Floryn memasukan satu persatu kancing gaun tidurnya, dilihatnya kini semua boneka yang dia dapat berjajar rapi memenuhi sofa kamar. Sungguh tidak terduga, hari ini Floryn langsung mendapatkan sepuluh boneka sekaligus.“Kau membeli semua warna boneka beruang yang ada di toko?” tanya Floryn dengan senyuman.“Tentu saja. Karena aku tahu, cukup sulit mengesankanmu Nona Floryn,” jawab Alfred yang kini tengah berdiri dibelakangnya, menyisir rambut panjang Floryn yang baru selesai dia keringkan.“Sebenarnya aku tidak mengharapkan kado apapun darimu Alfred.”Bibir Alfred merenggut, matanya yang keemasan itu bergerak menatap Floryn melalui cermin besar yang ada didepan mereka. “Kenapa? Karena Roan sudah lebih dulu memberikannya padamu? Jadi kau tidak membutuhkan kado apapun dariku?” jawab Alfred ketus.Floryn menggeleng dengan senyuman yang semakin lebar. “Bukan karena itu, tapi kehadiranmu sudah menjadi seperti kado untukku Alfred.”Seketika Alfred tertunduk, bibirnya berkedut tidak dapat me
Emier bergerak lemah setelah sekian lama duduk bersimpuh menangis bergumul dengan kesedihan yang menyiksa, dengan langkah yang berat lelaki paruh baya itu pergi menyusuri setiap sudut rumah untuk meghancurkan setiap photo dirinya bersama Issabel dan kedua anak haram yang telah membuatnya hancur. Emier menjatuhkan tubuhnya di sebuah kursi untuk melepas lelah, beberapa teguk alcohol dia telan, berharap bisa membuatnya sejenak melupakan segala kesedihannya yang telah menyiksanya beberapa hari terakhir ini. Emier memejamkan matanya, berharap dia bisa tidur meski hanya sedetik. Sayangnya, wajah Floryn yang menangis merintih tersiksa kembali muncul dikepala dengan begitu jelas seakan menuntut Emier atas segala dosanya, menyiksa Emier untuk tidak mendapatkan sedikitpun ketenangan. Emier mengerarang terjebak dengan penyesalan yang tiada akhirnya. Kembali menangis memukuli diri dan memakinya Andai saja Emier dapat menarik kembali ribuan do’a buruk yang selama ini selalu dia panjatkan kep
Rachel duduk meringkuk diatas dinginnya lantai dengan sebagian wajah yang babak belur dan terluka, wanita itu tidak dapat tidur setelah melewati interogasi, ditekan diruangan putih yang menakutkan bersama orang-orang yang tidak berhenti mendesaknya untuk mengakui apa yang sebenarnya telah terjadi dan motif Rachel menuduh Floryn.Secara terpaksa, akhirnya Rachel mengakui perbuatannya dibandingkan harus tersiksa lebih jauh.Rachel menatap tajam Issabel yang terhalang oleh sel tahanan, Issabel sendiri tidak dapat tidur dengan kondisi yang seperti ini. Rachel sudah mendengar kasus yang telah menjerat ibunya, rupanya Issabel terlibat perjual belian manusia dan menjadikan mereka wanita penghibur hingga peliharaan beberapa orang kaya yang memiliki fantasi menyimpang. Issabel menghabiskan uangnya dari pekerjaan kotor itu untuk berjudi dan memfaslitiasi Nolan.Kasus Issabel sama beratnya dengan Rachel.Setelah interogasi hari ini, mustahil untuk Rachel bisa menghirup udara kebebasan, dia just
“Pak, kita sudah sampai,” ucap Andy memberitahu.Emier terperanjat dari lamunan kecilnya, lelaki paruh baya itu melihat ke sekitar kantor pusat kepolisian. Sudah ada banyak wartawan menunggu, ada beberapa orang polisi yang berdiri bersiap mengawal Emier masuk ke dalam.Emier mengatur napasnya beberapa kali untuk mengumpulkan banyak kekuatan menghadapi apa yang kini telah terjadi dan harus dia selesaikan. Emier membuka pintu dan segera keluar, dia mengenakan seragamnya dengan rapi tanpa kekurangan satupun, begitupun dengan beberapa lencana yang tersemat menunjukan beberapa prestasi yang telah diraihnya selama menjadi polisi hampir dua puluh lima tahun lamanya.Melihat kedatangan Emier yang akhirnya muncul dipublic setelah beberapa hari menghilang, para wartawan mengangkat kamera mereka untuk mengambil photo sebanyak mungkin.Emier tertunduk dengan beban tanggung jawab yang harus dia tanggung dipundaknya.Tidak hanya tanggung jawab kepada Rafaela dan Floryn yang telah dia sakiti, Emier
