Yayan sangat yakin bahwa ia berhasil menyerang Martis dengan cara diam-diam. Tapi Yayan tidak tahu bahwa Martis adalah seorang Pengendali Sistem Terkuat. Secara otomatis, saat Martis terkena serangan dari Yayan, ia mengetahuinya berkat pemberitahuan sistem. "Jadi, kau menggunakan cara licik, Ya?" tanya Martis pada Osef. "Cara licik? Apa maksudmu?" jawab Osef, ia malah balik bertanya karena belum mengerti apa yang Martis maksudkan. "Lihat ini. Benda kecil beracun seperti ini sangatlah berbahaya." Martis menunjukkan sebuah benda di telapak tangannya. Osef menautkan alisnya, ia segera faham apa yang Martis maksud. "Aku mau duel ini dihentikan!" seru Osef, seketika membuat suasana ricuh penuh bisikan. "Apa maksudmu?" tanya Martis. "Aku tidak mau, duel di antara kita ada yang menggangu. Tunggu sebentar, aku akan mengurus masalah ini." Osef berbalik badan dan kembai dalam barisan pasukannya. Di sana, Osef sangat marah. Dia langsung menjatuhkan hukuman eksekusi bagi orang yang t
Martis kemudian mendekatkan wajahnya pada Mona. Martis memperhatikan kedua bola matanya. Dan akhirnya, Martis menemukan sesuatu yang terasa janggal. "Tunggu...! Siapa namamu?" tanya Martis, ia segera menarik tangan Mona yang hendak berbalik badan kemudian pergi. Jantung Mona berdebar lebih cepat saat tangannya ditarik oleh Martis. Ia mendengar nada bicara Martis tadi seperti mencurigainya. "Na-namaku Mona, Tuan." Mona akhirnya memutuskan untuk menjawab. "Sini, ada yang ingin aku bicarakan padamu." Martis lalu mengajak Mona duduk di tempatnya semula ketika menyendiri tadi. "Aku tahu, kau adalah seorang mata-mata." Martis mengatakan dengan santainya. Namun tidak dengan Mona, kedua matanya terbelalak. Ia bingung harus berkata apa kepada Martis. Ia langsung berpikir, bahwa hidupnya akan berakhir tak lama dari malam ini. "Tapi tenang saja, hanya aku seorang yang tahu tentangmu yang sebenarnya. Aku tidak akan memberitahu siapapun akan hal itu, akan tetapi, aku harus mengetahui du
Keesokan harinya, saat Martis terbangun dan keluar dari tendanya, ia sangat terkejut kerena melihat para Suku Mungulion yang nampak panik. "Hey, Osef! Ada apa ini? Kenapa pagi-pagi sudah ada keributan?" tanya Martis, ia menghampiri Osef. "Martis, salah satu anggota kami ada yang hilang. Dia adalah orang yang paling penting, dia Peramal Suci kami, Martis," jawab Osef, wajahnya terlihat panik. Martis menepuk jidatnya sendiri kemudian berkata, "Aduh! Celaka...!" Melihat ekspresi Martis yang tak biasa, membuat Osef curiga. "Martis, jangan bilang kau yang menculiknya? Kau sengaja berpura-pura menganggap kami sebagai saudara hanya karena ingin mengetahui tentang rahasia Peramal Suci, kan?! Martis, benar, tidak?!" Nada bicara dan wajah Osef yang semula nampak panik, kini mulai berubah menjadi waspada dan siap untuk bertarung. "Huft...!" Tapi Martis malah membuang nafasnya, ia bingung ingin menjelaskan dari mana. "Baiklah, akan aku katakan yang sebenarnya." Suasana menjadi tegang.
