Share

BAB 217: Penjara

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-05 16:30:36

Rachel duduk meringkuk disudut ruangan dengan kepala terluka tanpa diobati, wanita itu tidak dapat berhenti menangis dan mengguncang jeruji besi meminta untuk dikeluarkan. Keributan yang dibuat Rachel telah mengganggu beberapa tahanan lain yang berada di ruangan berbeda.

Rachel masih tidak menerima kenyataan bahwa kini kebebasannya telah berakhir, keberuntungan hidupnya sudah tidak lagi tersisa.

Rachel tidak menyangka, semuanya terjadi begitu cepat seperti ledakan bom yang tidak dapat dihindarkan. Ini semua masih terasa seperti mimpi panjang bagi Rachel, mustahil dunianya yang begitu sempurna hancur begitu mudah ditangan perempuan sebatang kara yang telah terbuang! Seharusnya ini semua tidak terjadi.

Rachel bergerak kesana kemari didalam ruangan sempit itu, wanita itu tidak dapat menenagkan dirinya sendiri dari kecemasan dan takut. “Aku mau pengacara! Panggilkan ibuku! Aku tidak bersalah, mengapa aku harus berada disini?” teriak Rachel dengan suara seraknya, tangannya kembali menggun
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
puji amriani
kaaaaaak please update 1 lagi bab Flo dan Alfred
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Si Rachel nih belum ada kapoknya ya. Duh baru dipenjara aja udah kayak si paling menderita. Flooo, moga bisa sembuh ya. Masih berharap. Yeay, setelah ini bakal ketemuan nih Alfred & Flo. Gak udah cemburu sama Roan ya. Lanjut Kak, semangaaaat....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 218: Bukan Saingan

    “Anda ingin memakan sesuatu yang lain?” tanya Natty meletakan sepiring buah-buahan yang telah dipotong.“Tidak Natty, terima kasih,” jawab Floryn tersenyum lebar.Natty sedikit mengangguk dan segera undur diri, wanita itu menyibukan dirinya sendiri didapur menyiapkan menu makan malam.Ditengah kesibukanya yang memasak, sesekali mata Natty bergerak mengawasi Floryn yang kini tengah duduk tenang tidak menunjukan tanda-tanda bahwa dia seseorang yang sakit serius. Sangat sulit untuk menebak keadaannya saat ini.Sepulang dari koferensi pers, Natty melihat Floryn datang dalam keadaan dibopong oleh Roan.Roan menemaninya dalam waktu lama tanpa memberikan penjelasan apapun kepada Natty mengenai kondisi Floryn yang hanya duduk di kursi. Setelah satu jam lebih Roan menemaninya duduk, Floryn akhirnya bisa beranjak dan melangkah meski harus tertatih mencari pegangan, begitupun dengan Roan yang akhirnya pergi.Kening Natty mengerut samar, wanita itu mematikan kompornya begitu melihat Floryn beb

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 219: Sebuah Gaun

    Floryn memasukan satu persatu kancing gaun tidurnya, dilihatnya kini semua boneka yang dia dapat berjajar rapi memenuhi sofa kamar. Sungguh tidak terduga, hari ini Floryn langsung mendapatkan sepuluh boneka sekaligus.“Kau membeli semua warna boneka beruang yang ada di toko?” tanya Floryn dengan senyuman.“Tentu saja. Karena aku tahu, cukup sulit mengesankanmu Nona Floryn,” jawab Alfred yang kini tengah berdiri dibelakangnya, menyisir rambut panjang Floryn yang baru selesai dia keringkan.“Sebenarnya aku tidak mengharapkan kado apapun darimu Alfred.”Bibir Alfred merenggut, matanya yang keemasan itu bergerak menatap Floryn melalui cermin besar yang ada didepan mereka. “Kenapa? Karena Roan sudah lebih dulu memberikannya padamu? Jadi kau tidak membutuhkan kado apapun dariku?” jawab Alfred ketus.Floryn menggeleng dengan senyuman yang semakin lebar. “Bukan karena itu, tapi kehadiranmu sudah menjadi seperti kado untukku Alfred.”Seketika Alfred tertunduk, bibirnya berkedut tidak dapat me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 220: Mimpi

