Share

Sekarang Aku Adalah Suamimu

Penulis: SweetWater
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-27 13:11:25

Nicholas sengaja hanya mengundang beberapa anggota keluarga besarnya saja sebagai saksi pernikahannya. Tidak ada wartawan, maupun media yang tahu perihal kabar pernikahannya. Karena tujuan pernikahan Nicholas ini memang bukan untuk menjadi sorotan publik.

Cukup keluarganya saja yang tahu. Dengan begitu, rencana yang sudah ia siapkan bisa berjalan dengan sempurna.

Tidak ada juga acara khusus yang di buat Nicholas untuk merayakan pernikahannya. Begitu selesai mengucapkan janji sucinya bersama Aleeta tadi, acaranya pun juga turut ikut selesai.

Setelah beberapa keluarganya yang hadir dalam pernikahan tadi mengucapkan selamat atas pernikahannya. Nicholas segera mengajak Aleeta pulang. Bukan ke rumah orang tuanya yang ia tuju, melainkan rumah miliknya sendiri.

Sejak lama Nicholas sudah menyiapkan sebuah rumah untuk ia tempati ketika ia sudah berkeluarga. Bahkan rumah itu juga yang rencananya akan Nicholas tempati bersama dengan Sesilia. Jika saja Sesilia—wanita yang di cintainya itu masih h
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rennilianita Rusli
buset thor,ini ampe kpn episode ny begini, kejam bnr, cowo ny hrs d bls setara ntar
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Peraturan Di Rumah Nicholas

    Aleeta hanya diam saja ketika Nicholas melemparkan beberapa lembar uang ke wajahnya. Padahal mereka sudah menikah tapi Nicholas masih menganggap Aleeta seperti wanita murahan. Wanita yang bisa pria itu beli dengan uangnya. “Selama tinggal di sini, kamar ini akan menjadi milikmu.” Nicholas berujar seraya mengancingkan kemejanya.Aleeta mendongak. “Apa kamu juga akan tidur di sini?”Nicholas tersenyum sinis. “Untuk apa aku tidur di sini? Jangan pernah bermimpi!” Ketusnya dingin. “Sampai kapanpun aku nggak akan pernah sudi untuk tidur satu ranjang dengan wanita pembunuh sepertimu.”“Kamu pikir aku sudi tidur seranjang dengan pria iblis sepertimu?”Nicholas mendengus. Untuk apa ia meladeni ucapan Aleeta? Ia memilih untuk segera melangkah menuju pintu, tapi sebelum membukanya, Nicholas kembali menoleh melalui bahunya.“Satu hal lagi yang perlu kamu ketahui. Setelah aku menikahimu, kamu jangan pernah berpikir untuk bisa bebas melakukan apapun. Termasuk di rumah ini, terutama di lantai dua.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Berubah Pikiran

    “Kenapa kamu nggak membolehkanku keluar dari tempat ini?!” Tanya Aleeta.Wanita itu sengaja menunggu Nicholas pulang. Hanya untuk menanyakan hal tersebut.Nicholas menoleh, seperti biasa tatapannya begitu datar, dan penuh akan kebencian.“Dulu, aku pernah membeli seekor anjing. Dan kamu tahu apa yang di lakukan anjing itu ketika aku membolehkannya keluar?” Nicholas menatap Aleeta. “Anjing itu pergi dan sampai sekarang dia nggak pernah kembali,” sambung Nicholas datar.Aleeta menatap percaya ke arah Nicholas. Apa barusan pria itu menyamakannya dengan seekor anjing?“Tapi aku bukan seekor anjing! Kamu tahu, Nicho. Aku memiliki pekerjaan. Aku harus pergi bekerja, supaya aku nggak di pecat dari tempat tersebut.”“Lalu apa hubungannya denganku?”Aleeta melongo. “Kamu nggak membolehkanku keluar dari rumah ini. Kalau sampai aku di pecat jelas itu gara-gara kamu.”“Apa dengan keadaanmu yang sekarang masih membuatmu merasa kekurangan uang?” Tanya Nicholas. “Apa maksudmu?”“Maksudku, dengan me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ada Apa Di Lantai 2?

