Share

Sebuah Kejutan di Pagi Hari (20)

Adrian tersenyum melihat Airin tertegun. Pernyataan spontan yang dilemparnya sebenarnya bukan tanpa alasan.

“Dasar konyol…” rutuk Airin kemudian. Berusaha mengalihkan pembicaraan dan juga menguasai debaran jantungnya sendiri. Adrian tertawa,

“Kak, aku serius…” godanya lagi.

“Kalau kamu mulai ngaco seperti itu, sebaiknya kamu cari tempat tinggal lain,” ujar Airin sembari meninggalkan laki-laki itu yang terus meledeknya.

Airin memasuki kamar kerjanya. Setelah perpisahannya dengan Sandy, perempuan itu jarang sekali tidur di kamar utama. Ia lebih sering menghabiskan waktu di ruang kerja yang dipenuhi oleh rak-rak buku serta ranjang berukuran kecil itu.

Ia menyalakan komputernya. Namun, tidak melakukan apa-apa di sana. Matanya hanya menatap lurus-lurus ke arah layar komputer, lalu menarik napas panjang.

Di tempat lain, Adrian terdiam di bawah shower yang mengguyur tubuh polosnya.

“Bagaimana jika aku jatuh cinta?” desahnya dalam hati. “Sepertinya, aku mulai terbawa suasana. Dan, bersa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status