Share

Ayo Tulis Nama Kita Berdua

Author: SweetWater
last update Last Updated: 2025-04-16 18:00:00

Nicholas masih terdiam seraya menggenggam gembok pemberian seorang wanita yang tak di kenalnya tadi. Untuk ke sekian kalinya Nicholas merutuk, kenapa ia harus menerima gemboknya?

“Nicho.”

“Hm.” Pria itu menyahut hanya dengan gumaman pelan.

Aleeta menelan ludah. Sejujurnya ia merasa takut untuk menanyakan hal ini kepada Nicholas. Tapi jika Aleeta tidak bertanya maka rasa penasaran itu akan semakin bertambah besar nantinya.

“K-kamu ... kenapa kamu terima gembok pemberian wanita tadi?” Tanya Aleeta pelan.

Nicholas langsung menoleh. “Aku juga nggak tahu. Mungkin karena kasihan,” jawab Nicholas datar.

“Kasihan?”

Aleeta menatap Nicholas yang hanya mengangguk seraya menatap gembok di tangannya.

“Lalu sekarang ...” Aleeta menjeda kalimatnya sejenak. “Kamu mau apakan gembok itu?”

Wanita itu menjerit dalam hati. Kenapa sejak tadi ia terus mengikuti kata hatinya? Aleeta takut jika Nicholas akan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Harapan

    Aleeta mengerjap ketika Nicholas menarik tangannya agar mendekat ke arah pria tersebut. “Kamu yang menulis atau aku?” Nicholas kembali bertanya.Aleeta berdehem pelan. “K-kamu saja,” jawabnya gugup.“Baiklah. Aku yang akan menulisnya. Bisa tolong bawakan gembok ini terlebih dahulu.” Nicholas berujar seraya menyerahkan gemboknya ke tangan Aleeta. Sedangkan Aleeta langsung mengangguk dan menerima gembok tersebut dengan senang hati.Saat Aleeta memikirkan atas ketakutannya jika Nicholas kembali mengingat tentang apa yang sudah pernah pria itu lakukan di tempat ini. Atau tentang bagaimana jika Nicholas kembali menatapnya dengan penuh dendam dan kebencian. Tapi ternyata Aleeta salah. Sejak tadi Nicholas sama sekali tidak menunjukkan hal itu kepada Aleeta. Pria itu bahkan juga masih terus menatapnya dengan penuh kehangatan. Sama seperti yang pria itu lakukan sejak memutuskan untuk membawa Aleeta berkeliling kota Paris.Entah apa yang

    Last Updated : 2025-04-16
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Seperti Berbulan Madu

    “Terima kasih sudah mengajakku keluar. Dan melihat betapa indahnya kota Paris pada malam hari ini, Nicho,” ucap Aleeta.Ia dan Nicholas baru saja memasuki rumah. Setelah puas menikmati keindahan yang ada di sungai Siene tadi. Nicholas memutuskan untuk mengajak Aleeta pulang, terlebih karena hari sudah semakin malam, serta udara di luar juga sudah semakin dingin. “Aku benar-benar merasa senang,” sambung Aleeta sambil tersenyum.Nicholas hanya tersenyum tipis. Ia terus melangkah di samping Aleeta yang sedang berjalan menuju kamar mereka. “Andai saja cuacanya tidak dingin. Mungkin aku masih ingin berkeliling Paris denganmu.”“Lain kali saja. Kita masih punya banyak waktu untuk datang dan berkeliling di Paris,” sahut Nicholas.“Yah, sepertinya begitu,” ucap Aleeta seraya membuka pintu kamarnya.Begitu sampai di dalam kamar, Aleeta segera membuka coat yang sejak tadi masih ia pakai. Kemudian ia menggantungkann

    Last Updated : 2025-04-17
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menonton Film Bersama

    “Aku capek sekali,” ujar Aleeta pelan, duduk bersandar di sofa ruang TV dan menatap Nicholas.“Capek kenapa?” Tanya Nicholas santai.Aleeta memelotot. “Kamu lupa, yang membuatku secapek ini kan kamu.”Nicholas hanya tertawa, menepuk-nepuk pelan paha Aleeta. Sementara Aleeta membenarkan dress rumahannya yang sedikit berantakkan akibat ulah Nicholas.“Aku benar-benar lupa,” ujar Nicholas sambil meringis. Aleeta memutar bola mata. “Aku benar-benar capek,” ujarnya sedikit merengek. “Baiklah. Kamu boleh beristirahat sekarang.”Aleeta berusaha menahan senyum yang hendak terbit di sudut bibirnya. Rasanya masih belum bisa di percaya jika sosok pria lembut yang ada di hadapannya itu adalah Nicholas. Selama ini pria itu selalu bersikap dingin dan datar. Dan melihat bagaimana perubahan sikap Nicholas akhir-akhir ini tentu hal yang sangat membingungkan sekaligus membahagiakan untuk Aleeta. Meski terkadang ia masih ti

    Last Updated : 2025-04-17
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Mimpi Yang Indah Istriku

    Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, saat film berjudul The Fault In Our Stars yang Aleeta dan Nicholas tonton selesai. Semua film romantis yang Aleeta tonton hampir semuanya berhasil membuat wanita itu menangis di pelukan Nicholas. Bahkan tanpa sadar kaus yang di kenakan Nicholas sampai basah oleh air mata Aleeta.“Cengeng,” bisik Nicholas di telinga Aleeta.“Aku merasa sedih,” isak Aleeta sambil menghapus air matanya. “Itu hanya sebuah film. Kenapa kamu harus sampai sesedih ini?”Aleeta mencebik kesal. “Kamu nggak tahu. Coba kamu fokus pada jalan ceritanya, kamu pasti juga akan merasakan sedih.”“Ya lain kali akan aku coba,” sahut Nicholas dengan nada malas. “Sekarang kamu ingin menonton apa lagi?”Aleeta berpikir sejenak. Sejak tadi ia sudah menonton film romantis yang menguras air mata. Jika ia tetap melanjutkannya, maka ia yakin, besok pagi kedua matanya tidak akan bisa terbuka karena bengkak.“Film romantis tapi yang nggak menguras air mata. Bisa kamu carikan film yang s

    Last Updated : 2025-04-18
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tahun Baru Nicholas Dan Aleeta

    Hari berikutnya, Aleeta kembali mengajak Nicholas untuk menonton film-film romantis lainnya yang belum pernah ia tonton sama sekali. Mulai dari film lama hingga film terbaru sekaligus. Seharian penuh mereka hanya menghabiskan waktu di dalam kamar, menonton film, makan, mandi lalu kembali melanjutkan menonton film lagi.Bahkan, di malam pergantian tahun baru pun Aleeta juga lebih memilih untuk tetap berada di rumah bersama Nicholas. Mereka menikmati pesta kembang api yang berpusat di menara Eiffel yang kebetulan terlihat jelas dari balkon kamar mereka. “Indah sekali,” gumam Aleeta seraya menatap lurus pada puluhan ribu kembang api yang pada malam hari ini menghias langit Paris.Bukan hanya itu saja, cahaya dari menara Eiffel-nya pun juga turut menjadi pelengkap keindahan pada malam pergantian tahun baru.“Momen terindah di setiap pergantian tahun baru hanya sebatas kembang api itu menyala,” ujar Nicholas yang langsung membuat Aleeta menoleh padanya. “Terbang, melayang, menyala, meredu

    Last Updated : 2025-04-18
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Jual Saja Dirimu!

    Aleeta turun di halte bus sembari merapatkan jaket. Ia melangkah lunglai menuju gang kecil yang akan membawanya ke kontrakan yang selama bertahun-tahun ini menjadi tempat tinggalnya. Rasanya lelah luar biasa. Aleeta melangkah pelan, bahkan sesekali berhenti, menatap ujung sepatunya dengan pikiran kosong. Kemudian Aleeta kembali melangkah menuju kontrakannya. Dalam satu hari ia harus bekerja di dua tempat sekaligus. Mulai dari pagi hingga menjelang pagi lagi. Tubuh Aleeta bahkan sampai terlihat begitu kurus dan pucat dengan lingkaran hitam di bawah matanya yang setiap hari semakin bertambah kentara. Terkadang tubuhnya juga terasa lemah karena kekurangan jam istirahat. Tapi Aleeta tidak boleh mengeluh. Aleeta menarik napas dalam-dalam dan membuka pintu rumah. Belum sempat pintu itu tertutup, dia sudah mendengar seruan yang memekakkan telinganya. “Mana uangku?!” Aleeta mendesah lelah. Ia tidak kaget lagi mendapati Sonya menunggu kepulangannya di balik pintu. Bukan, bukan kepulangan

    Last Updated : 2024-11-06
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Pembunuh!

    “Oh, sudah sadar rupanya?” Suara itu membuyarkan lamunan Aleeta. Ia segera menoleh dan menemukan Sonya yang sedang berdiri di dekat pintu. “Aku kira kamu akan mati dalam kecelakaan tadi?” Lagi-lagi Sonya kembali bersuara. Aleeta memejamkan mata sebelum kemudian ia berkata. “Ya. Jika bisa memilih aku memang lebih baik memilih untuk mati dalam kecelakaan tadi,” desisnya tajam. Sonya memicing. “Lalu kenapa kamu tidak mati saja, heh? Dari pada membuatku repot begini. Kamu tahu berapa banyak waktuku yang terbuang hanya untuk menunggumu di sini?” Aleeta tidak habis pikir. Ia baru saja terbangun beberapa menit yang lalu. Tapi kenapa Sonya sudah tega mengatakan hal seperti itu pada dirinya? Apa tidak ada hal lain yang bisa Ibunya katakan selain mengatakan tentang kematiannya? Apa memang sebegitu tidak berharganya Aleeta di mata Ibunya, hingga wanita itu mengharapkan kematiannya? “Ma ...” Aleeta menatap Sonya. “Kalau Mama ingin aku mati, kenapa Mama nggak membiarkan aku tergeletak di jal

    Last Updated : 2024-11-06
  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Awal Dari Sebuah Kebencian

    “Tenanglah, Nicholas. Semuanya pasti akan baik-baik saja.” Karina—Ibu Nicholas berusaha menenangkan putranya.Karina tiba di rumah sakit satu jam setelah kecelakaan itu terjadi.“Bagaimana aku bisa tenang, Ma. Di sana ...” Nicholas tak sanggup melanjutkan perkataan.Karina mengangguk, paham dengan apa yang Nicholas rasakan. Ia hanya terus memeluk sembari mengusap lengan putranya sampai tiba-tiba pintu ruang operasi itu terbuka. Nicholas segera berdiri, menghapus air matanya dan menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruang operasi.“Dokter, bagaimana keadaannya, Dok? Bagaimana keadaan calon istri saya?” Tanya Nicholas tak sabaran.Dokter Moses langsung menatap Nicholas dengan tatapan yang tak bisa Nicholas artikan sama sekali. Tidak. Nicholas hanya tidak sanggup menerima jika apa yang akan di katakan oleh Dokter Moses adalah hal yang paling tidak ingin ia dengar sekarang. “Maafkan kami, Tuan Nicholas ...” Nicholas hanya bisa menggeleng saat dokter mengatakan hal tersebut. “Kami

    Last Updated : 2024-11-06

Latest chapter

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Tahun Baru Nicholas Dan Aleeta

    Hari berikutnya, Aleeta kembali mengajak Nicholas untuk menonton film-film romantis lainnya yang belum pernah ia tonton sama sekali. Mulai dari film lama hingga film terbaru sekaligus. Seharian penuh mereka hanya menghabiskan waktu di dalam kamar, menonton film, makan, mandi lalu kembali melanjutkan menonton film lagi.Bahkan, di malam pergantian tahun baru pun Aleeta juga lebih memilih untuk tetap berada di rumah bersama Nicholas. Mereka menikmati pesta kembang api yang berpusat di menara Eiffel yang kebetulan terlihat jelas dari balkon kamar mereka. “Indah sekali,” gumam Aleeta seraya menatap lurus pada puluhan ribu kembang api yang pada malam hari ini menghias langit Paris.Bukan hanya itu saja, cahaya dari menara Eiffel-nya pun juga turut menjadi pelengkap keindahan pada malam pergantian tahun baru.“Momen terindah di setiap pergantian tahun baru hanya sebatas kembang api itu menyala,” ujar Nicholas yang langsung membuat Aleeta menoleh padanya. “Terbang, melayang, menyala, meredu

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Mimpi Yang Indah Istriku

    Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, saat film berjudul The Fault In Our Stars yang Aleeta dan Nicholas tonton selesai. Semua film romantis yang Aleeta tonton hampir semuanya berhasil membuat wanita itu menangis di pelukan Nicholas. Bahkan tanpa sadar kaus yang di kenakan Nicholas sampai basah oleh air mata Aleeta.“Cengeng,” bisik Nicholas di telinga Aleeta.“Aku merasa sedih,” isak Aleeta sambil menghapus air matanya. “Itu hanya sebuah film. Kenapa kamu harus sampai sesedih ini?”Aleeta mencebik kesal. “Kamu nggak tahu. Coba kamu fokus pada jalan ceritanya, kamu pasti juga akan merasakan sedih.”“Ya lain kali akan aku coba,” sahut Nicholas dengan nada malas. “Sekarang kamu ingin menonton apa lagi?”Aleeta berpikir sejenak. Sejak tadi ia sudah menonton film romantis yang menguras air mata. Jika ia tetap melanjutkannya, maka ia yakin, besok pagi kedua matanya tidak akan bisa terbuka karena bengkak.“Film romantis tapi yang nggak menguras air mata. Bisa kamu carikan film yang s

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Menonton Film Bersama

    “Aku capek sekali,” ujar Aleeta pelan, duduk bersandar di sofa ruang TV dan menatap Nicholas.“Capek kenapa?” Tanya Nicholas santai.Aleeta memelotot. “Kamu lupa, yang membuatku secapek ini kan kamu.”Nicholas hanya tertawa, menepuk-nepuk pelan paha Aleeta. Sementara Aleeta membenarkan dress rumahannya yang sedikit berantakkan akibat ulah Nicholas.“Aku benar-benar lupa,” ujar Nicholas sambil meringis. Aleeta memutar bola mata. “Aku benar-benar capek,” ujarnya sedikit merengek. “Baiklah. Kamu boleh beristirahat sekarang.”Aleeta berusaha menahan senyum yang hendak terbit di sudut bibirnya. Rasanya masih belum bisa di percaya jika sosok pria lembut yang ada di hadapannya itu adalah Nicholas. Selama ini pria itu selalu bersikap dingin dan datar. Dan melihat bagaimana perubahan sikap Nicholas akhir-akhir ini tentu hal yang sangat membingungkan sekaligus membahagiakan untuk Aleeta. Meski terkadang ia masih ti

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Seperti Berbulan Madu

    “Terima kasih sudah mengajakku keluar. Dan melihat betapa indahnya kota Paris pada malam hari ini, Nicho,” ucap Aleeta.Ia dan Nicholas baru saja memasuki rumah. Setelah puas menikmati keindahan yang ada di sungai Siene tadi. Nicholas memutuskan untuk mengajak Aleeta pulang, terlebih karena hari sudah semakin malam, serta udara di luar juga sudah semakin dingin. “Aku benar-benar merasa senang,” sambung Aleeta sambil tersenyum.Nicholas hanya tersenyum tipis. Ia terus melangkah di samping Aleeta yang sedang berjalan menuju kamar mereka. “Andai saja cuacanya tidak dingin. Mungkin aku masih ingin berkeliling Paris denganmu.”“Lain kali saja. Kita masih punya banyak waktu untuk datang dan berkeliling di Paris,” sahut Nicholas.“Yah, sepertinya begitu,” ucap Aleeta seraya membuka pintu kamarnya.Begitu sampai di dalam kamar, Aleeta segera membuka coat yang sejak tadi masih ia pakai. Kemudian ia menggantungkann

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Harapan

    Aleeta mengerjap ketika Nicholas menarik tangannya agar mendekat ke arah pria tersebut. “Kamu yang menulis atau aku?” Nicholas kembali bertanya.Aleeta berdehem pelan. “K-kamu saja,” jawabnya gugup.“Baiklah. Aku yang akan menulisnya. Bisa tolong bawakan gembok ini terlebih dahulu.” Nicholas berujar seraya menyerahkan gemboknya ke tangan Aleeta. Sedangkan Aleeta langsung mengangguk dan menerima gembok tersebut dengan senang hati.Saat Aleeta memikirkan atas ketakutannya jika Nicholas kembali mengingat tentang apa yang sudah pernah pria itu lakukan di tempat ini. Atau tentang bagaimana jika Nicholas kembali menatapnya dengan penuh dendam dan kebencian. Tapi ternyata Aleeta salah. Sejak tadi Nicholas sama sekali tidak menunjukkan hal itu kepada Aleeta. Pria itu bahkan juga masih terus menatapnya dengan penuh kehangatan. Sama seperti yang pria itu lakukan sejak memutuskan untuk membawa Aleeta berkeliling kota Paris.Entah apa yang

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Ayo Tulis Nama Kita Berdua

    Nicholas masih terdiam seraya menggenggam gembok pemberian seorang wanita yang tak di kenalnya tadi. Untuk ke sekian kalinya Nicholas merutuk, kenapa ia harus menerima gemboknya?“Nicho.”“Hm.” Pria itu menyahut hanya dengan gumaman pelan.Aleeta menelan ludah. Sejujurnya ia merasa takut untuk menanyakan hal ini kepada Nicholas. Tapi jika Aleeta tidak bertanya maka rasa penasaran itu akan semakin bertambah besar nantinya.“K-kamu ... kenapa kamu terima gembok pemberian wanita tadi?” Tanya Aleeta pelan.Nicholas langsung menoleh. “Aku juga nggak tahu. Mungkin karena kasihan,” jawab Nicholas datar.“Kasihan?”Aleeta menatap Nicholas yang hanya mengangguk seraya menatap gembok di tangannya.“Lalu sekarang ...” Aleeta menjeda kalimatnya sejenak. “Kamu mau apakan gembok itu?” Wanita itu menjerit dalam hati. Kenapa sejak tadi ia terus mengikuti kata hatinya? Aleeta takut jika Nicholas akan

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Gembok Cinta Untuk Nicholas

    “Aleeta.”Nicholas memanggil Aleeta yang beberapa menit terakhir hanya terlihat diam saja.“....,”“Aleeta!”“Ya?”Aleeta tersentak ketika merasakan sebuah tepukan pelan di lengannya. Ia lalu menoleh ke arah Nicholas yang menatapnya bingung. Aleeta mengerjap lalu kembali membuang muka.“Ada apa?” Nicholas bertanya, tapi Aleeta hanya menggeleng.“Nggak apa-apa.”“Aleeta, katakan padaku ada apa? Kenapa kamu—““Aku bilang nggak apa-apa, Nicho,” sahut Aleeta masih membuang muka.Wanita itu menunduk, meremas kedua telapak tangannya yang terasa dingin. ‘Ada apa denganku? Kenapa perasaan ini harus muncul?’ tanyanya dalam hati.“Kamu ini kenapa?” Nicholas kembali bertanya. Kali ini dengan sedikit jengkel. Sedangkan Aleeta hanya diam.Aleeta tidak apa-apa. Hanya saja saat ini Aleeta merasa takut dan juga khawatir. Sejak tadi benaknya terus memikirkan soal Nichol

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Sungai Seine

    Langit yang semakin gelap menggelayut di atas sungai Seine, kota Paris. Hari yang semakin malam membuat suhu dingin terasa semakin menggigit dan menusuk permukaan kulit. Meskipun begitu, hal tersebut sama sekali tak menyurutkan antusiasme ratusan orang yang tetap ingin berada di sana. Mereka tetap menikmati keindahan sungai Seine dan menara Eiffel yang saling berdekatan itu.Angin dari sungai yang membelah kota Paris menjadi dua bagian itu terasa berembus kencang saat Nicholas menghentikan sepeda motornya di sana. Dingin. Sangat dingin. Nicholas bahkan sampai menggesek kedua telapak tangannya guna menepis rasa dingin yang menusuk tersebut.“Dingin?”“Ya.” Aleeta menjawab seraya merapatkan coat-nya. “Berapa derajat suhunya sekarang? Kenapa sampai sedingin ini?”Nicholas mengangkat bahu. “Nggak usah terlalu memedulikan suhunya. Lebih baik kita nikmati saja suasananya.”Aleeta mendengus. “Suasana dingin maksudnya?”Nicho

  • Penjara Dendam Suami Konglomerat   Malam Jangan Cepat Berakhir

    Setelah merasa puas mengamati pohon Natal. Nicholas kembali mengajak Aleeta untuk meneruskan perjalanannya. Mereka semakin melangkah mendekati kaki dari menara Eiffel. Di sana ada banyak sekali spot yang bisa di gunakan untuk bersantai, berfoto ria dan sebagainya. Nicholas berniat untuk mengajak Aleeta duduk di sebuah bangku kosong yang ada di ujung. Setelah berjalan beberapa menit lamanya, Nicholas yakin Aleeta pasti merasa kelelahan dan membutuhkan waktu untuk duduk barang sejenak. Meski Aleeta tidak meminta untuk beristirahat. Tapi Nicholas tetap sadar diri, ia tidak mungkin menjadi pria yang egois dengan membiarkan Aleeta tidak beristirahat.“Ayo, kita duduk di sana terlebih dahulu,” ajak Nicholas. Menarik Aleeta mendekati bangku kosong yang ia maksud.Namun, saat langkahnya hendak mencapai bangku. Tiba-tiba saja ada sepasang kekasih yang menghentikan langkah Nicholas.“Permisi. Maaf mengganggu ...,” Nicholas menoleh pada

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status