    Aleeta masuk ke sebuah apotek yang terletak cukup jauh dari kawasan perumahan milik Nicholas. Ia hanya pergi seorang diri ke sana, karena tadi ia menolak ketika Mark ingin mengantarnya.“Nicholas sudah memberiku kebebasan untuk keluar rumah. Kalau kalian nggak percaya, silahkan tanyakan sendiri pada Tuan kalian. Sekarang menyingkirlah, karena aku harus segera pergi bekerja.” Begitulah yang Aleeta katakan saat hendak keluar rumah tadi.Rencananya, setelah dari apotek Aleeta langsung ingin pergi ke Cafe Thomas. Ia yakin sekali Thomas dan yang lainnya pasti sedang mencari keberadaannya.“Ada yang bisa kami bantu, Nona?” Seorang apoteker bertanya ramah ketika Aleeta mendekatinya.“Em, iya. Saya ingin membeli pil kontrasepsi. Apakah ada?” Tanya Aleeta.“Ada, Nona.” Apoteker tersebut segera memberikan satu strips berisi pil yang di maksud Aleeta.“Apa pil ini benar-benar bisa untuk mencegah kehamilan?”“Tentu saja, Nona. Asal Anda mengonsumsinya secara teratur, maka pil itu akan bekerja seb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-30
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Jiwa Iblis Yang Tidak Berbelas Kasihan

    “Apa kamu lupa dengan perintahku tadi?!”Aleeta tersentak kaget dan bangkit duduk. Pintu kamarnya terbuka secara kasar, dan tubuh Nicholas berdiri di sana. Mata pria itu menatapnya tajam.Wanita itu tidak mampu menjawab. Bukanya Aleeta lupa dengan perintah Nicholas, hanya saja selesai mandi tadi, Aleeta merasa sedikit kelelahan. Ia baru sampai di rumah Nicholas sekitar jam setengah dua belas malam, butuh hampir satu jam perjalanan dari Cafe Thomas ke rumah Nicholas. Cukup lama memang. Karena rumah Nicholas berada di pusat kota.Lagipula untuk apa sih pria itu meminta Aleeta untuk datang ke kamarnya segala?“Maaf, aku hanya—“Aleeta kembali mengerjap ketika Nicholas menendang pintu kamarnya hingga tertutup.“Apa yang kamu lakukan?” Tanya Aleeta panik.Nicholas menyeringai, berjalan perlahan mendekati ranjang tempat tidur Aleeta. “Setelah aku pikir-pikir, memang sebaiknya kamu jangan pernah menginjakkan kaki

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Memilih Untuk Menyerah

    “Tuhan ... Aku sudah nggak sanggup lagi.” Aleeta merintih dengan suara penuh luka.Ketika tidak ada lagi air mata yang tersisa untuk di keluarkan, saat itulah seseorang memilih untuk menyerah karena tidak mampu lagi bertahan. Apa yang akan kamu lakukan jika kamu lelah dengan keadaan, tetapi kamu di tuntut untuk tetap bertahan?Tidak ada. Sudah saatnya ia berhenti berjuang. Saat perjuangannya pun tidak pernah di hargai oleh orang lain. Sudah saatnya Aleeta menyerah. Jika hidup sudah terasa begitu berat baginya, maka lebih baik ia mengakhirinya saja.Aleeta beranjak duduk, ia mengusap sisa cairan Nicholas yang tadi sempat menetes keluar dari mulutnya dengan gerakan kasar. Ia segera melangkah dengan tatapan kosong menuju dapur. Tidak ada siapa-siapa di luar. Mungkin Nicholas sudah kembali ke kamarnya setelah puas menuntaskan nafsunya tadi.Aleeta berdiri di dapur, menatap sebilah pisau yang ada di sana. Apalagi yang ia harapkan? Berharap Nicholas akan muncul dan mencegahnya? Aleeta ra

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Enggan Bercerita

    Aleeta berjalan keluar dari kamar inap itu seraya mengancing jaket hingga ke leher. Ia lalu menaikkan tudung jaket hingga menutupi kepalanya. Dengan bertelanjang kaki, ia melangkah tergesa dengan kepala tertunduk. Menyusuri koridor rumah sakit untuk mencari jalan keluar. Wanita itu mendesah ketika sudah berhasil keluar dari gedung rumah sakit. Rupanya hari masih sangat pagi. Ia segera berlari menyusuri jalan raya tanpa alas kaki. Aleeta mengenali jalanan ini. Jalan yang searah dengan rumah Nicholas. Aleeta ingat karena kemarin ia lewat jalan ini ketika Nicholas membawanya pulang. Gawat.Jika rumah sakit ini dekat dengan rumah Nicholas, maka pria itu bisa saja menemukannya di sini. Aleeta menggeleng, lalu semakin berlari cepat, tidak berhenti meski hanya sekedar untuk menoleh. Aleeta harus pergi menjauh dari tempat ini.Ia meringis ketika kakinya beberapa kali menginjak kerikil kecil yang ada di pinggir jalan. Aleeta memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Ia terdiam saat mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Aku Ingin Pergi!

    “Mira, hari ini aku pinjam bajumu terlebih dahulu, ya. Besok janji akan aku kembalikan.” Kata Aleeta ketika ia keluar dari ruang ganti bersama Mira.Pagi tadi Aleeta sempat meminjam ponsel Thomas untuk menghubungi Mira supaya wanita itu membawakan pakaian ganti untuknya. Aleeta tahu jika ukuran bajunya dan Mira hampir sama. Jadi ia memutuskan untuk meminjam saja kepada Mira, daripada ia harus keluar ke jalanan dengan menggunakan pakaian rumah sakit lagi. “Santai saja, Aleeta. Aku masih punya banyak baju di rumah,” bisik Mira seraya terkekeh, dan Aleeta pun juga ikut terkekeh.“Hei, kalian. Cepatlah! Aku ingin segera pulang,” keluh Johan ketika melihat Mira dan Aleeta yang tengah berjalan ke arahnya.“Ck! Sabar kenapa, sih? Aku heran deh, Jo. Jangan-jangan alasan kenapa nggak ada wanita yang ingin jadi kekasihmu itu karena kamu orangnya nggak sabaran,” cibir Mira.Johan mendengus. “Jangan sok tahu!”“Sudah. Jangan ber

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menghubungi Johan

    Keesokan harinya ketika Nicholas ingin sarapan. Ia melihat Aleeta yang sedang berdiri di bawah rangkaian anak tangga. Nicholas mengernyit. Apa yang di lakukan wanita itu? Apa dia sedang menunggunya?“Kembalikan ponselku.”Nicholas hanya melirik dengan sebelah alis terangkat ketika Aleeta mengatakan hal tersebut.“Kamu nggak dengar, ya. Aku bilang kembalikan ponselku. Aku tahu kamu yang membawa ponselku, kan?” Aleeta mengejar Nicholas yang tidak menanggapi ucapannya. Pria itu justru memilih untuk tetap berjalan ke arah ruang makan.“Nicho kembalikan—““Jangan panggil aku seperti itu!” Ketus Nicholas.Pria itu berhenti secara tiba-tiba hingga membuat Aleeta yang berjalan di belakangnya hampir saja menabraknya. Aleeta langsung bernapas lega karena gerak refleksnya bisa berfungsi cepat kali ini.“Baiklah, Tuan Nicholas. Tolong sekarang juga kembalikan ponselku. Aku tahu kamu yang membawanya,” ujar Aleeta dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05

Bab terbaru

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tahun Baru Nicholas Dan Aleeta

    Hari berikutnya, Aleeta kembali mengajak Nicholas untuk menonton film-film romantis lainnya yang belum pernah ia tonton sama sekali. Mulai dari film lama hingga film terbaru sekaligus. Seharian penuh mereka hanya menghabiskan waktu di dalam kamar, menonton film, makan, mandi lalu kembali melanjutkan menonton film lagi.Bahkan, di malam pergantian tahun baru pun Aleeta juga lebih memilih untuk tetap berada di rumah bersama Nicholas. Mereka menikmati pesta kembang api yang berpusat di menara Eiffel yang kebetulan terlihat jelas dari balkon kamar mereka. “Indah sekali,” gumam Aleeta seraya menatap lurus pada puluhan ribu kembang api yang pada malam hari ini menghias langit Paris.Bukan hanya itu saja, cahaya dari menara Eiffel-nya pun juga turut menjadi pelengkap keindahan pada malam pergantian tahun baru.“Momen terindah di setiap pergantian tahun baru hanya sebatas kembang api itu menyala,” ujar Nicholas yang langsung membuat Aleeta menoleh padanya. “Terbang, melayang, menyala, meredu

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Mimpi Yang Indah Istriku

    Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, saat film berjudul The Fault In Our Stars yang Aleeta dan Nicholas tonton selesai. Semua film romantis yang Aleeta tonton hampir semuanya berhasil membuat wanita itu menangis di pelukan Nicholas. Bahkan tanpa sadar kaus yang di kenakan Nicholas sampai basah oleh air mata Aleeta.“Cengeng,” bisik Nicholas di telinga Aleeta.“Aku merasa sedih,” isak Aleeta sambil menghapus air matanya. “Itu hanya sebuah film. Kenapa kamu harus sampai sesedih ini?”Aleeta mencebik kesal. “Kamu nggak tahu. Coba kamu fokus pada jalan ceritanya, kamu pasti juga akan merasakan sedih.”“Ya lain kali akan aku coba,” sahut Nicholas dengan nada malas. “Sekarang kamu ingin menonton apa lagi?”Aleeta berpikir sejenak. Sejak tadi ia sudah menonton film romantis yang menguras air mata. Jika ia tetap melanjutkannya, maka ia yakin, besok pagi kedua matanya tidak akan bisa terbuka karena bengkak.“Film romantis tapi yang nggak menguras air mata. Bisa kamu carikan film yang s

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menonton Film Bersama

    “Aku capek sekali,” ujar Aleeta pelan, duduk bersandar di sofa ruang TV dan menatap Nicholas.“Capek kenapa?” Tanya Nicholas santai.Aleeta memelotot. “Kamu lupa, yang membuatku secapek ini kan kamu.”Nicholas hanya tertawa, menepuk-nepuk pelan paha Aleeta. Sementara Aleeta membenarkan dress rumahannya yang sedikit berantakkan akibat ulah Nicholas.“Aku benar-benar lupa,” ujar Nicholas sambil meringis. Aleeta memutar bola mata. “Aku benar-benar capek,” ujarnya sedikit merengek. “Baiklah. Kamu boleh beristirahat sekarang.”Aleeta berusaha menahan senyum yang hendak terbit di sudut bibirnya. Rasanya masih belum bisa di percaya jika sosok pria lembut yang ada di hadapannya itu adalah Nicholas. Selama ini pria itu selalu bersikap dingin dan datar. Dan melihat bagaimana perubahan sikap Nicholas akhir-akhir ini tentu hal yang sangat membingungkan sekaligus membahagiakan untuk Aleeta. Meski terkadang ia masih ti

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Seperti Berbulan Madu

    “Terima kasih sudah mengajakku keluar. Dan melihat betapa indahnya kota Paris pada malam hari ini, Nicho,” ucap Aleeta.Ia dan Nicholas baru saja memasuki rumah. Setelah puas menikmati keindahan yang ada di sungai Siene tadi. Nicholas memutuskan untuk mengajak Aleeta pulang, terlebih karena hari sudah semakin malam, serta udara di luar juga sudah semakin dingin. “Aku benar-benar merasa senang,” sambung Aleeta sambil tersenyum.Nicholas hanya tersenyum tipis. Ia terus melangkah di samping Aleeta yang sedang berjalan menuju kamar mereka. “Andai saja cuacanya tidak dingin. Mungkin aku masih ingin berkeliling Paris denganmu.”“Lain kali saja. Kita masih punya banyak waktu untuk datang dan berkeliling di Paris,” sahut Nicholas.“Yah, sepertinya begitu,” ucap Aleeta seraya membuka pintu kamarnya.Begitu sampai di dalam kamar, Aleeta segera membuka coat yang sejak tadi masih ia pakai. Kemudian ia menggantungkann

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Harapan

    Aleeta mengerjap ketika Nicholas menarik tangannya agar mendekat ke arah pria tersebut. “Kamu yang menulis atau aku?” Nicholas kembali bertanya.Aleeta berdehem pelan. “K-kamu saja,” jawabnya gugup.“Baiklah. Aku yang akan menulisnya. Bisa tolong bawakan gembok ini terlebih dahulu.” Nicholas berujar seraya menyerahkan gemboknya ke tangan Aleeta. Sedangkan Aleeta langsung mengangguk dan menerima gembok tersebut dengan senang hati.Saat Aleeta memikirkan atas ketakutannya jika Nicholas kembali mengingat tentang apa yang sudah pernah pria itu lakukan di tempat ini. Atau tentang bagaimana jika Nicholas kembali menatapnya dengan penuh dendam dan kebencian. Tapi ternyata Aleeta salah. Sejak tadi Nicholas sama sekali tidak menunjukkan hal itu kepada Aleeta. Pria itu bahkan juga masih terus menatapnya dengan penuh kehangatan. Sama seperti yang pria itu lakukan sejak memutuskan untuk membawa Aleeta berkeliling kota Paris.Entah apa yang

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ayo Tulis Nama Kita Berdua

    Nicholas masih terdiam seraya menggenggam gembok pemberian seorang wanita yang tak di kenalnya tadi. Untuk ke sekian kalinya Nicholas merutuk, kenapa ia harus menerima gemboknya?“Nicho.”“Hm.” Pria itu menyahut hanya dengan gumaman pelan.Aleeta menelan ludah. Sejujurnya ia merasa takut untuk menanyakan hal ini kepada Nicholas. Tapi jika Aleeta tidak bertanya maka rasa penasaran itu akan semakin bertambah besar nantinya.“K-kamu ... kenapa kamu terima gembok pemberian wanita tadi?” Tanya Aleeta pelan.Nicholas langsung menoleh. “Aku juga nggak tahu. Mungkin karena kasihan,” jawab Nicholas datar.“Kasihan?”Aleeta menatap Nicholas yang hanya mengangguk seraya menatap gembok di tangannya.“Lalu sekarang ...” Aleeta menjeda kalimatnya sejenak. “Kamu mau apakan gembok itu?” Wanita itu menjerit dalam hati. Kenapa sejak tadi ia terus mengikuti kata hatinya? Aleeta takut jika Nicholas akan

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Gembok Cinta Untuk Nicholas

    “Aleeta.”Nicholas memanggil Aleeta yang beberapa menit terakhir hanya terlihat diam saja.“....,”“Aleeta!”“Ya?”Aleeta tersentak ketika merasakan sebuah tepukan pelan di lengannya. Ia lalu menoleh ke arah Nicholas yang menatapnya bingung. Aleeta mengerjap lalu kembali membuang muka.“Ada apa?” Nicholas bertanya, tapi Aleeta hanya menggeleng.“Nggak apa-apa.”“Aleeta, katakan padaku ada apa? Kenapa kamu—““Aku bilang nggak apa-apa, Nicho,” sahut Aleeta masih membuang muka.Wanita itu menunduk, meremas kedua telapak tangannya yang terasa dingin. ‘Ada apa denganku? Kenapa perasaan ini harus muncul?’ tanyanya dalam hati.“Kamu ini kenapa?” Nicholas kembali bertanya. Kali ini dengan sedikit jengkel. Sedangkan Aleeta hanya diam.Aleeta tidak apa-apa. Hanya saja saat ini Aleeta merasa takut dan juga khawatir. Sejak tadi benaknya terus memikirkan soal Nichol

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Sungai Seine

    Langit yang semakin gelap menggelayut di atas sungai Seine, kota Paris. Hari yang semakin malam membuat suhu dingin terasa semakin menggigit dan menusuk permukaan kulit. Meskipun begitu, hal tersebut sama sekali tak menyurutkan antusiasme ratusan orang yang tetap ingin berada di sana. Mereka tetap menikmati keindahan sungai Seine dan menara Eiffel yang saling berdekatan itu.Angin dari sungai yang membelah kota Paris menjadi dua bagian itu terasa berembus kencang saat Nicholas menghentikan sepeda motornya di sana. Dingin. Sangat dingin. Nicholas bahkan sampai menggesek kedua telapak tangannya guna menepis rasa dingin yang menusuk tersebut.“Dingin?”“Ya.” Aleeta menjawab seraya merapatkan coat-nya. “Berapa derajat suhunya sekarang? Kenapa sampai sedingin ini?”Nicholas mengangkat bahu. “Nggak usah terlalu memedulikan suhunya. Lebih baik kita nikmati saja suasananya.”Aleeta mendengus. “Suasana dingin maksudnya?”Nicho

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Malam Jangan Cepat Berakhir

    Setelah merasa puas mengamati pohon Natal. Nicholas kembali mengajak Aleeta untuk meneruskan perjalanannya. Mereka semakin melangkah mendekati kaki dari menara Eiffel. Di sana ada banyak sekali spot yang bisa di gunakan untuk bersantai, berfoto ria dan sebagainya. Nicholas berniat untuk mengajak Aleeta duduk di sebuah bangku kosong yang ada di ujung. Setelah berjalan beberapa menit lamanya, Nicholas yakin Aleeta pasti merasa kelelahan dan membutuhkan waktu untuk duduk barang sejenak. Meski Aleeta tidak meminta untuk beristirahat. Tapi Nicholas tetap sadar diri, ia tidak mungkin menjadi pria yang egois dengan membiarkan Aleeta tidak beristirahat.“Ayo, kita duduk di sana terlebih dahulu,” ajak Nicholas. Menarik Aleeta mendekati bangku kosong yang ia maksud.Namun, saat langkahnya hendak mencapai bangku. Tiba-tiba saja ada sepasang kekasih yang menghentikan langkah Nicholas.“Permisi. Maaf mengganggu ...,” Nicholas menoleh pada

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status