Home / Romansa / Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris / BAB 212: Penangkapan Issabel dan Rachel

Share

BAB 212: Penangkapan Issabel dan Rachel

Author: Asayake
last update Last Updated: 2024-09-03 15:52:40

Berkat bantuan Julliet dan Roan yang cepat tanggap, akhirnya Rachel dapat dibekukan ditempat dalam keadaan terluka cukup parah, wanita itu memberontak dengan teriakan meminta dilepaskan begitu kedua tangannya terborgol.

Floryn berdiri dalam ketegangan, melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaiamana kini Rachel diseret dengan kasar oleh dua orang polisi.

Floryn mengusap sikunya dengan penuh tekanan, seluruh kulitnya meremang sakit teringat bagaimana dimalam itu, dia juga mengalami hal yang sama. Bedanya, saat malam Floryn ditangkap, disaksikan oleh banyak orang dan disoraki pembunuh.

Rachel cukup beruntung, karena penangkapannya tidak menjadi bahan tontonan.

Wajah Rachel berlumuran darah yang mengering, dengan sisa-sisa tenaganya wanita itu memberontak menatap Floryn dengan begitu tajam penuh kebencian.

Dibandigkan menyesal, Rachel semakin marah dan tidak terima menerima kenyataan bahwa kini keberuntungan sudah tidak lagi berpihak padanya.

Floryn telah mengalahkannya…

“Apa kau sen
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
puji amriani
Nara harus bertemu Flo 🤏
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Issabel dan Rachel harus dihukum dengan hukuman maksimal...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 213: Konferensi Pers

    “Aku tidak salah, kenapa kalian menangkapku? Kalian salah orang!” teriak Issabel memberontak sekuat tenaga sampai tongkatnya terjatuh ke lantai. “Lepaskan aku, aku tidak melakukan kejahatan apapun!” jerit Issabel menolak untuk masuk ke dalam mobil.Dengan kuat Issabel didorong masuk ke dalam sampai tubuhnya tersungkur.“Apa kalian sudah gila! Aku tidak bersalah, kenapa diperlakukan seperti ini!” jerit Issabel mulai menangis, kakinya bergerak memberontak tetap berusaha keluar dan melepaskan diri.“Tutup mulutnya.”Seseorang langsung melakban mulut Issabel agar wanita itu tidak membuat keributan.“Diam!” teriak seorang lelaki membentak dan memaksa Issabel melihat ke sisi, melihat keberadaan seorang lelaki yang kini tengah babak belur tidak sadarkan diri. Dia adalah teman mucikarinya Issabel.Dada Issabel bergerak naik turun menahan tangisan, pupil matanya membulat sempurna melihat keberadaan Dany ada di kursi belakang dengan keadaan terluka parah.“Lihat dia, dia teman dan adikmu. Jika

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 214: Restu Nathalia

    Kerlap kerlip cahaya kamera memudarkan pandangan Floryn, dengan tangan gemetar di bawah meja dia meremas kuat permukaan pakaianna menyalurkan kegugupan dan takut yang meningkat.Seorang pengacara mulai membuka konferensi pers, menjelaskan detail permasalah yang kini tengah hangat diperbincangkan. Salah satu pengacara yang mendampingi Floryn mulai angkat bicara memberitahukan poin-poin yang sekarang ingin Floryn capai setelah Rachel ditangkap hari ini dan langsung ditetapkan sebagai tersangka.Sampai pada akhirnya sesi tanya jawabpun dimulai.Floryn yang gugup beberapa kali harus mengatur napas menguatkan diri untuk bisa menjawab apapun yang ditanganyakan karena ini adalah kesempatan untuk dirinya berbicara.Seorang pria paruh baya mengangkat tangannya memperkenalkan diri sebelum akhirnya mengajukan sebuah pertanyaan. “Nona Floryn, apakah Anda sudah pernah berkomunikasi dengan ayah Anda setelah keluar dari penjara?”Floryn menggeleng malu, terlalu menyakitkan untuknya memberitahu jika

    Last Updated : 2024-09-03
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 215: Maaf Emier

    “Apa kau pernah bertemu dia sebelumnya?” tanya Roan penasaran, melihat kepergian Daia usai memberikan kartu namanya kepada tim pengacara Floryn.“Aku juga baru pertama kali melihatnya,” jawab Floryn dengan jujur. “apa dia terkenal? Orang-orang terlihat berantusias kepadanya.”“Dia pengacara senior yang terpandang, suatu keberuntungan besar kau memiliki dukungan dari orang sehebat dia,” jelas Roan memberitahu.Seketika Floryn tersenyum. “Pengacara yang mendampingiku hari ini juga hebat, aku sangat bersyukur kau telah mempercayakan aku kepada mereka.”Bibir Roan menekan tidak dapat tersenyum selepas Floryn, sepanjang konferensi pers berlangsung, Roan menyadari jika kondisi kesehatan Floryn semakin memburuk, ketenangan palsu Floryn begitu mengkhawatirkannya. Butuh waktu lama untuk Floryn bisa menjawab pertanyaan, suaranya yang bergetar terdengar begitu kesulitan untuk menyelesaikan setiap kalimat yang ingin dia sampaikan.Roan sangat khawatir, penyakit Floryn akan datang dan menyerang

    Last Updated : 2024-09-04
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 216: Tersampaikan

    Pintu terbuka didepan Floryn, gadis itu melangkah dengan cepat melewati Andy yang sejak tadi menunggu.Satu-satu persatu anak tangga dia lewati, pandangannya mengabur terhalang kabut hitam penyakit dan air mata yang berjatuhan.Dengan kasar Floryn mengusapnya dan terus melangkah mengikuti bayang-bayang lorong sepi yang harus dia lewati dengan perjuangan.Setelah berbicara dengan Emier untuk yang terakhir kalinya dan membalasnya seperti apa yang Floryn harapkan selama ini, segala beban yang selama ini tanggung terangkat begitu saja membawa kelegaan seperti segunung es yang mencair. Anehnya, hati Floryn masih merasa sangat sakit.Apa yang telah Floryn lakukan pada Emier mungkin terdengar kejam dan penuh dendam karena walau bagaimapun dia adalah ayah kandungnya. Sesungguhnya, jauh didalam lubuk hati Floryn dia tidak ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, hanya saja dia tidak mampu menahan sakit yang menyengat setiap kali melihat wajah Emier.Floryn tidak ingin menjadi seorang penjah

    Last Updated : 2024-09-05
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 217: Penjara

    Rachel duduk meringkuk disudut ruangan dengan kepala terluka tanpa diobati, wanita itu tidak dapat berhenti menangis dan mengguncang jeruji besi meminta untuk dikeluarkan. Keributan yang dibuat Rachel telah mengganggu beberapa tahanan lain yang berada di ruangan berbeda.Rachel masih tidak menerima kenyataan bahwa kini kebebasannya telah berakhir, keberuntungan hidupnya sudah tidak lagi tersisa.Rachel tidak menyangka, semuanya terjadi begitu cepat seperti ledakan bom yang tidak dapat dihindarkan. Ini semua masih terasa seperti mimpi panjang bagi Rachel, mustahil dunianya yang begitu sempurna hancur begitu mudah ditangan perempuan sebatang kara yang telah terbuang! Seharusnya ini semua tidak terjadi.Rachel bergerak kesana kemari didalam ruangan sempit itu, wanita itu tidak dapat menenagkan dirinya sendiri dari kecemasan dan takut. “Aku mau pengacara! Panggilkan ibuku! Aku tidak bersalah, mengapa aku harus berada disini?” teriak Rachel dengan suara seraknya, tangannya kembali menggun

    Last Updated : 2024-09-05
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 218: Bukan Saingan

    “Anda ingin memakan sesuatu yang lain?” tanya Natty meletakan sepiring buah-buahan yang telah dipotong.“Tidak Natty, terima kasih,” jawab Floryn tersenyum lebar.Natty sedikit mengangguk dan segera undur diri, wanita itu menyibukan dirinya sendiri didapur menyiapkan menu makan malam.Ditengah kesibukanya yang memasak, sesekali mata Natty bergerak mengawasi Floryn yang kini tengah duduk tenang tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia seseorang yang sakit serius. Sangat sulit untuk menebak keadaannya saat ini.Sepulang dari koferensi pers, Natty melihat Floryn datang dalam keadaan dibopong oleh Roan.Roan menemaninya dalam waktu lama tanpa memberikan penjelasan apapun kepada Natty mengenai kondisi Floryn yang hanya duduk di kursi. Setelah satu jam lebih Roan menemaninya duduk, Floryn akhirnya bisa beranjak dan melangkah meski harus tertatih mencari pegangan, begitupun dengan Roan yang akhirnya pergi.Kening Natty mengerut samar, wanita itu mematikan kompornya begitu melihat Floryn beb

