Sambil berlari mengikuti si nenek Bintang berkata. “Nek, aku gembira kau mengalami kesembuhan dan bisa mengingat masa silammu kembali. Tapi aku melihat satu kelainan pada dirimu.”
Jin Selaksa Angin hentikan larinya. “Kelainan apa maksudmu, Bintang?”
“Sejak kau keluarkan kentut yang baunya gila-gilaan itu, kuperhatikan kau tidak kentut-kentut lagi!”
“Eh, apa iya?” si nenek jadi bertanya sambil usap-usap pantatnya.
“Aku tidak dusta. Aku mengira mungkin kau tidak mau berlaku kurang ajar di hadapan gurumu,” kata Bintang pula.
“Memang, seharusnya aku sudah kentut beberapa kali hah? Kalau aku tidak kentut-kentut bisa jadi penyakit kentutku sudah sembuh keseluruhan. Biar kucoba dulu!” Si nenek lalu angkat sedikit jubah kuningnya lalu songgengkan pantatnya. Sampai matanya mendelik dan keningnya keringatan tetap saja kentutnya tidak mau keluar. Si nenek keluarkan suara mengedan.
"Hai! Apa katamu Bintang? Gusti Allah ada dalam diriku? Aku tidak mengerti.... Iman, apa pula itu?" Nenek muka kuning kerenyitkan kening. "Nanti Nek, satu saat kau pasti akan mengerti. ""Setahuku dalam diriku hanya ada butt prett! Kentut celaka itu! Kalau tidak kau yang menolong pasti sampai saat ini aku masih digerayangi penyakit itu!" Walau matanya masih berkaca-kaca tapi si nenek masih bisa tertawa cekikikan. Bintang ikut tertawa gelak-gelak,"Bintang, melihat air telaga yang jernih dan sejuk itu, timbul keinginanku untuk mandi. ""Aku maklum saja Nek. Pasti sudah belasan hari kau tak pernah mandi. " kata Bintang pula."Jangan kau bicara tak karuan. Aku lebih sering mandi dari padamu! Dengar Bintang, aku mandi sekali ini selain ingin membersihkan diri juga punya satu maksud.""Maksud lain itu kau sengaja mau memberi kesempatan padaku untuk dapat melihatmu berbugil-bugil? Sama saja aku seperti kelilipan semut rangrang! Haha...
"Apa yang ada dalam benakmu?" tanya Ruhpingitan."Sebenarnya ada sesuatu yang aku ingin minta padamu.""Tunggu! Aku Ingat! Kau past! meminta Sendok Pemasung Nasib yang pernah kujanjikan padamu! Janjiku akan kutepati. Kau sudah menyembuhkan penyakit kentutku walau sesekali aku masih kentut-kentut juga! Jangan khawatir! Saat ini juga akan kuberikan padamu sendok itu!""Sebentar Nek. Jangan kau menganggap aku memaksa menagih janji. Sebenarnya sendok emas sakti itu akan kuserahkan pada suamimu Pasedayu. Karena hanya dengan sendok itulah dia bisa disembuhkan dan kesaktiannya bisa dikembalikan."Sepasang mata si nenek yang kuning terbelalak. "Apa katamu, Bintang?" Lalu nenek ini langsung saja hendak mengeluarkan dan menanggalkan kalung sendok emas sakti yang tergantung di lehernya. Tapi tangannya yang tadi bergerak ke leher mendadak berubah menyambar ke pinggang Ksatria Pengembara. Sekali lagi dia menarik maka sosok Bintang terbetot keras. Keduanya terbanting k
"Nek, aku. Lepaskan tanganmu. Aku berjanji tidak akan memandang ke arah telaga. Aku..." Bintang pegangi dua tangan si nenek.Lalu dia merasa bagaimana dua tangan itu menekannya ke bawah hingga dia jatuh berlutut Lalu sekali lagi dua tangan si nenek bergerak, sosok Bintang terpuntir membelakangi telaga dan terduduk jatuh menjelepok di tanah. "Kalau kau berani memandang lagi ke arah telaga, kujitak kepalamu sampai benjol!" Setelah mengancam begitu baru Ruhpingitan lepaskan kedua tangannya yang menekap menutupi mata Ksatria Pengembara.Bintang tertawa-tawa. Dari telaga didengarnya suara orang mencebur masuk ke dalam air Di sampingnya si nenek tegak memperhatikan Ruhcinta berenang di tepi telaga di sela-sela batu dan sesekali tubuhnya menyelam lenyap di bawah permukaan air.Selagi Ruhcinta menyelam untuk kesekian kalinya, tiba-tiba dari balik satu pohon besar berkelebat satu bayangan hitam. Dua kali melompat orang ini sampai dekat batu di atas mana Ruhcinta me
"Gadis, lekas kau kenakan pakaianmu!"Ruhcinta cepat menangkap pakaiannya. Tak perduli berbasah- basah, dia kenakan pakaian lalu naik ke tepi telaga. Begitu berhadap-hadapan, Ruhcinta tidak menyangka kalau yang menolongnya itu adalah nenek muka kuning yang dikenalnya dengan julukan Jin Selaksa Kentut"Jin Selaksa Kentut. Aku tidak mengira. Aku sangat berterima kasih padamu. Kalau kau tidak muncul tentu lelaki jahanam itu telah berbuat jauh lebih keji. Kau tahu siapa orangnya Nek?"Sementara itu di balik semak belukar Ksatria Pengembara masih duduk menjelepok di tanah. Waktu tadi ditinggal si nenek dia ingin segera bangkit berdiri. Namun takut didamprat terpaksa dia menunggu.Lalu terdengar suara orang berkelahi. Ketika mendengar si nenek menyuruh Ruhcinta mengenakan pakaian, Bintang tidak tahan lagi. Setelah menunggu sesaat akhirnya dia bangkit berdiri dan lari ke tepi telaga. Justru saat itu Ruhcinta baru saja menanyak
