Share

23. Disuruh Makan Daging

Raditya masih memperhatikan Vanesha yang sangat sibuk di dapur umum.

‘Apa yang sedang dia lakukan?’

“Radit, kau tidak apa-apa? Aku melihat wajahmu tadi pucat dan pergi. Aku punya obat, kau mau?”

Raditya melihat tangan wanita itu yang menempel di lengannya, “Ck, hapalkan saja dialogmu. Aku tidak mau terus mengulang adegan denganmu.” Ujarnya.

“Tuan, ini, saya buatkan teh manis hangat untuk anda. Tidak terlalu manis, tapi ini bagus untuk perut anda agar hangat.”

‘Rupanya dia sibuk membuatkan ini untukku?’ Raditya mengambil gelas minumannya, wanita itu melihat jari-jari tangan Raditya seperti sengaja menyentuh tangan Vanesha.

“Terima kasih. Tumben kau cekatan. Hm… rasanya juga pas.”

“Oke! Ayo bersiap untuk adegan selanjutnya!” teriak Sutradara.

“Radit, ayo.” Wanita itu mengajak Raditya.

“Nih,” hanya itu yang Radit katakan padanya dan memberikan gelas yang bekas dia minum.

Vanesha duduk kembali di tempat yang bisa menunggu, sedangkan Hendrik sudah pamit untuk pergi ke tempat lain.

Adegan m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status