hehe.Berikut jadwal yang aku pilih buat update:1. Senin, pukul 20.00 WIB2. Rabu, pukul 20.00 WIB3. Jumat, pukul 20.00 WIB4. Minggu, pukul 20.00 WIBJadwal ini mungkin akan berubah sewaktu-waktu kalau aku gabisa stok bab hehe, tapi bakal aku usahain kok buat selalu update di jadwal yang terpilih.Kalau teman-teman ada saran alur dan pemanis cerita, boleh komen di kolom komentar ya, terima kasih