Seorang perempuan bernama Kenang Kinanti terpaksa harus masuk ke dunia malam demi mendapatkan uang untuk pengobatan ibunya yang mengidap kanker otak. Dalam perjalanannya mempertemukan ia dengan Shaga Narendra, pengusaha muda. Lalu mereka pun menikah. Dan terkuaklah alasan Shaga menikahi Kenang. Sebagai ajang balas dendamnya. Apakah pernikahan mereka akan kandas di tengah jalan? Atau justru bertahan?
Lihat lebih banyakAkhirnya Kenang menikah dengan Shaga. Tak ada tamu yang diundang, pernikahan itu terkesan tertutup. Pernikahan itu dilaksanakan di rumah megah Shaga. Dan Devan pun tidak hadir.Pernikahan mereka terlihat baik-baik saja diawal, bahkan terlihat harmonis. Tak diduga semingggu setelahnya. Pada malam hari, Shaga membawa seorang perempuan ke rumahnya, ia terlihat mabuk cukup parah."Siapa dia, Mas?" tanya Kenang."Tanpa kamu jawab seharusnya kamu sudah tahu." jawab Shaga."Maksud kamu apa, Mas?""Gak usah pura-pura polos.""Udahlah minggir." Shaga menghempaskan tubuh Kenang "Ayo sayang kita bersenang-senang.""Mas kamu sudah punya istri. Kamu gak bisa seperti ini.""Saya pikir saya bego, anak dalam kandungan kamu itu bukan anak saya, kan? Berapa banyak laki-laki yang sudah tidur dengan kamu. Saya ini juga pemain, kenang. Jadi saya tahu dunia malam itu seperti apa.""Mas saya gak pernah ridur dengan laki-laki mana pun selain kamu. Saya juga kan pernah minta sama kamu untuk lakukan tes pek te
Setelah kematian ibunya. Kenang terlihat sangat terpukul, hidupnya dihabiskan di dalam kamar dengan air mata dan lamunan. Nafsu makannya dicuri oleh kesedihan yang menimpanya. Ketegarannya menipis bagai kabut disiram hujan badai.Devan lantas mencoba mengajak Kenang pergi ke luar. Dengan menggunakan motor, sebab mobilnya sudah dijual karena sepi job manggung. Mereka melaju ke sebuah danau yang indah dan tenang jauh dari hiruk pikuk keramaian. Siapa tahu Kenang bisa melepaskan sejenak kesedihannya. Selain itu, Devan memiliki tujuan lain selain ingin membuat Kenang sedikit tersenyum dan ini harus segera disampaikan kepada Kenang. Masalah perasaan."Bagaimana, kamu suka tempat ini?" tanya Devan membuka obrolan, begitu mereka duduk di bangku panjang mengarah ke danau."Indah." jawab Kenang sambil menatap langit biru dihiasi awan-awan cerah. Matahari pukul 4 sore terasa teduh. Di bawah langit yang beranjak senja. "Aku sengaja ajak kamu ke sini supaya kamu gak terus-terusan bersedih. Aku m
Malam telah berlalu dengan segala kelam dalam hati Kenang Kinanti. Kini, pagi menyelinap hangat di antara langkah Kenang menuju Klub tempatnya bekerja, Klub itu bernama Flower Garden atau taman bunga yang memiliki makna sebagai seolah klub itu adalah sebuah taman dengan bunga-bunga indah yang bermekaran di dalamnya yang tak lain bunga-bunga itu adalah para wanita yang siap menarik kumbang-kumbang atau para pria yang haus akan kasih sayang agar jatuh ke dalam pelukan sang bunga."Maaf Mam, saya belum siap." kata Kenang kepada perempuan yang senantiasa dipanggilnya Mami. Namanya Mami Rose, usianya sekitar 40 tahun namun tetap terlihat cantik dan juga kulitnya tetap kencang di usianya yang segitu sebab perawatan mahal yang kerap dilakukannya."Duduk." kata Mami Rose yang tengah memegang gelas berisikan minuman beralkohol dengan kaki menyilang. "Ini sudah kedua kalinya kamu kabur. Kalau kamu memang gak butuh uang, lebih baik kamu pergi saja. Gak usah lagi kerja di sini." "Gak Mam, saya b