"Nek... aku... aku tak bisa menjelaskan...""Aku tidak suka orang berdusta! Antara kita saat ini sudah terjalin hubungan sangat erat Bintang. Ingat hal itu baik-baik. Aku tidak perduli kau sudah kawin dan dengan siapa. Aku hanya ingin tahu apa yang dikatakan gadis ini benar?""Benar dan tidak Nek," jawab Bintang. "Hai! Sialan amat jawabanmu!""Memang sialan Nek. Aku mengalami nasib sial yang aku tidak tahu mengapa jadi bisa begitu! Terserah orang mau mengatakan apa. Yang jelas semua terjadi diluar kemauanku. ""Tidak bisa kumengerti. Mana ada pemuda kawin diluar kemauannya. Kalau gadis masih mungkin karena dipaksa...""Saat ini aku tak bisa menerangkan padamu. Ceritanya panjang. Aku kira lebih baik kita tinggalkan tempat ini."'Tidak! Kau harus memberi tahu lebih dulu!" jawab Jin Selaksa Angin."Nanti akan kuceritakan padamu. Aku berjanji!""Baik, aku menurut. Kau menceritakan nanti. Tapi saat ini aku ingin tahu dul
Ketika Si Jin Budiman membuka dua matanya kembali, kelihatan mata itu berkaca-kaca. Sambil mendekap ukiran bunga mawar yang terbuatdari batu merah ke dadanya, hatinya berkata. "Aku harus kembali ke telaga. Menemui gadis itu. Tapi apakah ini saatnya yang tepat? Dia telah mempunyai kesan yang tidak baik terhadapku. Si nenek muka kuning pasti sudah member! tahu ciri-ciriku pada gadis itu. Sulit bagiku mengelakkan tuduhan. Kecuali jika dia mau mendengar dan menerima semua penjelasanku. Demi masa silamku! Demi masa depan gadis itu, aku harus pergi menemuinya. Apapun yang terjadi! Bertahun-tahun aku berusaha keras untuk menyingkap tabir gelap kehidupan ini. Sekarang setelah hampir tersibak masakan aku harus tercampak dalam kebimbangan...?!"Perlahan-lahan Si Jin Budiman bangkt berdiri. Belum sempat dia melangkah ke pintu goa tiba-tiba menggelegar suara bentakan."Orang di dalam goa! Lekas keluar! Kembalikan benda yang kau curi dariku! Atau kau akan kukubur hidup-hidup di dal
Di satu kaki bukit kecil dekat sebuah mata air Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab tinggalkan sahabatnya lalu mengejar Bayu, Arya dan Betina Bercula.Saat itu Bayu, Arya dan Betina Bercula baru saja berpisah dengan Maithatarun dan Ruhrinjani setelah terjadi bentrokan dengan Dewi Awan Putih. Mereka berusaha mencari Bintang karena Dewi Awan Putih telah melancarkan tuduhan bahwa Ksatria Pengembara telah melakukan perbuatan mesum dengan Bunda Dewi yang menyebabkan Dewi itu kini menjadi hamil! Karena ketiganya berjalan sambil mengobrol dan sesekali tertawa haha-hihi, tidak terlalu sulit bagi Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab mengejar mereka.Begitu berhadapan dengan ketiga orang itu,tanpa banyak bicara si kakek langsung menghantam dengan serangan "Badai Lima Penjuru" yaitu pukulan sakti yang dititipkan Pawungu di tangan kanannya. Lima gelombang angin mengeluarkan suara menggemuruh laksana badai menerpa ke arah Bayu, Arya dan Betina Bercula. Karena diserang mendadak begitu rupa ketiga
KAKEK sakti yang otaknya ada di luar kepala ini berseru keras. Dia bukan kaget atau takut menghadapi serangan Arya dan Betina Bercula, namun menjadi pucat sewaktu melihat bagaimana dari balik dada pakaian Bayu saat itu menyembul sosok kuning kepala seekor binatang. Bersamaan dengan itu wajah Bayu berubah menjadi wajah seorang kakek berusia lebih dari seratus tahun."Roh Rajawali Emas Langit Ke Tujuh!" teriak Jin Sejuta Tanya Sejuta Jawab. Walau rasa takut serta merta menjalari tubuhnya namun untuk berbalik dan ambil langkah seribu sudah kepalang tanggung. Maka kakek ini tarik serangan tangan kirinya ke arah Arya dan Betina Bercula. Tangan itu kini dipergunakan untuk menggebuk sosok Bayu. Sedang pukulan Badai Lima Penjuru tetap dihantamkannya pada Bayu setelah terlebih dulu melipat gandakan tenaga dalamnya.Dibarengi suara menggelegar seolah hendak membelah bumi satu sosok menyerupai Roh Rajawali Emas yang menyembul keluar dari dada Bayu mendadak berubah besar. Dengan m