Home / Fantasi / Penguasa Dunia Persilatan / Tenaga Dalam Ledakan Matahari

Share

Tenaga Dalam Ledakan Matahari

Author: Ririn
last update Last Updated: 2022-12-28 19:27:11

"Anggara Seta?! Gawat, aku berada dalam masalah besar kali ini," ucap pendekar itu terkejut sambil menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.

"Kakek, bagaimana kau bisa ada di .... "

"Cukup Ayu! Kau tau apa yang akan terjadi jika Kakek datang terlambat? Setelah masalah ini selesai, Kakek akan memastikan kau dihukum berat," Pria tua itu menggerakkan tangannya ke depan dan bersiap menyerang.

"Perguruan Taring Rajawali tidak pernah mencari masalah dengan siapa pun, tapi jika ada yang memulainya duluan, pantang bagi si Tua ini berdiam diri," Pria yang dipanggil Anggara Seta itu tiba-tiba bergerak menyerang dengan kecepatan tinggi.

"Sial, si Tua ini jelas bukan lawan yang mudah untuk dihadapi. Aku harus segera mencari cara untuk melarikan diri jika tidak ingin mati konyol," Pendekar itu menyambut serangan yang terarah padanya dengan hati-hati.

Keduanya langsung bertukar jurus di udara dan dalam waktu singkat, mulai terlihat jelas perbedaan kekuatan di antara mereka. Kecepatan dan variasi serangan Anggara Seta yang menyatu dengan pengalaman bertarungnya tidak mampu di ikuti oleh pendekar Harimau Merah itu.

"Kau masih sangat hijau tapi sudah berani menyerang Cucuku?!" Gerakan tangan Anggara Seta kembali berubah. Memanfaatkan celah yang terbuka di sisi kanan lawannya, dia melepaskan empat serangan cepat dengan begitu mengagumkan.

"Taring Dewa Naga naik ke Langit? Gawat, si tua bangka ini sepertinya ingin segera membunuhku," pendekar itu berusaha bergerak menghindar, namun karena perbedaan kecepatan mereka terlalu jauh, reaksi tubuhnya terlambat beberapa detik.

"Buagh!!"

Pendekar Harimau Merah itu kembali terlempar kebelakang dengan beberapa tulang rusuk yang bergeser.

"Bertarung dan saling melukai, apa sebenarnya yang ada di dalam pikiran mereka?" Wira yang juga melihat pertarungan itu menggelengkan kepalanya sebelum melangkah pergi. Dia tidak lagi berniat membalas apa yang dilakukan Ayu padanya setelah melihat dua pendekar itu bertarung.

"Bertarung lah sesuka kalian hingga salah satu terbunuh," umpatnya dalam hati.

Namun baru beberapa langkah Wira berjalan, teriakkan panik Ayu tiba-tiba terdengar di udara.

"Hei, bodoh, menghindar!" Teriak Ayu ketika pendekar yang menjadi lawan kakeknya itu tiba-tiba bergerak ke arah Wira dengan memanfaatkan efek serangan Anggara Seta.

"Dasar culas, dia berniat menjadikan pemuda itu sebagai tameng untuk melarikan diri, Harimau Merah benar-benar kumpulan para pendekar licik," Anggara Seta melesat cepat mengejar pendekar itu.

"Sejak awal aku sama sekali tidak merasakan tenaga dalam dari tubuh pemuda itu. Dengan menjadikannya umpan, aku bisa pergi dari hutan ini," pendekar itu memutar pedang pusakanya, dia berniat menggunakan punggung pedang untuk melumpuhkan Wiratama.

"Hei, tunggu! Apa yang kau lakukan? Aku tidak ada hubungannya dengan mereka," Wira langsung panik saat merasakan aura membunuh dari tubuh pendekar itu.

"Hehehe ... Anggap saja kau sedang sial hari ini" Saat jarak keduanya sudah sangat dekat, Wira tiba-tiba teringat dengan gerakan yang diajarkan Kakeknya dulu.

"Ah benar, gerakan itu .... " Wira menyambut serangan itu dengan tangan kosong. Dia bergerak menyamping dan mengembangkan kedua tangannya untuk membelokkan arah serangan sebelum melepaskan sebuah pukulan cepat yang memanfaatkan reaksi alami tubuhnya.

"Buagh!!"

"Kau!" Pendekar itu tersentak kaget saat mengenali jurus yang digunakan Wira. Wajahnya langsung memucat ketika pemuda yang dianggapnya lemah itu mulai menarik kaki kanannya ke belakang, untuk mendapatkan sedikit dorongan sebelum kembali melepaskan beberapa serangan dengan cepat.

"Tapak Wajah Setan milik perguruan Lembah Siluman?" Ucap Anggara Seta dan pendekar itu bersamaan.

"Tidak mungkin ... Apa pemuda ini memiliki hubungan dengan Ganesa Kara?" Mulut Anggara Seta terbuka lebar saat melihat pergerakan Wira yang cukup lincah. Walau beberapa kali terlihat melakukan kesalahan hingga celah pertahanannya terbuka, tapi Anggara Seta yakin jurus yang digunakan itu adalah milik ketua Lembah Siluman.

Gerakan tangan Wira terus berubah dengan cepat dan berusaha mengincar beberapa titik di tubuh lawannya. Namun karena semua serangan itu hanya mengandalkan tenaga fisik, pendekar Harimau Merah itu dengan mudah menghindarinya.

"Jurus ini ... Jangan bercanda, bagaimana bisa kau meniru jurus terkuat milik Lembah Siluman ini," pendekar itu mengubah gerakannya saat serangan Wira mengincar lehernya.

"Sudah kuduga, kau memang tidak menguasai ilmu kanuragan sama sekali," begitu celah pertahanan Wira terbuka, pendekar itu mendorong pedangnya cepat dan mengarahkan ke lehernya.

"Mati kau!"

"Buagh!!"

Sebuah pukulan cepat Anggara Seta dari arah belakang menghantam tubuh pendekar itu dengan keras, sebelum pedangnya sampai di tenggorokan Wira.

"Kau benar-benar sudah keterlaluan!" Bersamaan dengan hancurnya kuda-kuda pendekar Harimau Merah itu, Anggara Seta kembali melepaskan dua serangan cepat yang mengarah ke leher dan perut lawannya.

"Luar biasa, kekuatan ketua Taring Rajawali benar-benar menakutkan..." ucap pendekar itu sebelum tubuhnya membentur pepohonan.

"Aku sudah memusnahkan semua ilmu kanuraganmu, pergilah dan jangan sampai aku melihatmu lagi di sekitar sini," ancam Anggara Seta dingin.

"Guru tak akan membiarkan masalah ini selesai begitu saja, kalian semua akan merasakan akibatnya," balas pendekar itu sebelum melesat pergi.

"Aku akan menantikannya!" Sahut Anggara Seta sambil menggelengkan kepalanya.

"Pergerakan Harimau Merah semakin menjadi semenjak mereka menemukan kitab kuno itu. Sepertinya dunia persilatan benar-benar dalam bahaya, kali ini," ucap Anggara Seta dalam hati sebelum menoleh ke arah Wira yang masih memegang lehernya.

"Siapa namamu Nak?" Tanya Anggara Seta sambil berjalan mendekatinya.

"Apa itu penting? Aku hampir saja terbunuh karena kalian, sebaiknya aku pergi sebelum terlibat lebih jauh," Wira mengangkat tangannya sambil melangkah pergi.

"Kau tidak akan bisa pergi jauh dari sini Nak," balas Anggara cepat.

"Kau mengancam aku?"

"Bukan aku, tapi para pendekar aliran putih. Apa kau sadar jika saat ini sedang berada di wilayah aliran putih?! Mereka tidak akan tinggal diam jika mengetahui ada pendekar aliran hitam berani masuk wilayahnya," jawab Anggara.

"Aliran hitam?" Sahut Ayu terkejut.

Wira langsung terdiam ketika menyadari kesalahannya. Rasa panik karena diserang oleh pendekar tadi membuatnya tanpa sadar menggunakan salah satu jurus Lembah Siluman, perguruan aliran hitam paling di benci oleh para pendekar aliran putih.

"Jadi, sekarang kau akan membunuh aku?" Tanya Wira sinis.

"Aku bukan orang gila yang membunuh seseorang tanpa alasan. Ikutlah aku ke perguruan Taring Rajawali, besok salah satu mudidku akan mengantarmu keluar dari wilayah aliran putih," Anggara Seta tiba-tiba memegang tangan Wira untuk memeriksa aliran darahnya.

"Kau baru saja menggunakan tapak wajah setan, tanpa melatih kekuatan tangan dan kakimu jurus itu bisa menghancurkan persendian .... " Wajah Anggara Seta tiba-tiba berubah saat tidak merasakan tenaga dalam sama sekali di tubuh Wira, dia bahkan harus memeriksa aliran darah pemuda itu berkali-kali saking tidak percayanya.