Malam telah berlalu dengan segala kelam dalam hati Kenang Kinanti. Kini, pagi menyelinap hangat di antara langkah Kenang menuju Klub tempatnya bekerja, Klub itu bernama Flower Garden atau taman bunga yang memiliki makna sebagai seolah klub itu adalah sebuah taman dengan bunga-bunga indah yang bermekaran di dalamnya yang tak lain bunga-bunga itu adalah para wanita yang siap menarik kumbang-kumbang atau para pria yang haus akan kasih sayang agar jatuh ke dalam pelukan sang bunga."Maaf Mam, saya belum siap." kata Kenang kepada perempuan yang senantiasa dipanggilnya Mami. Namanya Mami Rose, usianya sekitar 40 tahun namun tetap terlihat cantik dan juga kulitnya tetap kencang di usianya yang segitu sebab perawatan mahal yang kerap dilakukannya."Duduk." kata Mami Rose yang tengah memegang gelas berisikan minuman beralkohol dengan kaki menyilang. "Ini sudah kedua kalinya kamu kabur. Kalau kamu memang gak butuh uang, lebih baik kamu pergi saja. Gak usah lagi kerja di sini." "Gak Mam, saya b
"Tolong saya, Mas. Bawa saya pergi dari tempat ini!" Pinta Kenang Kinanti, perempuan berusia 27 tahun kepada Devan Angkasa, laki-laki yang baru ditemuinya yang usianya juga sepertinya sama dengannya, seorang vokalis band.Devan yang sedang membasuh wajahnya di wastapel toilet klub malam, terlihat bingung dan tak tahu apa yang harus dilakukannya, begitu dihampiri Kenang. Perempuan asing yang tiba-tiba hadir dan meminta bantuan kepadanya. "Tolong, Mas." Kenang kembali memohon kepada Devan sambil memegang erat tangannya.Dalam ketakutan yang menaungi wajah Kenang, terdengar sayup-sayup dari arah luar seorang pria bersuara berat dan serak berteriak memanggil-manggil namanya."Cewek sialan, jangan kabur. Saya sudah bayar kamu mahal." teriak orang itu."Tolong saya." pinta kenang meratap kepada Devan yang masih terpaku dalam kebingungannya. Suara Kenang lirih dan melemah seiring air mata yang jatuh.Langkah orang itu semakin dekat dan suaranya semakin therdengar jelas, ia tak berhenti mer
"Tolong saya, Mas. Bawa saya pergi dari tempat ini!" Pinta Kenang Kinanti, perempuan berusia 27 tahun kepada Devan Angkasa, laki-laki yang baru ditemuinya yang usianya juga sepertinya sama dengannya, seorang vokalis band.Devan yang sedang membasuh wajahnya di wastapel toilet klub malam, terlihat bingung dan tak tahu apa yang harus dilakukannya, begitu dihampiri Kenang. Perempuan asing yang tiba-tiba hadir dan meminta bantuan kepadanya. "Tolong, Mas." Kenang kembali memohon kepada Devan sambil memegang erat tangannya.Dalam ketakutan yang menaungi wajah Kenang, terdengar sayup-sayup dari arah luar seorang pria bersuara berat dan serak berteriak memanggil-manggil namanya."Cewek sialan, jangan kabur. Saya sudah bayar kamu mahal." teriak orang itu."Tolong saya." pinta kenang meratap kepada Devan yang masih terpaku dalam kebingungannya. Suara Kenang lirih dan melemah seiring air mata yang jatuh.Langkah orang itu semakin dekat dan suaranya semakin therdengar jelas, ia tak berhenti mer
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen