Rerumputan tumbuh tinggi tersapu oleh kuningnya sinar matahari sore yan akan terbenam, hamparan bunga liar poppy dan blue irish tumbuh dengan baik saling bercampur.Ber alaskan sehelai kain, Floryn duduk memeluk lututnya di atas bukit, melihat kesibukan dermaga kota North Emith yang mana kapal-kapal tengah berlayar diantara suara ombak dan nyanyian burung camar.Hangat sinar matahari sore memeluk Floryn dari dinginnya angin yang berhembus.Floryn tidak tahu dengan apa yang kini tengah dia lakukan di tempat ini, namun dia senang dan damai.Lembaran buku bergerak terbuka membuka halaman-halaman yang penuh dengan rangkai kata.Floryn melihatnya dengan serius.Itu adalah buku favoritnya, buku yang telah ayahnya belikan sebagai hadiah karena Floryn telah menjuarai olimpiade tahunan es kating beberapa bulan lalu.Meski itu buku favoritnya..Tapi, Floryn ingin membaca buku baru yang asing dengan lembaran baru yang tidak terduga. Loryn tidak mau membaca buku sama untuk kedua kalinya karena d
Pembicaraan yang terjadi di kamar mandi ternyata masih membuat Floryn canggung, tidak berani untuk memulai percakapan lagi bahkan ketika dia menyiapkan sarapan untuk Alfred. Floryn takut Alfred kembali membahas soal pernikahan.Keduanya hanya saling melihat dan membuang muka tidak berani memulai pembicaraan, berkelut dengan pikiran masing-masing yang memiliki dua arah keinginan berbeda.Alfred percaya bahwa didunia ini masih ada keajaiban, mungkin diagnose dokter tidak tepat sasaran dan Floryn dapat hidup berpuluh-puluh tahun. Akal sehat Alfred tidak pernah berpikir bahwa pernikahan yang dia inginkan tidaklah didasari oleh penyakit yang telah diderita Floryn, Alfred ingin menikahi Floryn karena dia mencintainya. Tetapi insting Alfred tidak dapat menghindari ketakutan bahwa dia akan kehilangan gadis itu.Alfred mulai takut, saat dia menghadapi hari baru, dia tidak dapat melihat sosok Floryn lagi.Tidak dapat mendengar suaranya, tidak dapat memeluknya, tidak dapat melihat senyumannya
Lembaran kertas lusuh dimasukan ke dalam sebuah map, kertas-kertas itu adalah catatan penting milik Floryn yang disengaja tidak diberikan ke kantor polisi. Floryn menulis catatan itu selama di penjara.Catatan itu tentang hari-hari penting yang Floryn lalui dikala dia mendapatkan kesulitan oleh tindakan orang-orang jahat disekitarnya. Floryn menulis menulis lengkap pekerjaan dan nama pekerja lapas yang sering membawa paksa tahanan wanita untuk dijadikan wanita penghibur untuk sipir.Floryn ingin public sendiri yang melacak identitas petugas lapas didalam penjara yang selama ini bertinda amoral. Floryn sudah memperhitungkan setiap balasan yang harus orang-orang terima ketika mereka menyakitinya.Selembar photo yang sudah pudar berada di lipatan lipatan paling bawah.Photo itu Floryn dapatkan dari rumah dinas kejadian Abra meninggal. Photo masa kecilnya yang tengah merayakan ulang tahun ke tujuh bersama keluarganya yang pernah harmonis. Itu adalah satu-satunya photo yang bisa Floryn s
Berkat bantuan Julliet dan Roan yang cepat tanggap, akhirnya Rachel dapat dibekukan ditempat dalam keadaan terluka cukup parah, wanita itu memberontak dengan teriakan meminta dilepaskan begitu kedua tangannya terborgol.Floryn berdiri dalam ketegangan, melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaiamana kini Rachel diseret dengan kasar oleh dua orang polisi.Floryn mengusap sikunya dengan penuh tekanan, seluruh kulitnya meremang sakit teringat bagaimana dimalam itu, dia juga mengalami hal yang sama. Bedanya, saat malam Floryn ditangkap, disaksikan oleh banyak orang dan disoraki pembunuh.Rachel cukup beruntung, karena penangkapannya tidak menjadi bahan tontonan. Wajah Rachel berlumuran darah yang mengering, dengan sisa-sisa tenaganya wanita itu memberontak menatap Floryn dengan begitu tajam penuh kebencian. Dibandigkan menyesal, Rachel semakin marah dan tidak terima menerima kenyataan bahwa kini keberuntungan sudah tidak lagi berpihak padanya. Floryn telah mengalahkannya…“Apa kau sen
“Aku tidak salah, kenapa kalian menangkapku? Kalian salah orang!” teriak Issabel memberontak sekuat tenaga sampai tongkatnya terjatuh ke lantai. “Lepaskan aku, aku tidak melakukan kejahatan apapun!” jerit Issabel menolak untuk masuk ke dalam mobil.Dengan kuat Issabel didorong masuk ke dalam sampai tubuhnya tersungkur.“Apa kalian sudah gila! Aku tidak bersalah, kenapa diperlakukan seperti ini!” jerit Issabel mulai menangis, kakinya bergerak memberontak tetap berusaha keluar dan melepaskan diri.“Tutup mulutnya.”Seseorang langsung melakban mulut Issabel agar wanita itu tidak membuat keributan.“Diam!” teriak seorang lelaki membentak dan memaksa Issabel melihat ke sisi, melihat keberadaan seorang lelaki yang kini tengah babak belur tidak sadarkan diri. Dia adalah teman mucikarinya Issabel.Dada Issabel bergerak naik turun menahan tangisan, pupil matanya membulat sempurna melihat keberadaan Dany ada di kursi belakang dengan keadaan terluka parah.“Lihat dia, dia teman dan adikmu. Jika
Kerlap kerlip cahaya kamera memudarkan pandangan Floryn, dengan tangan gemetar di bawah meja dia meremas kuat permukaan pakaianna menyalurkan kegugupan dan takut yang meningkat.Seorang pengacara mulai membuka konferensi pers, menjelaskan detail permasalah yang kini tengah hangat diperbincangkan. Salah satu pengacara yang mendampingi Floryn mulai angkat bicara memberitahukan poin-poin yang sekarang ingin Floryn capai setelah Rachel ditangkap hari ini dan langsung ditetapkan sebagai tersangka.Sampai pada akhirnya sesi tanya jawabpun dimulai.Floryn yang gugup beberapa kali harus mengatur napas menguatkan diri untuk bisa menjawab apapun yang ditanganyakan karena ini adalah kesempatan untuk dirinya berbicara.Seorang pria paruh baya mengangkat tangannya memperkenalkan diri sebelum akhirnya mengajukan sebuah pertanyaan. “Nona Floryn, apakah Anda sudah pernah berkomunikasi dengan ayah Anda setelah keluar dari penjara?”Floryn menggeleng malu, terlalu menyakitkan untuknya memberitahu jika
“Apa kau pernah bertemu dia sebelumnya?” tanya Roan penasaran, melihat kepergian Daia usai memberikan kartu namanya kepada tim pengacara Floryn.“Aku juga baru pertama kali melihatnya,” jawab Floryn dengan jujur. “apa dia terkenal? Orang-orang terlihat berantusias kepadanya.”“Dia pengacara senior yang terpandang, suatu keberuntungan besar kau memiliki dukungan dari orang sehebat dia,” jelas Roan memberitahu.Seketika Floryn tersenyum. “Pengacara yang mendampingiku hari ini juga hebat, aku sangat bersyukur kau telah mempercayakan aku kepada mereka.”Bibir Roan menekan tidak dapat tersenyum selepas Floryn, sepanjang konferensi pers berlangsung, Roan menyadari jika kondisi kesehatan Floryn semakin memburuk, ketenangan palsu Floryn begitu mengkhawatirkannya. Butuh waktu lama untuk Floryn bisa menjawab pertanyaan, suaranya yang bergetar terdengar begitu kesulitan untuk menyelesaikan setiap kalimat yang ingin dia sampaikan.Roan sangat khawatir, penyakit Floryn akan datang dan menyerang
Pintu terbuka didepan Floryn, gadis itu melangkah dengan cepat melewati Andy yang sejak tadi menunggu.Satu-satu persatu anak tangga dia lewati, pandangannya mengabur terhalang kabut hitam penyakit dan air mata yang berjatuhan.Dengan kasar Floryn mengusapnya dan terus melangkah mengikuti bayang-bayang lorong sepi yang harus dia lewati dengan perjuangan.Setelah berbicara dengan Emier untuk yang terakhir kalinya dan membalasnya seperti apa yang Floryn harapkan selama ini, segala beban yang selama ini tanggung terangkat begitu saja membawa kelegaan seperti segunung es yang mencair. Anehnya, hati Floryn masih merasa sangat sakit.Apa yang telah Floryn lakukan pada Emier mungkin terdengar kejam dan penuh dendam karena walau bagaimapun dia adalah ayah kandungnya. Sesungguhnya, jauh didalam lubuk hati Floryn dia tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, hanya saja dia tidak mampu menahan sakit yang menyengat setiap kali melihat wajah Emier.Floryn tidak ingin menjadi seorang penjah