    Last Updated : 2024-09-05
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 219: Sebuah Gaun

    Floryn memasukan satu persatu kancing gaun tidurnya, dilihatnya kini semua boneka yang dia dapat berjajar rapi memenuhi sofa kamar. Sungguh tidak terduga, hari ini Floryn langsung mendapatkan sepuluh boneka sekaligus.“Kau membeli semua warna boneka beruang yang ada di toko?” tanya Floryn dengan senyuman.“Tentu saja. Karena aku tahu, cukup sulit mengesankanmu Nona Floryn,” jawab Alfred yang kini tengah berdiri dibelakangnya, menyisir rambut panjang Floryn yang baru selesai dia keringkan.“Sebenarnya aku tidak mengharapkan kado apapun darimu Alfred.”Bibir Alfred merenggut, matanya yang keemasan itu bergerak menatap Floryn melalui cermin besar yang ada didepan mereka. “Kenapa? Karena Roan sudah lebih dulu memberikannya padamu? Jadi kau tidak membutuhkan kado apapun dariku?” jawab Alfred ketus.Floryn menggeleng dengan senyuman yang semakin lebar. “Bukan karena itu, tapi kehadiranmu sudah menjadi seperti kado untukku Alfred.”Seketika Alfred tertunduk, bibirnya berkedut tidak dapat me

    Last Updated : 2024-09-06
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 220: Mimpi

    Emier bergerak lemah setelah sekian lama duduk bersimpuh menangis bergumul dengan kesedihan yang menyiksa, dengan langkah yang berat lelaki paruh baya itu pergi menyusuri setiap sudut rumah untuk meghancurkan setiap photo dirinya bersama Issabel dan kedua anak haram yang telah membuatnya hancur. Emier menjatuhkan tubuhnya di sebuah kursi untuk melepas lelah, beberapa teguk alcohol dia telan, berharap bisa membuatnya sejenak melupakan segala kesedihannya yang telah menyiksanya beberapa hari terakhir ini. Emier memejamkan matanya, berharap dia bisa tidur meski hanya sedetik. Sayangnya, wajah Floryn yang menangis merintih tersiksa kembali muncul dikepala dengan begitu jelas seakan menuntut Emier atas segala dosanya, menyiksa Emier untuk tidak mendapatkan sedikitpun ketenangan. Emier mengerarang terjebak dengan penyesalan yang tiada akhirnya. Kembali menangis memukuli diri dan memakinya Andai saja Emier dapat menarik kembali ribuan do’a buruk yang selama ini selalu dia panjatkan kep

    Last Updated : 2024-09-07

Latest chapter

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   END

    Samantha menghisap cerutunya dalam-dalam, wanita itu segera duduk dikursinya menghadap Roan yang telah cukup lama menunggu diruangannya.“Ada apa? Tidak seperti biasanya kau datang ke rumah bordilku,” tanya Samantha dengan suara serak.“Bagaimana kabarmu Samantha?”“Seperti yang kau lihat, selalu berjalan biasa seperti ini.”Seperti apa yang Roan lakukan sebelumnya, dia mengeluarkan sebuah amplop dari jaketnya dan meletakannya di meja kerja Samantha. “Aku ingin menyampaikan titipan dari Flo.”Samantha sempat terdiam melihat amplop diatas mejanya, sampai akhirnya dia bertanya. “Titipan apa?”“Bukalah.”Samantha meninggalkan cerutunya di asbak dan mengambil amplop itu, mengeluarkan selembar cek berisi dua juta dollar.Samantha terperangah kaget sampai tangannya gemetar memegang uang sangat banyak. “Apa maksudnya ini? Jangan bermain-main denganku jika ini tentang uang,” bisik Samantha dengan suara bergetar.Tubuh Roan menegak. “Itu adalah uang hasil dari tuntutan Flo pada kepolisian. Fl

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 256: Hukuman Rachel

    Kabar kematian Floryn tersebar luas kepada banyak orang, kasus pembunuhan dan scenario pembohongan besar yang telah dilakukan Rachel memantik banyak berhatian public untuk ikut turun tangan menuntut keadilan untuknya. Public menuntut untuk hukuman berat kepada Rachel karena dia bertanggung jawab penuh atas kematian Abra dan juga penyebab kematian Floryn. Kabar kematian Floryn akhirnya sampai ditelinga Rachel, alih-alih merasa senang orang yang paling dibencinya telah tiada, justru Rachel mulai dibayangi oleh ketakutan akan hukuman yang semakin berat harus dia jalani didepan mata. Selama dua bulan di dalam penjara, keadaan Rachel terlihat semakin mengkhawatirkan karena dia dikurung dalam ruang isolasi sendirian, dia mengalami delusi parah hingga harus mendapatkan obat penenang. Beberapa kali dia kedapatan hendak melakukan percobaan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan yang begitu menyiksanya. Kenekatan Rachel yang mulai parah membuat kedua tangannya dan kakinya perlu

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 255: Perpisahan

    Semua orang berjalan di hamparan rumput yang hijau dan subur, melangkah di bawah sinar matahari sore yang mulai kekuningan, suara hembusan angin terdengar dikesunyian yang mencekam, daun-daun yang berguguran ketanah seperti tengah bercerita tentang apa yang kini tengah terjadi pada segerombolan kecil orang yang membawa jenazah Floryn menuju tempat peristirahatan terakhirnya.Orang-orang berpakaian putih membawa bunga mawar merah tidak menunjukan tanda-tanda sedang berduka meski pada kenyataannya, ada hujan air mata yang tidak bisa dihentikan seiring dengan langkah yang kian dekat pada tempat dimana Floryn akan dimakamkan.Emier membekap mulutnya dengan kuat, melangkah tertatih kehilangan banyak tenaganya. Dia sudah tidak mampu lagi menampung kesedihannya hari ini, jauh lebih baik jika Emier sakit karena sekarat dibandingkan harus sakit karena penyesalan atas kepergian putrinya.Bahu Emier gemetar, lelaki paruh baya itu membungkuk tidak mampu melanjutkan perjalananya yang tinggal sedik

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 254: Terlambat

    Roan duduk sendirian di kamar tempat terakhir Floryn terbaring tadi malam, pria itu tengah menangis mengenakan pakaian putih yang beberapa jam lalu baru dibelinya. Suara rintihan pria itu terdengar, Roan tahu jika pada akhirnya ini semua akan terjadi, namun dia tidak pernah membayangkan jika rasa sakitnya sangat begitu menyiksa sampai membuatnya ingin berteriak sekencang mungkin.Roan tidak pernah menyangka jika perayaan kesembuhan yang telah Floryn ucapkan kepadanya beberapa jam lalu adalah sebuah perpisahan.Roan mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata, dengan langka gontainya pria itu berjalan melewati pintu, melihat Floryn yang terbaring dalam keadaan cantik dan tenang.Roan mendekat dengan putus asa, sebanyak apapun dia menangis, hal itu tidak mampu meradakan kesedihan dan sakit yang tengah bersarang didalam dadanya.Roan tahu, ini adalah jalan terbaik untuk Floryn. Tapi tidak untuk orang-orang disekitarnya yang kini harus belajar mengkihlaskan kepergiannya.Tangan Roan

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 253: Cincin

    Air mata Julliet terus berjatuhan membasahi punggung tangannya yang bersarung tangan. Dia dan Samantha tengah membantu mengenakan baju Floryn, memengakan sebuah gaun cantik yang telah Floryn beli dari toko satu jam sebelum kematiannya. “Aku tidak bisa melakukan ini Bibi,” isak Julliet mengusap wajahnya dengan kasar, dia sudah bertahan sekuat tenaga, namun setiap kali dia melihat wajah Floryn, tangisannya selalu terpecah.Julliet masih tidak menyangka jika Floryn akan berakhir seperti ini.Baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara sambil menunggu pagi datang, Julliet masih bisa melihat senyumannya yang cantik, suara tawanya yang lembut, bahkan Julliet sempat menggoda Floryn bahwa dia akan mempersiapkan gaun pernikahan sederhananya dengan Alfred.Julliet sama sekali tidak pernah berbikir bahwa gaun yang dibeli Floryn akan digunakan untuk hari terakhirnya.Apakah ini alasan Floryn meminta Julliet untuk tinggal dirumah neneknya? Apakah ini maksud dari Floryn yang telah mengatakan bah

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 252: Hari Berkabut

    Langit yang cerah berkabut terhalang oleh air mata. “Roan cepatlah!” teriak Alfred memeluk erat Floryn dengan gemetar, memaksa Roan untuk berkendara lebih cepat meninggalkan toko Luwis.Pikiran Alfred berubah kacau, jantuntungnya berdegup begitu kencang merenggut sebagian kekuatannya karena ketakutannya akan keadaan Floryn semakin tidak baik.“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang juga, aku mohon cepatlah!” pinta Alfred penuh permohonan.“Aku sudah berusaha secepat mungkin! Flo bertahanlah, kau akan baik-baik saja,” ucap Roan terdengar getir.Bulu mata Floryn bergerak pelan, kesadarannya yang terenggut telah kembali. Samar-samar Floryn melihat wajah Alfred yang kini tengah menangis, memeluk dalam pangkuan.Ada sakit yang cukup kuat disetiap denyut urat nadinya, kepala Floryn diletupi oleh sesuatu yang tidak dia mengerti. Jika ditanya apakah sakit? Sangat sakit, ini adalah sesuatu yang paling sakit diterima tubuhnya, namun Floryn tidak ingin meringis ataaupun menangis, dia ha

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 251: Membeli Gaun

    Pagi ini matahari cukup cerah dan hangat, mengurangi cuaca dingin dari musim gugur yang masih berlangsung.Floryn duduk disisi ranjang tengah diperiksa oleh dokter untuk memastikan keadaannya sebelum pergi keluar rumah.Ditengah ketenangannya, Floryn diam-diam memperhatikan Alfred yang tengah bersiap-siap. Pagi ini Floryn bisa mendengar suara rengekan Alfred kepada Ali karena tidak terbiasa menggunakan kamar mandi kecil, mendengar rengekannya karena tidak memiliki sarapan yang bergizi.Suara rengekan itu cukup menghibur Floryn yang berada di kamar, pasalnya Alfred tidak mengeluhkan apapun saat berada dihadapan Floryn, dia bersikap sebagai lelaki gantleman. Lucunya saat bersama Ali, Alfred akan mengeong seperti kucing rumahan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Roan.“Keadaannya membaik, beliau bisa pergi,” jawab Edith tersenyum lembut menyembunyikan ada kegetiran dimatanya. “jangan lupa membawa kursi roda untuk berjaga-jaga.”Roan tersenyum penuh kelegaan, pria itu sempat mendekati Floryn

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 250: Pikiran Alfred

    Malam yang dingin begitu sunyi, jam sudah menunjukan pukul dua malam dan semua orang tengah tertidur lelah mengistirahatkan diri ditenda-tenda yang sudah dibangun, tungku perapian dari arang dan kayu masih menyala menyebarkan kehangatan.Di dalam rumah, Floryn bergerak gelisah, seluruh tubuhnya kembali sakit dan sesak meski alat bantu pernapasan terpasang dihidungnya. Floryn diserang oleh mimpi aneh yang tidak jelas, sekuat tenaga dia berusaha untuk bangun dan sadar.Floryn tersentak membuka matanya seketika, bibirnya terbuka bernapas dengan kasar tidak beraturan, seluruh tubuhnya kembali tidak dapat digerakan, sekuat apapun Floryn berusaha, dia tidak dapat melakukannya bahkan sekadar untuk menggerakan jarinya.Semakin sering penyakit itu datang, semakin banyak kemampuan tubuh Floryn yang terenggut.Butuh waktu yang cukup lama untuk Floryn mendapatkan ketenangan, melihat keberadaan Alfred yang tengah tertidur duduk di kursi rotan. Sejak kemarin Alfred tidak mendapatkan waktu beristi

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 249: Gaun

    Roan berdiri di ambang pintu, memperhatikan Alfred yang masih tidak beranjak meninggalkan Floryn, pria itu tengah memijat tangan Floryn yang masih kesulitan untuk digerakan. Sejak kembali sadar, bahkan Floryn belum berbicara sepatah katapun.Tampaknya setelah ditinggalkan Floryn dimalam itu, Alfred mulai takut untuk meninggalkan Floryn dari jangkauan matanya.Roan mengetuk daun pintu sepelan mungkin. “Izinkan aku berbicara dengan Flo. Hanya berdua,” pinta Roan.Dengan berat hati Alfred beranjak pergi memberi ruang.Roan mendekat dengan penuh kehati-hatian, matanya bertemu dengan sepasang mata Floryn yang memandanginya dengan lekat tanpa berbicara sepatah katapun. Dokter bilang jika penyakit Floryn sudah mengganggu ingatannya, karena itulah kini Floryn pikiran Floryn sedang melayang tersesat.Roan tersenyum dan duduk bersimpuh di lantai agar bisa mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Floryn.“Flo,” panggil Roan.Bola mata Floryn bergerak kesisi melihat Roan melalui sudut matanya.“Apa s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status