"Kau tidak memiliki tenaga dalam sama sekali?" Ucapnya terkejut.

"Lalu kenapa jika aku tidak memiliki tenaga dalam?" Wira menarik tangannya cepat.

"Tunggu, aku masih .... " Saat Anggara Seta berusaha mengalirkan tenaga dalam ke tubuh Wira untuk memastikan sesuatu, sebuah energi berwarna kemerahan tiba-tiba keluar dari tangan pemuda itu, memaksa Seta melepaskannya.

"Tenaga dalam Ledakan Matahari? Tidak mungkin, bagaimana kau bisa menguasai jurus itu?"

Related chapters

  • Penguasa Dunia Persilatan   Peguruan Taring Rajawali

    Sinar matahari baru saja muncul dari langit dan menembus celah-celah dinding kokoh perguruan Taring Rajawali, saat Ayu Utari berjalan ke arah aula utama dengan wajah cemas. Dia yakin Kakeknya itu akan marah besar kali ini dan menghukumnya setelah kejadian penyerangan kemarin yang hampir membuatnya tewas. Sebagai cucu satu-satunya yang sedang dipersiapkan untuk menggantikannya kelak, Anggara Seta memang mendidik Ayu dengan sangat keras. Dia bahkan tidak diizinkan keluar perguruan sendirian tanpa pengawalan karena khawatir para pendekar aliran Hitam akan menggunakan kesempatan itu untuk membunuhnya. "Kakek pasti akan memarahiku habis-habisan," umpatnya dalam hati.Sudah terbayang dalam pikiran Ayu, Kakeknya itu akan mengungkit semua kesalahannya selama ini, dan membandingkan dengan Ibunya yang merupakan pendekar wanita terbaik Taring Rajawali sebelum tewas dalam sebuah pertarungan dengan pendekar misterius."Kakek pasti akan membandingkan aku dengan Ibu tanpa memikirkan .... " Wajah A

    Last Updated : 2023-01-01
  • Penguasa Dunia Persilatan   Pertarungan Dua Pendekar Terkuat

    Di bawah guyuran hujan dan sambaran petir yang menggelegar, dua orang pria setengah baya terlihat berdiri sambil mengatur nafasnya. Keduanya hanya diam dan saling menatap satu sama lain tanpa bergerak sedikit pun.Sekilas, tak ada yang aneh dengan mereka, namun jika dilihat lebih teliti, tetesan air hujan yang mengguyur tubuh mereka berubah memerah karena bercampur dengan darah yang terus keluar dari luka sayatan pedang di tubuh masing-masing.Salah satu pendekar yang terlihat lebih tua dan berwajah tegas, tiba-tiba menyarungkan kembali pedangnya menandakan sudah bersiap dengan serangan terakhirnya.Melihat lawannya sudah menyarungkan pedangnya, pendekar satunya yang mengenakan penutup wajah bergambar pedang menyilang mulai meningkatkan kembali konsentrasinya. Dia sadar, dalam ilmu pedang, serangan paling berbahaya adalah ketika pedang itu pertama kali meninggalkan sarungnya.Tak mudah untuk menghadapi tipe jurus pedang seperti itu karena tidak ada yang benar-benar tahu ke mana arah d

    Last Updated : 2022-12-03
  • Penguasa Dunia Persilatan   Bakat Misterius

    Seratus tahun kemudian…Suasana Hutan Alas Purwo masih tampak gelap ketika seorang pemuda melesat dengan kecepatan tinggi, menembus rimbunnya hutan itu. Sambil sesekali menoleh kebelakang, dia bergerak lincah dari satu pohon ke pohon lainnya tanpa peduli udara dingin yang menusuk hingga ke tulangnya."Kali ini aku tidak boleh tertangkap lagi oleh si tua itu atau…." Wajah pemuda itu tiba tiba berubah kesal ketika sesosok bayangan yang mengejarnya sudah terlihat dibelakang, padahal dia sangat yakin sudah berlari dengan sekuat tenaga dan meninggalkannya cukup jauh di belakang."Bagaimana bisa tua bangka itu bergerak secepat ini," dengan nafas yang sudah tak beraturan, pemuda itu mencoba meningkatkan kecepatannya agar tidak tertangkap untuk kesekian kalinya."Mau sampai kapan kau terus berlari seperti itu Wira? Ilmu meringankan tubuhmu memang sangat mengejutkan untuk seseorang yang tidak pernah belajar kanuragan, tapi itu semua tidak akan berarti di hadapanku," Melihat kecepatan pemuda it

    Last Updated : 2022-12-03
  • Penguasa Dunia Persilatan   Perguruan Lembah Siluman

    "Apa katamu!! Wiratama melarikan diri lagi?" Seorang pria setengah baya berwajah tegas langsung menggebrak meja saat mendengar laporan bahwa cucu kesayangannya telah melarikan diri dari perguruan."Mohon maafkan aku ketua, tuan muda sepertinya melarikan diri melalui pintu belakang saat terjadi pergantian penjagaan. Kami sudah berusaha mengejarnya sekuat tenaga sampai kaki gunung Semeru tapi tak berhasil," Jawab pemuda berperawakan kurus dengan suara bergetar menahan takut."Mengejar cucuku?! Apa kalian pikir mampu melakukannya?" Bentak pria itu kesal.Pemuda itu langsung terdiam dengan wajah tertunduk. Dia tampak pasrah karena bagi para pendekar Lembah Siluman, gagal menjalankan tugas sama saja dengan mati."Sifat anak itu benar benar mirip dengan ibunya yang selalu mempermalukan aku dan perguruan Lembah Siluman!!" Pria tua itu terdiam sesaat, dia berusaha mengendalikan amarahnya terlebih dahulu sebelum memberikan perintah."Airin, bawa beberapa pendekar Lembah Siluman Perak dan temu

    Last Updated : 2022-12-05
  • Penguasa Dunia Persilatan   Munculnya Ajian Kuno

    "Kakang Setya !!" Para pendekar Tapak Beracun tersentak kaget saat melihat tubuh temannya sudah melayang di udara dalam posisi telapak tangan menempel di dada Wiratama."Cepat bantu aku, pemuda sialan ini terus menghisap tenaga dalam dan energi kehidupanku!" Teriak Setya panik.Dengan wajah yang semakin memucat, Setya terlihat berusaha melepaskan tangannya dari tubuh Wiratama. Namun, sekuat apapun dia berusaha, lengannya seperti menyatu dengan kulit pemuda itu.Setya semakin berteriak kesakitan ketika tenaga dalam yang terhisap keluar dengan kecepatan tinggi itu mulai melukai urat nadinya."Menghisap tenaga dalam? Tua bangka sialan! Jurus terlarang apa yang kau ajarkan pada bocah itu," Melihat tubuh Setya berubah keriput dan mengering dengan sangat cepat, dua pendekar Tapak Beracun itu langsung bergerak melewati Sudarta untuk membantu temannya."Hei tunggu, jangan mendekatinya! Kalian bisa ikut terbunuh jika menyentuh tubuhnya!" Sudarta berusaha memperingatkan para pendekar itu namun

    Last Updated : 2022-12-05
  • Penguasa Dunia Persilatan   Pertemuan Tak Terduga

    Beberapa jam setelah terjatuh dan tak sadarkan diri di dekat mulut gua, Wiratama mulai mendapatkan kembali kesadarannya. Walau masih merasakan sakit di bagian kepala, tapi dia tetap memaksakan tubuhnya bergerak dan bersandar di dinding gua."Aku masih hidup?" Untuk beberapa saat, Wiratama terdiam dalam posisi tubuh bersandar. Dia ingin meredam rasa sakitnya itu terlebih dahulu sebelum memikirkan rencana lainnya."Andai aku menguasai ilmu kanuragan sehebat kakek, mungkin rasa sakit ini .... " Ucapan Wiratama tiba-tiba terhenti, saat teringat dengan kata-kata kakeknya ketika dia dipaksa berlatih ilmu kanuragan."Alirkan tenaga dalammu ke seluruh tubuh secara perlahan ketika sedang terluka. Itu akan sedikit meredakan rasa sakit sebelum kau mendapatkan pertolongan lebih lanjut.""Mengalirkan tenaga dalam keseluruh tubuh? Apa dia pikir itu mudah?!!" Wiratama sempat mengumpat kesal, namun pada akhirnya, dia mencoba menggunakan jurus itu karena sudah tidak tahan dengan rasa sakit di kepalany

    Last Updated : 2022-12-05

Latest chapter

  • Penguasa Dunia Persilatan   Peguruan Taring Rajawali

    Sinar matahari baru saja muncul dari langit dan menembus celah-celah dinding kokoh perguruan Taring Rajawali, saat Ayu Utari berjalan ke arah aula utama dengan wajah cemas. Dia yakin Kakeknya itu akan marah besar kali ini dan menghukumnya setelah kejadian penyerangan kemarin yang hampir membuatnya tewas. Sebagai cucu satu-satunya yang sedang dipersiapkan untuk menggantikannya kelak, Anggara Seta memang mendidik Ayu dengan sangat keras. Dia bahkan tidak diizinkan keluar perguruan sendirian tanpa pengawalan karena khawatir para pendekar aliran Hitam akan menggunakan kesempatan itu untuk membunuhnya. "Kakek pasti akan memarahiku habis-habisan," umpatnya dalam hati.Sudah terbayang dalam pikiran Ayu, Kakeknya itu akan mengungkit semua kesalahannya selama ini, dan membandingkan dengan Ibunya yang merupakan pendekar wanita terbaik Taring Rajawali sebelum tewas dalam sebuah pertarungan dengan pendekar misterius."Kakek pasti akan membandingkan aku dengan Ibu tanpa memikirkan .... " Wajah A

  • Penguasa Dunia Persilatan   Tenaga Dalam Ledakan Matahari

    "Anggara Seta?! Gawat, aku berada dalam masalah besar kali ini," ucap pendekar itu terkejut sambil menahan rasa sakit disekujur tubuhnya."Kakek, bagaimana kau bisa ada di .... ""Cukup Ayu! Kau tau apa yang akan terjadi jika Kakek datang terlambat? Setelah masalah ini selesai, Kakek akan memastikan kau dihukum berat," Pria tua itu menggerakkan tangannya ke depan dan bersiap menyerang."Perguruan Taring Rajawali tidak pernah mencari masalah dengan siapa pun, tapi jika ada yang memulainya duluan, pantang bagi si Tua ini berdiam diri," Pria yang dipanggil Anggara Seta itu tiba-tiba bergerak menyerang dengan kecepatan tinggi."Sial, si Tua ini jelas bukan lawan yang mudah untuk dihadapi. Aku harus segera mencari cara untuk melarikan diri jika tidak ingin mati konyol," Pendekar itu menyambut serangan yang terarah padanya dengan hati-hati.Keduanya langsung bertukar jurus di udara dan dalam waktu singkat, mulai terlihat jelas perbedaan kekuatan di antara mereka. Kecepatan dan variasi serang

  • Penguasa Dunia Persilatan   Pertemuan Tak Terduga

    Beberapa jam setelah terjatuh dan tak sadarkan diri di dekat mulut gua, Wiratama mulai mendapatkan kembali kesadarannya. Walau masih merasakan sakit di bagian kepala, tapi dia tetap memaksakan tubuhnya bergerak dan bersandar di dinding gua."Aku masih hidup?" Untuk beberapa saat, Wiratama terdiam dalam posisi tubuh bersandar. Dia ingin meredam rasa sakitnya itu terlebih dahulu sebelum memikirkan rencana lainnya."Andai aku menguasai ilmu kanuragan sehebat kakek, mungkin rasa sakit ini .... " Ucapan Wiratama tiba-tiba terhenti, saat teringat dengan kata-kata kakeknya ketika dia dipaksa berlatih ilmu kanuragan."Alirkan tenaga dalammu ke seluruh tubuh secara perlahan ketika sedang terluka. Itu akan sedikit meredakan rasa sakit sebelum kau mendapatkan pertolongan lebih lanjut.""Mengalirkan tenaga dalam keseluruh tubuh? Apa dia pikir itu mudah?!!" Wiratama sempat mengumpat kesal, namun pada akhirnya, dia mencoba menggunakan jurus itu karena sudah tidak tahan dengan rasa sakit di kepalany

  • Penguasa Dunia Persilatan   Munculnya Ajian Kuno

    "Kakang Setya !!" Para pendekar Tapak Beracun tersentak kaget saat melihat tubuh temannya sudah melayang di udara dalam posisi telapak tangan menempel di dada Wiratama."Cepat bantu aku, pemuda sialan ini terus menghisap tenaga dalam dan energi kehidupanku!" Teriak Setya panik.Dengan wajah yang semakin memucat, Setya terlihat berusaha melepaskan tangannya dari tubuh Wiratama. Namun, sekuat apapun dia berusaha, lengannya seperti menyatu dengan kulit pemuda itu.Setya semakin berteriak kesakitan ketika tenaga dalam yang terhisap keluar dengan kecepatan tinggi itu mulai melukai urat nadinya."Menghisap tenaga dalam? Tua bangka sialan! Jurus terlarang apa yang kau ajarkan pada bocah itu," Melihat tubuh Setya berubah keriput dan mengering dengan sangat cepat, dua pendekar Tapak Beracun itu langsung bergerak melewati Sudarta untuk membantu temannya."Hei tunggu, jangan mendekatinya! Kalian bisa ikut terbunuh jika menyentuh tubuhnya!" Sudarta berusaha memperingatkan para pendekar itu namun

  • Penguasa Dunia Persilatan   Perguruan Lembah Siluman

    "Apa katamu!! Wiratama melarikan diri lagi?" Seorang pria setengah baya berwajah tegas langsung menggebrak meja saat mendengar laporan bahwa cucu kesayangannya telah melarikan diri dari perguruan."Mohon maafkan aku ketua, tuan muda sepertinya melarikan diri melalui pintu belakang saat terjadi pergantian penjagaan. Kami sudah berusaha mengejarnya sekuat tenaga sampai kaki gunung Semeru tapi tak berhasil," Jawab pemuda berperawakan kurus dengan suara bergetar menahan takut."Mengejar cucuku?! Apa kalian pikir mampu melakukannya?" Bentak pria itu kesal.Pemuda itu langsung terdiam dengan wajah tertunduk. Dia tampak pasrah karena bagi para pendekar Lembah Siluman, gagal menjalankan tugas sama saja dengan mati."Sifat anak itu benar benar mirip dengan ibunya yang selalu mempermalukan aku dan perguruan Lembah Siluman!!" Pria tua itu terdiam sesaat, dia berusaha mengendalikan amarahnya terlebih dahulu sebelum memberikan perintah."Airin, bawa beberapa pendekar Lembah Siluman Perak dan temu

  • Penguasa Dunia Persilatan   Bakat Misterius

    Seratus tahun kemudian…Suasana Hutan Alas Purwo masih tampak gelap ketika seorang pemuda melesat dengan kecepatan tinggi, menembus rimbunnya hutan itu. Sambil sesekali menoleh kebelakang, dia bergerak lincah dari satu pohon ke pohon lainnya tanpa peduli udara dingin yang menusuk hingga ke tulangnya."Kali ini aku tidak boleh tertangkap lagi oleh si tua itu atau…." Wajah pemuda itu tiba tiba berubah kesal ketika sesosok bayangan yang mengejarnya sudah terlihat dibelakang, padahal dia sangat yakin sudah berlari dengan sekuat tenaga dan meninggalkannya cukup jauh di belakang."Bagaimana bisa tua bangka itu bergerak secepat ini," dengan nafas yang sudah tak beraturan, pemuda itu mencoba meningkatkan kecepatannya agar tidak tertangkap untuk kesekian kalinya."Mau sampai kapan kau terus berlari seperti itu Wira? Ilmu meringankan tubuhmu memang sangat mengejutkan untuk seseorang yang tidak pernah belajar kanuragan, tapi itu semua tidak akan berarti di hadapanku," Melihat kecepatan pemuda it

  • Penguasa Dunia Persilatan   Pertarungan Dua Pendekar Terkuat

    Di bawah guyuran hujan dan sambaran petir yang menggelegar, dua orang pria setengah baya terlihat berdiri sambil mengatur nafasnya. Keduanya hanya diam dan saling menatap satu sama lain tanpa bergerak sedikit pun.Sekilas, tak ada yang aneh dengan mereka, namun jika dilihat lebih teliti, tetesan air hujan yang mengguyur tubuh mereka berubah memerah karena bercampur dengan darah yang terus keluar dari luka sayatan pedang di tubuh masing-masing.Salah satu pendekar yang terlihat lebih tua dan berwajah tegas, tiba-tiba menyarungkan kembali pedangnya menandakan sudah bersiap dengan serangan terakhirnya.Melihat lawannya sudah menyarungkan pedangnya, pendekar satunya yang mengenakan penutup wajah bergambar pedang menyilang mulai meningkatkan kembali konsentrasinya. Dia sadar, dalam ilmu pedang, serangan paling berbahaya adalah ketika pedang itu pertama kali meninggalkan sarungnya.Tak mudah untuk menghadapi tipe jurus pedang seperti itu karena tidak ada yang benar-benar tahu ke mana arah d

DMCA.com Protection Status