Share

Sebuah Keputusan

Hari ke hari, Ammar terlihat sering murung, dalam sehari mungkin ada tiga kali dia mengatakan ingin bertemu ayahnya. Namun, Viola masih bersikeras tak memberi ruang dengan berbagai alasan yang bisa dicerna Ammar. Hingga terakhir kemarin, hari Jumat, Ammar sampai tidak mau ke sekolah karena takut dibully oleh teman-temannya. Viola terus membujuk dan akhirnya berhasil, anak lelaki yang memiliki tahi lalat di ujung bibir sebelah kanan itu kembali merengek ingin bertemu.

"Kalau bunda ganti sama ayah baru aja apa kamu mau? 'Kan nantinya bisa nganterin Ammar ke sekolah, jadi sama kayak temen kamu yang lainnya. Gimana?"

"Hmm, memangnya orangnya sudah ada, Bund?"

"Ada sih, dikenalin sama Oma Rinjani, gimana? Kalau Ammar mau, bunda coba kenalan juga."

"Mau ... biar Ammar bisa pamerin di sekolah kalau Ammar punya ayah sama kayak mereka."

"Sstt ... nggak boleh gitu juga, Mmar. Nggak baik, Allah nggak suka," ucap Viola mengingatkan.

"Ya ... abis mereka sering mengejek Ammar, Bund. Mentang-mentang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status