Namun nenek itu tidak segera siuman. “Mungkin harus kubantu dengan tenaga dalam dan Pedang sakti.” Bintang segera keluarkan Pedang Pilar Bumi. Cahaya Pedang memantul ke dinding dan atap goa. Ketika bertemu dengan titik putih di langit-langit goa, titik putih memancarkan cahaya terang, menyambar ke arah Pedang. Begitu menyentuh mata Pedang, cahaya terang itu berpijar terang dan memecah menjadi empat lalu setiap pecahan melesat ke arah empat sudut atap goa. Saat itu juga tempat itu menjadi terang benderang.
“Apa yang terjadi?!” ujar Bintang terheran-heran seraya pandangi empat titik bercahaya terang di empat sudut atas goa. Saat itu tiba-tiba menggema satu suara yang sulit diduga oleh Bintang dari arah mana datangnya karena suara itu seolah datang dari empat sudut goa.
“Anak muda, sinar jati diriku mampu bersatu dengan cahaya sakti senjatamu! Itu satu pertanda kita saling berjodoh!”
Ksatria Pengembara tersentak kaget. “Yan
“Aku tidak mengeri Guru...” ujar si nenek. Dia berpaling pada Bintang dan bertanya. “Kau mengerti?” Ksatria Pengembara gelengkan kepala.“Muridku, aku pernah menuturkan padamu perihal riwayat pertama kali aku menemui dirimu. Aku akan mengulanginya kembali. Kau kutemukan pertama kali tergeletak pingsan di muara sungai Pahulupanjang. Menurut kabar yang aku sirap pada masa itu, di sebelah utara telah terjadi malapetaka air bah besar. Mungkin sekali kau salah satu korban yang dihanyutkan banjir tetapi selamat tak sampai menemui ajal. Apakah kini penuturanku itu bisa mengingatkanmu pada apa yang sebenarnya telah kau alami puluhan tahun silam?”Sepasang mata kuning Jin Selaksa Angin terbuka lebar, memancarkan sinar aneh. Dia menatap ke langit- langit kamar, memandang seputar ruangan lalu memperhatikan ke arah mulut goa. Tiba-tiba nenek ini mulai terisak-isak. Suara isakannya berubah menjadi tangisan dan berlanjut menjadi ratapan panjang ya
“Muridku,” tiba-tiba sang Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud keluarkan suara kembali. “Aku gembira kau telah mengalami kesembuhan. Kegembiraanku malah bertambah karena kau tahu siapa dan di mana beradanya suamimu yang bernama Pasedayu itu. Sewaktu kau pingsan tadi aku telah berkata pada pemuda asing ini yang ternyata adalah seorang baik-baik. Aku berkata padanya bahwa dia berjodoh dengan diriku...”Sampai di situ Bintang cepat dekati Ruhpingitan dan berbisik. “Nek, gurumu ini laki-laki atau perempuan?”“Aku sendiri tidak tahu! Mengapa kau bertanya...?”“Aku khawatir dia mau minta kawin dengan aku!” jawab Bintang.“Gila kau! Betapa lancangnya mulutmu!” kata si nenek sambil delikkan mata.Saat itu goa dipenuhi suara tawa Jin Tanpa Bentuk Tanpa Ujud. “Anak muda, bicara soal jodoh bukan berarti selalu menyangkut perkawinan. Ketika aku melihat Pedang yang kau pergunakan untuk menolon
Sambil berlari mengikuti si nenek Bintang berkata. “Nek, aku gembira kau mengalami kesembuhan dan bisa mengingat masa silammu kembali. Tapi aku melihat satu kelainan pada dirimu.”Jin Selaksa Angin hentikan larinya. “Kelainan apa maksudmu, Bintang?”“Sejak kau keluarkan kentut yang baunya gila-gilaan itu, kuperhatikan kau tidak kentut-kentut lagi!”“Eh, apa iya?” si nenek jadi bertanya sambil usap-usap pantatnya.“Aku tidak dusta. Aku mengira mungkin kau tidak mau berlaku kurang ajar di hadapan gurumu,” kata Bintang pula.“Memang, seharusnya aku sudah kentut beberapa kali hah? Kalau aku tidak kentut-kentut bisa jadi penyakit kentutku sudah sembuh keseluruhan. Biar kucoba dulu!” Si nenek lalu angkat sedikit jubah kuningnya lalu songgengkan pantatnya. Sampai matanya mendelik dan keningnya keringatan tetap saja kentutnya tidak mau keluar. Si nenek keluarkan suara mengedan.
"Hai! Apa katamu Bintang? Gusti Allah ada dalam diriku? Aku tidak mengerti.... Iman, apa pula itu?" Nenek muka kuning kerenyitkan kening. "Nanti Nek, satu saat kau pasti akan mengerti. ""Setahuku dalam diriku hanya ada butt prett! Kentut celaka itu! Kalau tidak kau yang menolong pasti sampai saat ini aku masih digerayangi penyakit itu!" Walau matanya masih berkaca-kaca tapi si nenek masih bisa tertawa cekikikan. Bintang ikut tertawa gelak-gelak,"Bintang, melihat air telaga yang jernih dan sejuk itu, timbul keinginanku untuk mandi. ""Aku maklum saja Nek. Pasti sudah belasan hari kau tak pernah mandi. " kata Bintang pula."Jangan kau bicara tak karuan. Aku lebih sering mandi dari padamu! Dengar Bintang, aku mandi sekali ini selain ingin membersihkan diri juga punya satu maksud.""Maksud lain itu kau sengaja mau memberi kesempatan padaku untuk dapat melihatmu berbugil-bugil? Sama saja aku seperti kelilipan semut rangrang! Haha...
"Apa yang ada dalam benakmu?" tanya Ruhpingitan."Sebenarnya ada sesuatu yang aku ingin minta padamu.""Tunggu! Aku Ingat! Kau past! meminta Sendok Pemasung Nasib yang pernah kujanjikan padamu! Janjiku akan kutepati. Kau sudah menyembuhkan penyakit kentutku walau sesekali aku masih kentut-kentut juga! Jangan khawatir! Saat ini juga akan kuberikan padamu sendok itu!""Sebentar Nek. Jangan kau menganggap aku memaksa menagih janji. Sebenarnya sendok emas sakti itu akan kuserahkan pada suamimu Pasedayu. Karena hanya dengan sendok itulah dia bisa disembuhkan dan kesaktiannya bisa dikembalikan."Sepasang mata si nenek yang kuning terbelalak. "Apa katamu, Bintang?" Lalu nenek ini langsung saja hendak mengeluarkan dan menanggalkan kalung sendok emas sakti yang tergantung di lehernya. Tapi tangannya yang tadi bergerak ke leher mendadak berubah menyambar ke pinggang Ksatria Pengembara. Sekali lagi dia menarik maka sosok Bintang terbetot keras. Keduanya terbanting k
"Nek, aku. Lepaskan tanganmu. Aku berjanji tidak akan memandang ke arah telaga. Aku..." Bintang pegangi dua tangan si nenek.Lalu dia merasa bagaimana dua tangan itu menekannya ke bawah hingga dia jatuh berlutut Lalu sekali lagi dua tangan si nenek bergerak, sosok Bintang terpuntir membelakangi telaga dan terduduk jatuh menjelepok di tanah. "Kalau kau berani memandang lagi ke arah telaga, kujitak kepalamu sampai benjol!" Setelah mengancam begitu baru Ruhpingitan lepaskan kedua tangannya yang menekap menutupi mata Ksatria Pengembara.Bintang tertawa-tawa. Dari telaga didengarnya suara orang mencebur masuk ke dalam air Di sampingnya si nenek tegak memperhatikan Ruhcinta berenang di tepi telaga di sela-sela batu dan sesekali tubuhnya menyelam lenyap di bawah permukaan air.Selagi Ruhcinta menyelam untuk kesekian kalinya, tiba-tiba dari balik satu pohon besar berkelebat satu bayangan hitam. Dua kali melompat orang ini sampai dekat batu di atas mana Ruhcinta me
"Gadis, lekas kau kenakan pakaianmu!"Ruhcinta cepat menangkap pakaiannya. Tak perduli berbasah- basah, dia kenakan pakaian lalu naik ke tepi telaga. Begitu berhadap-hadapan, Ruhcinta tidak menyangka kalau yang menolongnya itu adalah nenek muka kuning yang dikenalnya dengan julukan Jin Selaksa Kentut"Jin Selaksa Kentut. Aku tidak mengira. Aku sangat berterima kasih padamu. Kalau kau tidak muncul tentu lelaki jahanam itu telah berbuat jauh lebih keji. Kau tahu siapa orangnya Nek?"Sementara itu di balik semak belukar Ksatria Pengembara masih duduk menjelepok di tanah. Waktu tadi ditinggal si nenek dia ingin segera bangkit berdiri. Namun takut didamprat terpaksa dia menunggu.Lalu terdengar suara orang berkelahi. Ketika mendengar si nenek menyuruh Ruhcinta mengenakan pakaian, Bintang tidak tahan lagi. Setelah menunggu sesaat akhirnya dia bangkit berdiri dan lari ke tepi telaga. Justru saat itu Ruhcinta baru saja menanyak
"Nek... aku... aku tak bisa menjelaskan...""Aku tidak suka orang berdusta! Antara kita saat ini sudah terjalin hubungan sangat erat Bintang. Ingat hal itu baik-baik. Aku tidak perduli kau sudah kawin dan dengan siapa. Aku hanya ingin tahu apa yang dikatakan gadis ini benar?""Benar dan tidak Nek," jawab Bintang. "Hai! Sialan amat jawabanmu!""Memang sialan Nek. Aku mengalami nasib sial yang aku tidak tahu mengapa jadi bisa begitu! Terserah orang mau mengatakan apa. Yang jelas semua terjadi diluar kemauanku. ""Tidak bisa kumengerti. Mana ada pemuda kawin diluar kemauannya. Kalau gadis masih mungkin karena dipaksa...""Saat ini aku tak bisa menerangkan padamu. Ceritanya panjang. Aku kira lebih baik kita tinggalkan tempat ini."'Tidak! Kau harus memberi tahu lebih dulu!" jawab Jin Selaksa Angin."Nanti akan kuceritakan padamu. Aku berjanji!""Baik, aku menurut. Kau menceritakan nanti. Tapi saat ini aku ingin tahu dul
Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen
“Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit
“Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia
Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha
Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara
“Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl
Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit
“Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah
Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi