Share

17. Panggilan Darurat

“Apa? berikan pada Ibu amplopnya sekarang!”

Vanesha berlari dari dapur lebih dulu dari Gema. Sebelum amplopnya berpindah tangan, Vanesha merebutnya dari Desi hingga bagian depannya sedikit saja terbuka.

“Kau itu tidak sopan sekali ya! Ngapain kamu ngebongkar tas kakak-mu sendiri?” bentaknya pada Desi, sampai anak kedua Gema merajuk dan ingin menangis.

“Vanesha! Cepat berikan amplopnya padaku!”

“Kenapa aku harus kasih amplopnya pada Ibu?”

“Apa? Itu uangku!”

“Darimana ini jadi uangmu, Bu? Aku yang bekerja dan ini adalah upahku.” Dia memegang erat amplopnya dibelakang punggungnya.

“Kau? Sekarang kau berani membantahku ya? Apa mentang-mentang karena kau yang bekerja? Padahal aku yang mengurus ayahmu yang sakit-sakitan itu.”

“Bu, memangnya apa yang Ibu lakukan? Tidak ada! Aku selalu memberikan uang padamu juga kan? Jadi, kenapa Ibu minta semua gajiku?”

“Kalau Ibu masih terus bersikeras untuk meminta semua gajiku, aku tidak akan memberikannya sepeserpun padamu.”

‘Dasar anak kurang ajar! Ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status