Beranda / Romansa / Penguasa Negeri Jin / 202. Misteri Perkawinan Sang Pendekar

Share

202. Misteri Perkawinan Sang Pendekar

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

HUJAN turun dengan lebat membuat malam menghitam pekat. Sesekali halilintar menyambar menerangi jagat. Lalu suara guntur menggelegar seperti hendak menjungkirbalikkan bumi. Di bawah hujan lebat itu dua bayangan berkelebat ke arah selatan. Ketika sekali lagi kilat menyambung dan keadaan terang benderang sesaat, kelihatanlah bahwa dua bayangan itu adalah dua sosok perempuan berwajah cantik. Mereka bukan lain adalah Ruhcinta dan Ruhsantini yang tengah dalam perjalanan menuju tempat kediaman Ramahila.

Ruhsantini yang mengetahui letak rumah juru nikah terkenal di Negeri Jin itu berlari di sebelah depan. Sebenarnya mereka bisa saja berhenti mencari tempat berteduh. Namun karena sudah terlanjur diguyur hujan keduanya terus saja melanjutkan perjalanan. Selain itu Ruhcinta mendesak terus agar bisa menemui Ramahila secepatnya.

Ramahila memiliki beberapa rumah namun dia lebih sering berada di rumah yang terletak di sebuah bukit kecil di selatan, tak jauh dari kawasan pantai. Kare

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 2

    Dalam keadaan begitu rupa, tiba-tiba di luar sana terdengar suara tawa aneh, seolah keluar dari liang jurang yang dalam.“Dua perempuan tolol! Aku sudah melarang kalian untuk menyelidik perihal anak dan menantuku! Kalian mengabaikan! Kini kalian muncul di tempat ini, membunuh nenek juru nikah bernama Ramahila itu!”“Siapa kau?!” teriak Ruhsantini.“Kami tidak membunuh! Nenek ini sudah jadi mayat pada saat kami masuk ke dalam rumah!” berteriak Ruhcinta.Kembali di luar sana menggema suara tawa. “Jangan berdusta! Aku melihat sendiri kalian berdua melemparkan masing-masing sebilah pisau ke arah Ramahila. Satu menancap di kening. Satu menembus lehernya! Kalian masih hendak berdusta?!”“Tuduhan busuk dan keji!” teriak Ruhcinta. “Kau berani bicara tak berani ujukkan muka!”“Biarlah aku jadi orang pengecut! Kalian berdua memang orang-orang gagah berani. Berarti kalian jug

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 3

    Jin Selaksa Angin lari sekencang yang bisa dilakukannya. Saking cepatnya dia berlalu hanya kelebatan warna kuning jubahnya saja yang kelihatan. Setelah mendengar percakapan Jin Terjungkir Langit dengan Si Jin Budiman nenek ini dengan perasaan hati penuh gembira meninggalkan telaga, lari menuju kawasan pantai selatan di mana terletak Teluk Pabuntusamudera. Di teluk ini terdapat sebuah goa. Seperti diceritakan sebelumnya di dalam goa inilah si nenek selalu menemui gurunya, suatu makhluk tanpa ujud bernama Sang Guru yang hanya dikenal lewat suaranya saja.“Pasedayu! Pasedayu! Aku mau kawin! aku mau kawin dengan kakek itu! Hik... hik... hik...! Bagaimana rasanya kawin! Apa aku pernah kawin sebelumnya? Aku tak ingat Tapi hik... hik! Pantatku rasanya jadi gatal!”Ketika matahari mulai condong ke barat, sepasang telinga Jin Selaksa Angin mulai mendengar deru ombak di kejauhan. Hatinya gembira. Debur ombak yang terdengar pertanda dia sudah d

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 4

    “Jin Berpipa Emas! Tak pernah aku dengar nama itu sebelumnya!” kata si nenek sambil cibirkan mulut.“Itulah! Sudah kukatakan tadi, aku bukan orang terkenal seperti dirimu...”Dalam hati si nenek berkata. “Kau bisa saja bukan orang terkenal. Tapi aku dapat mengukur. Kau memiliki ilmu kepandaian tinggi di balik sikapmu yang penuh hormat dan pandai bicara!”“Kau sudah menyebut siapa dirimu! Sekarang katakan apa keperluanmu menghadang diriku di tengah jalan begini rupa!”“Maafkan diriku! Aku bukan menghadangmu Hai Jin Selaksa Angin. Aku menunggumu di sini. Tujuh hari tujuh malam penuh sabar. Aku menunggumu karena hendak menyerahkan satu barang sangat berguna!”“Barang apa?!” tanya si nenek.Jin Berpipa Emas cabut pipanya dari mulut lalu mengetuk-ngetukkan pipa ini ke pahanya hingga tembakau yang menyala jatuh ke tanah. Ujung pipa ditiup-tiupnya beberapa kali sampai bersih, l

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 5

    Begitu sendok diangsurkan ke arahnya, Jin. Berpipa Emas langsung menyambar. Lalu sambil membungkuk dia mengucapkan terima kasih berulang kali.“Aku sudah memberikan sendok yang kau minta! Sekarang lekas serahkan pipa emas itu!” kata si nenek seraya ulurkan tangannya, siap untuk mengambil.“Hai! Aku sampai terlupa!” kata si kakek. Perlahan- lahan dia bangkit berdiri. Astaga! Ternyata kakek ini memiliki tubuh jangkung luar biasa. Sosoknya sampai satu setengah kali tinggi si nenek hingga Jin Selaksa Angin terpaksa memandang mendongak padanya.“Jin Selaksa Angin, aku siap menyerahkan benda yang kau minta!” berucap si kakek. Lalu dia ulurkan tangannya yang memegang pipa emas. Hanya sesaat lagi si nenek akan menyentuh pipa itu, tiba-tiba Jin Berpipa Emas gerakkan tangan kanannya.Cahaya kuning berkelebat. Ujung pipa menyambar ke kepala Jin Selaksa Angin.Praakkk!Jin Selaksa Angin menjerit keras. Tubuhnya mencel

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 6

    “Pedang...” desis Jin Berpipa Emas.“Pasti dia pemuda asing yang dikatakan Jin Muka Seribu...” Jin Berpipa Emas kumpulkan seluruh kekuatannya. Dia sanggup berdiri namun sekujur tubuhnya saat itu terasa seperti dipanggang. Ujung tangannya yang buntung hangus kehitaman.“Aku keracunan. Pedang itu pasti mengandung racun jahat! Celaka!” Jin Berpipa Emas menggembor keras lalu balikkan tubuhnya. Terhuyung-huyung kakek ini lari sekencang yang bisa dilakukannya.Ksatria Pengembara menyeringai. Dia putar Pedang Pilar Bumi di tangan kanannya lalu meniup. Darah Jin Berpipa Emas yang tadi masih menempel di mata Pedang serta merta sirna.“Sebentar lagi sore akan memasuki senja. Kemana harus kubawa nenek tukang kentut ini!” Bintang memandang berkeliling sambil berpikir-pikir.Tiba-tiba secara aneh, seolah mengetahui apa yang dipikirkan Bintang, si nenek buka matanya sedikit. Dari mulutnya keluar suara perlaha

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 7

    Namun nenek itu tidak segera siuman. “Mungkin harus kubantu dengan tenaga dalam dan Pedang sakti.” Bintang segera keluarkan Pedang Pilar Bumi. Cahaya Pedang memantul ke dinding dan atap goa. Ketika bertemu dengan titik putih di langit-langit goa, titik putih memancarkan cahaya terang, menyambar ke arah Pedang. Begitu menyentuh mata Pedang, cahaya terang itu berpijar terang dan memecah menjadi empat lalu setiap pecahan melesat ke arah empat sudut atap goa. Saat itu juga tempat itu menjadi terang benderang.“Apa yang terjadi?!” ujar Bintang terheran-heran seraya pandangi empat titik bercahaya terang di empat sudut atas goa. Saat itu tiba-tiba menggema satu suara yang sulit diduga oleh Bintang dari arah mana datangnya karena suara itu seolah datang dari empat sudut goa.“Anak muda, sinar jati diriku mampu bersatu dengan cahaya sakti senjatamu! Itu satu pertanda kita saling berjodoh!”Ksatria Pengembara tersentak kaget. “Yan

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 8

    “Aku tidak mengeri Guru...” ujar si nenek. Dia berpaling pada Bintang dan bertanya. “Kau mengerti?” Ksatria Pengembara gelengkan kepala.“Muridku, aku pernah menuturkan padamu perihal riwayat pertama kali aku menemui dirimu. Aku akan mengulanginya kembali. Kau kutemukan pertama kali tergeletak pingsan di muara sungai Pahulupanjang. Menurut kabar yang aku sirap pada masa itu, di sebelah utara telah terjadi malapetaka air bah besar. Mungkin sekali kau salah satu korban yang dihanyutkan banjir tetapi selamat tak sampai menemui ajal. Apakah kini penuturanku itu bisa mengingatkanmu pada apa yang sebenarnya telah kau alami puluhan tahun silam?”Sepasang mata kuning Jin Selaksa Angin terbuka lebar, memancarkan sinar aneh. Dia menatap ke langit- langit kamar, memandang seputar ruangan lalu memperhatikan ke arah mulut goa. Tiba-tiba nenek ini mulai terisak-isak. Suara isakannya berubah menjadi tangisan dan berlanjut menjadi ratapan panjang ya

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 9

    “Muridku,” tiba-tiba sang Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud keluarkan suara kembali. “Aku gembira kau telah mengalami kesembuhan. Kegembiraanku malah bertambah karena kau tahu siapa dan di mana beradanya suamimu yang bernama Pasedayu itu. Sewaktu kau pingsan tadi aku telah berkata pada pemuda asing ini yang ternyata adalah seorang baik-baik. Aku berkata padanya bahwa dia berjodoh dengan diriku...”Sampai di situ Bintang cepat dekati Ruhpingitan dan berbisik. “Nek, gurumu ini laki-laki atau perempuan?”“Aku sendiri tidak tahu! Mengapa kau bertanya...?”“Aku khawatir dia mau minta kawin dengan aku!” jawab Bintang.“Gila kau! Betapa lancangnya mulutmu!” kata si nenek sambil delikkan mata.Saat itu goa dipenuhi suara tawa Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud. “Anak muda, bicara soal jodoh bukan berarti selalu menyangkut perkawinan. Ketika aku melihat Pedang yang kau pergunakan untuk menolon

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status