Roan keluar dari mobilnya, membantu Michael untuk memindahkan kursi roda sebelum Floryn menyadarinya. “Kakak,” rengek Nara menyembunyikan wajahnya dengan memeluk pinggang Alfred begitu melihat Floryn keluar bersama Natty datang membawa beberapa perlengkapan untuk piknik mereka hari ini. Nara senang bisa kembali melihat mantan perawatnya itu, disisi lain dia canggung mengingat perpisahan mereka dimalam itu tidak begitu menyenangkan. Nara sudah mendengar cerita Alfred mengenai alasan Floryn berhenti bekerja karena, Alfred mengatakan jika sebenarnya Floryn tengah sakit dan tidak bisa banyak beraktifitas.Karena cerita itu akhirnya Nara tidak lagi kecewa kepada orang tuanya, dia juga tidak lagi mempertanyakan mengapa Floryn ingkar janji kepadanya.“Tidak apa-apa Nara.” Alfred mengusap rambut Nara, dengan hati-hati dia menuntun adiknya itu untuk menghampiri Floryn.“Nona, apa kabar?” sapa Floryn tersenyum cerah menyambut kedatangan Nara.Nara tertunduk malu dan kembali bersembunyi meme
Emier berdiri di depan sebuah mimbar, berdiri diantara cahaya kerlap kerlip kamera terpusat kepadanya. Emier menatap keseliling dimana semua orang menunggu dia untuk memulai pembicaraan setelah hampir satu menit laminya berdiam diri.Tangan Emier terkepal kuat disisi mengumpulkan banyak kekuatan, Emier tidak memiliki catatan apapun untuk dibacakan. Emier tidak memiliki rencana apapun, dia hanya ingin menyampaikan permintaan maafnya kepada semua orang.Sekali lagi Emier mengatur napasnya sebelum memulai pembicaraan. “Selamat siang semuanya, terima kasih atas kedatangan Anda semuanya yang menerima undangan saya.”Emier kembali terdiam beberapa saat, matanya bergerak pelan melihat penjuru arah kamera, semua orang terdiam menatapnya dengan serius.Wajah Emier terangkat. “Saya tidak tahu harus memulai pembicaraan ini darimana. Satu-satunya hal yang paling ingin saya sampaikan kepada semua orang adalah, saya minta maaf, sungguh-sungguh minta maaf atas kekacauan fatal yang terjadi dalam wak
Melisa menggenggam handponenya dengan kuat, melihat berita yang kini tengah ramai membicarakan kasus pembunuhan lima tahun lalu.Setelah selesai memberitahu identitas Floryn kepada keluarga Morgan, Melisa memutuskan terbang ke Hawai untuk liburan dan menenangkan diri selama beberapa hari, berpikir bahwa kembalinya nanti dari tempat liburan, keluarga Morgan akan menghubunginya dan menyesali pembatalan pertungan Melisa dengan Alfred.Berharap bahwa kabar putusnya hubungan dia dan Alfred hanya akan menjadi berita miring semata dikalangan orang-orang kelas atas karena mereka akan kembali bersama dalam waktu dekat.Alih-alih disambut oleh sesuatu yang menyenangkan, kini justru Melisa geram oleh kenyataan yang tidak sesui dengan rencana. Dia telah tertinggal banyak berita mengenai keluarga Floryn dan kebenaran bahwa dia adalah seorang korban salah tangkap.Pupus sudah harapan Melisa yang ingin menjadi pahlawan untuk keluarga Morgan.Apa lagi yang harus Melisa lakukan untuk bisa mengambil
Alfred masih berdiri di sisi danau, sibuk dengan handponenya dan berbicara dengan seorang kenalan yang memberi kabar bahwa dia telah menemukan dokter yang Alfred cari. “Beri saya kepastian sekarang jika Anda sudah melihat catatan medisnya,” pinta Alfred dengan penuh harapan, Alfred tidak dapat menunggu karena dia akan mencari dokter lain yang bersedia untuk menolong Floryn secepatnya.“Kerusan sel saraf diotaknya memang tidak dapat disembuhkan kembali, saya juga tidak menjamin jika dia akan akan sembuh sepenuhnya, namun saya berjanji bisa membuat dia bertahan hidup melebihi satu tahun lamanya.”Alfred mengusap keningnya dengan penuh tekanan, satu tahun yang dijanjikan akan kehidupan Floryn sangatlah berharga untuk Alfred. “Apa Anda serius?”“Saya serius.”“Apakah sau tahun yang Anda janjikan akan menyakiti Flo dengan alat medis ditubuhnya?” tanya Alfred lagi.“Benar, dia akan mengenakan alat medis untuk menunjang hidupnya.”Alfred meringis sedih, dia sangat ingin Floryn terus panjan