Share

Tangis yang Dinantikan

Sang dokter tampak mengusap dada, tangan, kaki, hingga punggung sang bayi. Namun, belum juga ada tanda-tanda. Gurat cemas pun terpasang jelas di wajah dokter itu. Meski peluhnya mulai tampak di bagian dahi, tak menyurut rasa semangat dan berjuangnya demi makhluk kecil yang beberapa menit lalu susah payah dia keluarkan ke dunia.

"Hamba mohon pertolonganmu, Ya Allah, Kunfayakunmu Ya Rabb," bisiknya disertai tetesan air mata. Air mata yang jarang sekali tumpah, padahal sudah tidak terhitung berapa ratus bayi yang dia bantu keluar dari rahim perempuan yang diberi gelar ibu.

"Oooaaaakkk ... Oooaaakkkk ... Oooaaakkk ...."

Suasana ruang operasi yang dingin serta sangat mencekam itu, sepersekian detik berubah haru dan syukur. Senyum indah terlukis di bibir mereka satu per satu.

"Alhamdulillah, semoga menjadi anak sholeh kamu, Nak," bisik sang dokter.

Di saat semuanya haru menyambut tangis sang bayi, berbeda dengan Viola, yang merasa aneh melihat beberapa wajah itu.

"Baru terdengar nangisnya y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status