    Emier bergerak lemah setelah sekian lama duduk bersimpuh menangis bergumul dengan kesedihan yang menyiksa, dengan langkah yang berat lelaki paruh baya itu pergi menyusuri setiap sudut rumah untuk meghancurkan setiap photo dirinya bersama Issabel dan kedua anak haram yang telah membuatnya hancur. Emier menjatuhkan tubuhnya di sebuah kursi untuk melepas lelah, beberapa teguk alcohol dia telan, berharap bisa membuatnya sejenak melupakan segala kesedihannya yang telah menyiksanya beberapa hari terakhir ini. Emier memejamkan matanya, berharap dia bisa tidur meski hanya sedetik. Sayangnya, wajah Floryn yang menangis merintih tersiksa kembali muncul dikepala dengan begitu jelas seakan menuntut Emier atas segala dosanya, menyiksa Emier untuk tidak mendapatkan sedikitpun ketenangan. Emier mengerarang terjebak dengan penyesalan yang tiada akhirnya. Kembali menangis memukuli diri dan memakinya Andai saja Emier dapat menarik kembali ribuan do’a buruk yang selama ini selalu dia panjatkan kep

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 221: Bujukan

    Rachel duduk meringkuk diatas dinginnya lantai dengan sebagian wajah yang babak belur dan terluka, wanita itu tidak dapat tidur setelah melewati interogasi, ditekan diruangan putih yang menakutkan bersama orang-orang yang tidak berhenti mendesaknya untuk mengakui apa yang sebenarnya telah terjadi dan motif Rachel menuduh Floryn.Secara terpaksa, akhirnya Rachel mengakui perbuatannya dibandingkan harus tersiksa lebih jauh.Rachel menatap tajam Issabel yang terhalang oleh sel tahanan, Issabel sendiri tidak dapat tidur dengan kondisi yang seperti ini. Rachel sudah mendengar kasus yang telah menjerat ibunya, rupanya Issabel terlibat perjual belian manusia dan menjadikan mereka wanita penghibur hingga peliharaan beberapa orang kaya yang memiliki fantasi menyimpang. Issabel menghabiskan uangnya dari pekerjaan kotor itu untuk berjudi dan memfaslitiasi Nolan.Kasus Issabel sama beratnya dengan Rachel.Setelah interogasi hari ini, mustahil untuk Rachel bisa menghirup udara kebebasan, dia just

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 222: Piknik

    “Pak, kita sudah sampai,” ucap Andy memberitahu.Emier terperanjat dari lamunan kecilnya, lelaki paruh baya itu melihat ke sekitar kantor pusat kepolisian. Sudah ada banyak wartawan menunggu, ada beberapa orang polisi yang berdiri bersiap mengawal Emier masuk ke dalam.Emier mengatur napasnya beberapa kali untuk mengumpulkan banyak kekuatan menghadapi apa yang kini telah terjadi dan harus dia selesaikan. Emier membuka pintu dan segera keluar, dia mengenakan seragamnya dengan rapi tanpa kekurangan satupun, begitupun dengan beberapa lencana yang tersemat menunjukan beberapa prestasi yang telah diraihnya selama menjadi polisi hampir dua puluh lima tahun lamanya.Melihat kedatangan Emier yang akhirnya muncul dipublic setelah beberapa hari menghilang, para wartawan mengangkat kamera mereka untuk mengambil photo sebanyak mungkin.Emier tertunduk dengan beban tanggung jawab yang harus dia tanggung dipundaknya.Tidak hanya tanggung jawab kepada Rafaela dan Floryn yang telah dia sakiti, Emier

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 223: Merajuk

    Roan keluar dari mobilnya, membantu Michael untuk memindahkan kursi roda sebelum Floryn menyadarinya. “Kakak,” rengek Nara menyembunyikan wajahnya dengan memeluk pinggang Alfred begitu melihat Floryn keluar bersama Natty datang membawa beberapa perlengkapan untuk piknik mereka hari ini. Nara senang bisa kembali melihat mantan perawatnya itu, disisi lain dia canggung mengingat perpisahan mereka dimalam itu tidak begitu menyenangkan. Nara sudah mendengar cerita Alfred mengenai alasan Floryn berhenti bekerja karena, Alfred mengatakan jika sebenarnya Floryn tengah sakit dan tidak bisa banyak beraktifitas.Karena cerita itu akhirnya Nara tidak lagi kecewa kepada orang tuanya, dia juga tidak lagi mempertanyakan mengapa Floryn ingkar janji kepadanya.“Tidak apa-apa Nara.” Alfred mengusap rambut Nara, dengan hati-hati dia menuntun adiknya itu untuk menghampiri Floryn.“Nona, apa kabar?” sapa Floryn tersenyum cerah menyambut kedatangan Nara.Nara tertunduk malu dan kembali bersembunyi meme

