Share

Perempuan Teduh Kekasih Yakuza
Perempuan Teduh Kekasih Yakuza
Penulis: Ndaaa

BAB 1: Harapan Pertemuan Dengannya

"Ah.. Uhhh.. Ahh Ahhh Ahhhhh.." Suara perempuan itu selalu merdu terdengar di pendengarannya. Desahan yang membuatnya semakin bersemangat mempercepat gerakan masuk keluar pada lubang kenikmatan kekasihnya. Akira selalu menantikan momen ini ketika ia menuju ranjangnya.

"Aku.... mauu.... keluar, Sayang!!" jerit perempuan itu. Suaranya selalu membuat candu. Akira semakin mempercepat genjotannya dan, "Ahhhhhh..." iya melihat cairan licin keluar, perempuan yang selalu dia mimpikan selama belasan tahun ini.

Akira tidak pernah bosan melihat wajahnya. Setiap inci tubuh di hadapannya ini, telah terpaut dalam ingatannya. Akira sangat menyukai tahi lalat di lengan sebelah atas tepat lima ruas jari di bawah ketiaknya. Sebuah tanda coklat yang cantik di kulit putih bersih milik perempuan itu. Tubuhnya sedikit berisi tapi tidak gemuk. Bibirnya tipis dan rasanya selalu manis membuat Akira tidak berhenti menciuminya. Walaupun payudaranya tidak besar, namun, ia memiliki pinggul bulat seperti buah peach. Kulitnya halus dan tidak memiliki bulu. Parfum yang ia kenakan juga identik. Semua hal darinya, selalu membuat Akira ingin terus menyentuhnya lagi dan lagi.

"Siapa namamu?" tanya Akira, ia selalu menanyakan hal itu ketika mereka selesai bersenggama.

"Kamu memanggilku 'Sayang'!!" jawabnya, jawaban yang selalu sama.

Selesai ia menjawab demikian, Akira langsung mengejar bibirnya, menciuminya lembut sebelum mulai memegutnya lebih keras. Perempuan itu menolak sejenak, karena iya tahu, bahwa Akira mulai bergairah, dan ia merasa sangat lelah untuk melanjutkan ronde berikutnya. Namun hasilnya nihil, Akira selalu pandai membuatnya segera basah dan siap menghujani tempat kenikmatannya untuk kesekian kalinya. Penis Akira selalu gagah dan berdiri tegak sesederhana karena kulit mereka saling bersentuhan. Di momen ini, mereka begitu saling mencintai.

Perempuan itu membuka lebar kakinya, pasrah dengan apa yang akan dilakukan Akira. Akira dia sejenak sebelum masuk, menatap lubang yang sudah memerah akibat ulangnya, dia menyentuh dengan jarinya, terasa begitu basah dan menggairahkan, sementara perempuan itu sudah menggelat dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.

"Memohonlah padaku!!" Akira memberi perintah!

Perempuan itu diam sejenak, "Tidak mau!" tolaknya manja. Akira tahu dia memiliki kepribadian yang kuat. Tanpa menunggu, junior yang sudah di pintu masuknya, didorong masuk oleh perempuan itu sambil menjerit dan menaikkan pinggulnya, ia tahu betul, sekali masuk, pertahanan Akira pasti runtuh, kehangatan di dalam telah melelehkan dominasinya.

***

Tiba-tiba ia terbangun, "Ah sial!!" kutuknya, dia masih ingin bersama perempuan itu untuk waktu yang lebih lama. Ia melihat ranjang di sebelahnya, ya, ruang itu kosong, artinya dia sudah kembali ke dunia nyata. Dia melihat ke bawah, miliknya masih tegak dan keras, tapi gairahnya sudah menghilang beberapa detik yang lalu.

Dia meraih ponsel di meja sebelah ranjang, menekan beberapa nomor dan melakukan panggilan telepon. Setelah berdering sejenak, seseorang mengangkat telepon.

"Selamat malam, boss!"

"Bagaimana perkembangannya, masih belum menemukan?" ini adalah pertanyaan yang terus dia tanyakan setiap pekan. Ia tahu jawabannya, tapi dia tetap ingin bertanya.

"Masih belum, Bos!!" sahutnya pelan, ia tahu, seharusnya sudah saatnya menyerah, namun tidak mungkin mengatakan hal itu secara gamblang kepada bos kesepian yang telah memperkerjakannya selama belasan tahun. Telah is coba segala cara untuk membantu bosnya. Mulai dari menemukan psikiater yang berpengalaman, atau memesan pelacur-pelacur kelas kakap untuk memuaskan nafsunya, namun tidak ada yang berhasil, di bayangan semua mimpinya, dia selalu mencoba menemukan gadis yang ada di dalam imaginasinya. Sebuah perintah yang tidak masuk akal. Bahkan dokter kejiwaan pun hampir menyerah mencoba membuatnya normal.

"Berusaha lagi lebih keras!"

"Baik, Bos!" Hanya itu yang dapat dilakukannya. "Bos, pagi ini, kita akan berangkat ke Kyoto sebelum transaksi ke Okinawa dilakukan,"

"Aku tahu!" Akira mematikannya. Dia melemparkan ponsel itu dan menuju laci. Ada lukisan perempuan itu di dalamnya, sebuah potret kecil yang selalu dipandangnya sebelum tidur, berharap bertemu dengannya setiap malam. Di sisi lain kamar tersebut, ada sebuah pintu tertutup, di dalamnya semua tentang gadis itu ada di sana. Ia tidak berani membukanya, sebab sekali masuk, dia tidak akan keluar dari sana seharian. Ia kembalikan potret itu ke tempat semula.

Di dunia ini, orang yang selalu ingin dia buat bahagia adalah perempuan ini, seorang perempuan berparas teduh yang mengisi kekosongan di dalam dirinya. Sejak kecil, ia selalu sendirian, bahkan orangtua pun dia tidak punya. Akira dibesarkan oleh kakeknya dengan amat keras. Hingga saat ia berusia 18 tahun, kakeknya terbunuh oeh musuh, membuatnya memiliki beban balas dendam.

***

Sementara itu, Annastasia telah siap dengan koper berisi 20 kg dan beberapa oleh-oleh untuk di bawa ke negaranya. Walaupun hanya tersisa ia dan adiknya, dia tetap memutuskan untuk pulang. Selama empat tahun berpendidikan, ia adalah mahasiswa yang pandai, namun tidak popular, tidak ada media sosial mana pun yang memuat wajahnya selain kartu identitas. Dia sangat mencintai diri sendiri dan menikmati keindahan dirinya sendiri. Tidak pernah punya pacar karena sibuk dengan pekerjaan paruh waktu dan akademiknya, sosial media hanya dia gunakan untuk menghibur diri selama satu jam per hari, benar-benar kehidupan seorang perempuan mandiri yang begitu teratur.

Dia bukan seorang penganut agama yang taat, kerudung kadang ia pakai kadang tidak, sebisanya salat tidak dia tinggalkan, walaupun sesekali jika terlalu sibuk dia terpaksa meninggalkannya.

Dia sudah siap dengan seluruh barang bawaan dan segera menuju bandara, penerbangannnya masih tiga jam, tapi takut kelamaan di imigrasi, dia memilih berangkat lebih awal daripada tidak jadi. Sampailah ia di bandara, langsung melakukan check-in bagasi dan terus menuju imigrasi, imigrasi sangat lengang, meleset dari perkiraannya, sehingga ia memiliki banyak waktu untuk berkeliling. Ia sampai pada sebuah toko fashion besar yang menampilkan sebuah dress selutut yang merupakan gaya busana kesukaannya. Dia punya koleksi baju-baju dengan gaya khas yang menjadi kesukaannya, busana-busana yang selalu ia pakai tidur karena kurang menutupi jika dipakai keluar.

"What!!!" Dia terkejut melihat harga busana itu dan segera kabur, dia tidak pernah berbelanja langsung di mall atau di bandara seperti ini, harganya sudah pasti sangat mahal. Dia segera menjauh dari tempat itu.

Sementara itu, Akira terpaksa transit di sebuah bandara di Kyoto karena jet pribadinya mengalami masalah. Walaupun kesal, dia tetap turun dan memasuki bandara menuju ruang VIP yang telah disiapkan.

"Buang saja jet itu dan beli yang baru! Sudah kukatakan aku benci masalah tak terduga seperti ini!"

"Maafkan saya, Bos! Saya..." Kalimat itu terhenti karena mereka sama-sama sedang melihat ke arah seorang gadis berkerudung yang tidak asing, seseorang yang mereka kenali parasnya.

"Bos, diaaa..."

"DIAM!" hardik Akira pada asistenanya, dia sedang berusaha mencerna hal ini, apakah ia kembali tertidur tadi? atau apakah ini nyata setelah sekian tahun berharap?

Akira sedang menatap gadis yang juga sedang menatap sebuah busana di depannya. Sebuah busana yang ia kenal, sebab malam panas tadi malam, adalah malam dimana perempuan itu mengenakan dress itu untuk merayunya, sebuah dress berbunga yang menampakkan seluruh punggung pemakainya.

Anastasia berjalan menuju Akira, walaupun dia sedikit takut melihat beberapa orang berbadan tegap dan besar sedang berjalan berlawanan ke arahnya. ia tetap fokus ke depan dan menunduk, namun, ia terlanjur beradu pandang dengan seseorang di tengah2 kerumunan sangar itu, seseorang yang menatapnya dengan sangat dalam dan menakutkan baginya. Dia memcoba mempercepat langkah, namun semakin ia percepat, semakin dingin udara terasa, hingga ketika mereka berpapasan, Akira meraih lengannya dan menariknya mendekat.

"Ada apa ini? Tolong lepaskan!" kata Ana berusaha melepaskan diri, pegangan laki-laki itu menyakiti lengannya sehingga ia meringis kesakitan.

"Berani sekali kamu mengabaikanku....!!!" Akira dengan napas cepat berusaha mengendalikan perasaaannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status