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-08
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 224: Pengunduran Diri

    Emier berdiri di depan sebuah mimbar, berdiri diantara cahaya kerlap kerlip kamera terpusat kepadanya. Emier menatap keseliling dimana semua orang menunggu dia untuk memulai pembicaraan setelah hampir satu menit laminya berdiam diri.Tangan Emier terkepal kuat disisi mengumpulkan banyak kekuatan, Emier tidak memiliki catatan apapun untuk dibacakan. Emier tidak memiliki rencana apapun, dia hanya ingin menyampaikan permintaan maafnya kepada semua orang.Sekali lagi Emier mengatur napasnya sebelum memulai pembicaraan. “Selamat siang semuanya, terima kasih atas kedatangan Anda semuanya yang menerima undangan saya.”Emier kembali terdiam beberapa saat, matanya bergerak pelan melihat penjuru arah kamera, semua orang terdiam menatapnya dengan serius.Wajah Emier terangkat. “Saya tidak tahu harus memulai pembicaraan ini darimana. Satu-satunya hal yang paling ingin saya sampaikan kepada semua orang adalah, saya minta maaf, sungguh-sungguh minta maaf atas kekacauan fatal yang terjadi dalam wak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-09
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 225: Menyadarinya

    Melisa menggenggam handponenya dengan kuat, melihat berita yang kini tengah ramai membicarakan kasus pembunuhan lima tahun lalu.Setelah selesai memberitahu identitas Floryn kepada keluarga Morgan, Melisa memutuskan terbang ke Hawai untuk liburan dan menenangkan diri selama beberapa hari, berpikir bahwa kembalinya nanti dari tempat liburan, keluarga Morgan akan menghubunginya dan menyesali pembatalan pertungan Melisa dengan Alfred.Berharap bahwa kabar putusnya hubungan dia dan Alfred hanya akan menjadi berita miring semata dikalangan orang-orang kelas atas karena mereka akan kembali bersama dalam waktu dekat.Alih-alih disambut oleh sesuatu yang menyenangkan, kini justru Melisa geram oleh kenyataan yang tidak sesui dengan rencana. Dia telah tertinggal banyak berita mengenai keluarga Floryn dan kebenaran bahwa dia adalah seorang korban salah tangkap.Pupus sudah harapan Melisa yang ingin menjadi pahlawan untuk keluarga Morgan.Apa lagi yang harus Melisa lakukan untuk bisa mengambil

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10

Bab terbaru

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   END

    Samantha menghisap cerutunya dalam-dalam, wanita itu segera duduk dikursinya menghadap Roan yang telah cukup lama menunggu diruangannya.“Ada apa? Tidak seperti biasanya kau datang ke rumah bordilku,” tanya Samantha dengan suara serak.“Bagaimana kabarmu Samantha?”“Seperti yang kau lihat, selalu berjalan biasa seperti ini.”Seperti apa yang Roan lakukan sebelumnya, dia mengeluarkan sebuah amplop dari jaketnya dan meletakannya di meja kerja Samantha. “Aku ingin menyampaikan titipan dari Flo.”Samantha sempat terdiam melihat amplop diatas mejanya, sampai akhirnya dia bertanya. “Titipan apa?”“Bukalah.”Samantha meninggalkan cerutunya di asbak dan mengambil amplop itu, mengeluarkan selembar cek berisi dua juta dollar.Samantha terperangah kaget sampai tangannya gemetar memegang uang sangat banyak. “Apa maksudnya ini? Jangan bermain-main denganku jika ini tentang uang,” bisik Samantha dengan suara bergetar.Tubuh Roan menegak. “Itu adalah uang hasil dari tuntutan Flo pada kepolisian. Fl

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 256: Hukuman Rachel

    Kabar kematian Floryn tersebar luas kepada banyak orang, kasus pembunuhan dan scenario pembohongan besar yang telah dilakukan Rachel memantik banyak berhatian public untuk ikut turun tangan menuntut keadilan untuknya. Public menuntut untuk hukuman berat kepada Rachel karena dia bertanggung jawab penuh atas kematian Abra dan juga penyebab kematian Floryn. Kabar kematian Floryn akhirnya sampai ditelinga Rachel, alih-alih merasa senang orang yang paling dibencinya telah tiada, justru Rachel mulai dibayangi oleh ketakutan akan hukuman yang semakin berat harus dia jalani didepan mata. Selama dua bulan di dalam penjara, keadaan Rachel terlihat semakin mengkhawatirkan karena dia dikurung dalam ruang isolasi sendirian, dia mengalami delusi parah hingga harus mendapatkan obat penenang. Beberapa kali dia kedapatan hendak melakukan percobaan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan yang begitu menyiksanya. Kenekatan Rachel yang mulai parah membuat kedua tangannya dan kakinya perlu

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 255: Perpisahan

    Semua orang berjalan di hamparan rumput yang hijau dan subur, melangkah di bawah sinar matahari sore yang mulai kekuningan, suara hembusan angin terdengar dikesunyian yang mencekam, daun-daun yang berguguran ketanah seperti tengah bercerita tentang apa yang kini tengah terjadi pada segerombolan kecil orang yang membawa jenazah Floryn menuju tempat peristirahatan terakhirnya.Orang-orang berpakaian putih membawa bunga mawar merah tidak menunjukan tanda-tanda sedang berduka meski pada kenyataannya, ada hujan air mata yang tidak bisa dihentikan seiring dengan langkah yang kian dekat pada tempat dimana Floryn akan dimakamkan.Emier membekap mulutnya dengan kuat, melangkah tertatih kehilangan banyak tenaganya. Dia sudah tidak mampu lagi menampung kesedihannya hari ini, jauh lebih baik jika Emier sakit karena sekarat dibandingkan harus sakit karena penyesalan atas kepergian putrinya.Bahu Emier gemetar, lelaki paruh baya itu membungkuk tidak mampu melanjutkan perjalananya yang tinggal sedik

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 254: Terlambat

    Roan duduk sendirian di kamar tempat terakhir Floryn terbaring tadi malam, pria itu tengah menangis mengenakan pakaian putih yang beberapa jam lalu baru dibelinya. Suara rintihan pria itu terdengar, Roan tahu jika pada akhirnya ini semua akan terjadi, namun dia tidak pernah membayangkan jika rasa sakitnya sangat begitu menyiksa sampai membuatnya ingin berteriak sekencang mungkin.Roan tidak pernah menyangka jika perayaan kesembuhan yang telah Floryn ucapkan kepadanya beberapa jam lalu adalah sebuah perpisahan.Roan mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata, dengan langka gontainya pria itu berjalan melewati pintu, melihat Floryn yang terbaring dalam keadaan cantik dan tenang.Roan mendekat dengan putus asa, sebanyak apapun dia menangis, hal itu tidak mampu meradakan kesedihan dan sakit yang tengah bersarang didalam dadanya.Roan tahu, ini adalah jalan terbaik untuk Floryn. Tapi tidak untuk orang-orang disekitarnya yang kini harus belajar mengkihlaskan kepergiannya.Tangan Roan

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 253: Cincin

    Air mata Julliet terus berjatuhan membasahi punggung tangannya yang bersarung tangan. Dia dan Samantha tengah membantu mengenakan baju Floryn, memengakan sebuah gaun cantik yang telah Floryn beli dari toko satu jam sebelum kematiannya. “Aku tidak bisa melakukan ini Bibi,” isak Julliet mengusap wajahnya dengan kasar, dia sudah bertahan sekuat tenaga, namun setiap kali dia melihat wajah Floryn, tangisannya selalu terpecah.Julliet masih tidak menyangka jika Floryn akan berakhir seperti ini.Baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara sambil menunggu pagi datang, Julliet masih bisa melihat senyumannya yang cantik, suara tawanya yang lembut, bahkan Julliet sempat menggoda Floryn bahwa dia akan mempersiapkan gaun pernikahan sederhananya dengan Alfred.Julliet sama sekali tidak pernah berbikir bahwa gaun yang dibeli Floryn akan digunakan untuk hari terakhirnya.Apakah ini alasan Floryn meminta Julliet untuk tinggal dirumah neneknya? Apakah ini maksud dari Floryn yang telah mengatakan bah

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 252: Hari Berkabut

    Langit yang cerah berkabut terhalang oleh air mata. “Roan cepatlah!” teriak Alfred memeluk erat Floryn dengan gemetar, memaksa Roan untuk berkendara lebih cepat meninggalkan toko Luwis.Pikiran Alfred berubah kacau, jantuntungnya berdegup begitu kencang merenggut sebagian kekuatannya karena ketakutannya akan keadaan Floryn semakin tidak baik.“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang juga, aku mohon cepatlah!” pinta Alfred penuh permohonan.“Aku sudah berusaha secepat mungkin! Flo bertahanlah, kau akan baik-baik saja,” ucap Roan terdengar getir.Bulu mata Floryn bergerak pelan, kesadarannya yang terenggut telah kembali. Samar-samar Floryn melihat wajah Alfred yang kini tengah menangis, memeluk dalam pangkuan.Ada sakit yang cukup kuat disetiap denyut urat nadinya, kepala Floryn diletupi oleh sesuatu yang tidak dia mengerti. Jika ditanya apakah sakit? Sangat sakit, ini adalah sesuatu yang paling sakit diterima tubuhnya, namun Floryn tidak ingin meringis ataaupun menangis, dia ha

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 251: Membeli Gaun

    Pagi ini matahari cukup cerah dan hangat, mengurangi cuaca dingin dari musim gugur yang masih berlangsung.Floryn duduk disisi ranjang tengah diperiksa oleh dokter untuk memastikan keadaannya sebelum pergi keluar rumah.Ditengah ketenangannya, Floryn diam-diam memperhatikan Alfred yang tengah bersiap-siap. Pagi ini Floryn bisa mendengar suara rengekan Alfred kepada Ali karena tidak terbiasa menggunakan kamar mandi kecil, mendengar rengekannya karena tidak memiliki sarapan yang bergizi.Suara rengekan itu cukup menghibur Floryn yang berada di kamar, pasalnya Alfred tidak mengeluhkan apapun saat berada dihadapan Floryn, dia bersikap sebagai lelaki gantleman. Lucunya saat bersama Ali, Alfred akan mengeong seperti kucing rumahan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Roan.“Keadaannya membaik, beliau bisa pergi,” jawab Edith tersenyum lembut menyembunyikan ada kegetiran dimatanya. “jangan lupa membawa kursi roda untuk berjaga-jaga.”Roan tersenyum penuh kelegaan, pria itu sempat mendekati Floryn

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 250: Pikiran Alfred

    Malam yang dingin begitu sunyi, jam sudah menunjukan pukul dua malam dan semua orang tengah tertidur lelah mengistirahatkan diri ditenda-tenda yang sudah dibangun, tungku perapian dari arang dan kayu masih menyala menyebarkan kehangatan.Di dalam rumah, Floryn bergerak gelisah, seluruh tubuhnya kembali sakit dan sesak meski alat bantu pernapasan terpasang dihidungnya. Floryn diserang oleh mimpi aneh yang tidak jelas, sekuat tenaga dia berusaha untuk bangun dan sadar.Floryn tersentak membuka matanya seketika, bibirnya terbuka bernapas dengan kasar tidak beraturan, seluruh tubuhnya kembali tidak dapat digerakan, sekuat apapun Floryn berusaha, dia tidak dapat melakukannya bahkan sekadar untuk menggerakan jarinya.Semakin sering penyakit itu datang, semakin banyak kemampuan tubuh Floryn yang terenggut.Butuh waktu yang cukup lama untuk Floryn mendapatkan ketenangan, melihat keberadaan Alfred yang tengah tertidur duduk di kursi rotan. Sejak kemarin Alfred tidak mendapatkan waktu beristi

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 249: Gaun

    Roan berdiri di ambang pintu, memperhatikan Alfred yang masih tidak beranjak meninggalkan Floryn, pria itu tengah memijat tangan Floryn yang masih kesulitan untuk digerakan. Sejak kembali sadar, bahkan Floryn belum berbicara sepatah katapun.Tampaknya setelah ditinggalkan Floryn dimalam itu, Alfred mulai takut untuk meninggalkan Floryn dari jangkauan matanya.Roan mengetuk daun pintu sepelan mungkin. “Izinkan aku berbicara dengan Flo. Hanya berdua,” pinta Roan.Dengan berat hati Alfred beranjak pergi memberi ruang.Roan mendekat dengan penuh kehati-hatian, matanya bertemu dengan sepasang mata Floryn yang memandanginya dengan lekat tanpa berbicara sepatah katapun. Dokter bilang jika penyakit Floryn sudah mengganggu ingatannya, karena itulah kini Floryn pikiran Floryn sedang melayang tersesat.Roan tersenyum dan duduk bersimpuh di lantai agar bisa mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Floryn.“Flo,” panggil Roan.Bola mata Floryn bergerak kesisi melihat Roan melalui sudut matanya.“Apa s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status