Martis memikirkan apa yang harus ia lakukan sekarang. Dia sempat bingung setelah membaca arti kebenaran. "Sistem, apakah semua data sudah lengkap?" tanya Martis pada sistemnya. Tring! "Sistem berhasil mendapatkan data yang dibutuhkan Martis dengan lengkap. Akan tetapi, ada satu server yang bersifat rahasia." "Rahasia? Jadi begitu ya, kelakuan para oknum pemerintah di planet ini. Mereka yang sengaja menenggelamkan data penting." Data rahasia inilah yang membuat Martis semakin merasa curiga bahwa World Government menyembunyikan sesuatu. "Sebenarnya apa yang terjadi di Planet ini? Kebanyakan semuanya hancur. Dan ditambah lagi, dengan ukuran hewan yang besarnya berkali lipat dari hewan yang ada di Bumi." Martis terus menelusuri dan mencari tahu apa yang harus dilakukannya di hari esok. Esok harinya, Martis menemui Mona. "Mona, apa kabarmu?" tanya martis seraya tersenyum. Mona pun menjawab, "Tuan Martis? Aku..., aku baik-baik saja." Martis memperhatikan ekspresi Mona yang
Martis yang terus ditatap oleh Mona dengan cara tidak biasa akhirnya merasakan tatapan itu. "Ada apa, Mona? Kenapa kau menatapku seperti itu?" tanya Martis secara langsung, ia justru mendekatkan wajahnya pada Mona. Mona yang tersadar langsung terkejut. "Eh, anu, itu, aku..., tidak, tidak! Tidak ada apa-apa." Mona mendorong tubuh Martis. Martis menghentikan bahunya sambil menatap langit, sepertinya ia sedang berpikir sesuatu hal. Namun, pikiran Martis seketika buyar, karena tiba-tiba Mona menarik tangan Martis dan mengajaknya ke suatu tempat. "Mona, ada apa?" tanya Martis bingung. "Martis, aku ingin bertanya denganmu. Sebenarnya, kau ini siapa? Dari mana asalmu?" tanya Mona dengan wajah yang sangat serius. Martis mengerti apa yang Mona maksudkan. Akan tetapi, sepertinya Martis sengaja tidak ingin mengumbar identitasnya. Ia tidak mau identitasnya terbongkar, karena pasti akan ada orang yang datang mencarinya. Martis sudah membayangkan hal yang dipikirnya sangat rumit. Jadi,
Martis, Mamet, dan Belmont berdiskusi tentang situasi yang terjadi, di mana mereka curiga bahwa Suku Senyap sedang memata-matai mereka. Belmont yakin bahwa orang yang memata-matai mereka berasal dari Suku Senyap, karena reputasi mereka dalam menyelinap dan memata-matai suku lain. Martis, yang tertarik dengan informasi tersebut, bertanya kepada Belmont tentang kepastiannya bahwa orang tersebut berasal dari Suku Senyap. Belmont menjelaskan bahwa sebelumnya dia pernah ditawari jasa mata-mata oleh Suku Senyap, namun menolaknya karena alasan tertentu. Mamet juga ikut memberikan informasi bahwa mereka juga pernah mendapat tawaran serupa dari Suku Senyap, namun mereka menolaknya karena permintaan bayaran yang sangat mahal. Mereka berdua telah memiliki pengalaman langsung dengan Suku Senyap, sehingga mereka curiga bahwa orang yang memata-matai mereka saat ini berasal dari suku tersebut. Dengan informasi ini, Martis, Mamet, dan Belmont semakin yakin bahwa Suku Senyap adalah dalang di bali
Entah apa yang ada dalam benak Martis, sehingga ia berbohong dan mengatakan bahwa ia adalah suami dari wanita tersebut. "Kau suaminya? Bagus, kalau begitu kami tidak perlu repot-repot mencarimu. Ayo teman-teman, segera tangkap dia juga!" Sedangkan wanita yang dikepung itu sempat bingung dengan kehadiran Martis. 'Siapa dia? Kenapa dia begitu bodohnya mengaku sebagai suamiku? Apakah dia tidak tahu, kalau orang-orang ini adalah kaki tangan World Government?' tanya wanita itu dalam hati. Keadaan mulai berubah, karena kini para pria itu beralih perhatiannya pada Martis untuk menangkapnya. Namun para pria itu terkejut saat merasa Martis bukanlah orang yang lemah. Salah satu dari beberapa pria itu berbisik pada teman yang di sebelahnya. Ia mengatakan, "Hey, apakah kita tidak salah target? Kenapa rasanya orang ini bukanlah orang sembarangan? Dia kuat, dia memiliki kemampuan di atas kita." Temannya menjawab, "Benar sekali. Aku juga merasa kesulitan menghadapinya. Padahal, misi kita ka
Setelah beberapa orang pria itu sadar, mereka terkejut karena kondisi tubuh mereka yang terikat. Dan lagi, yang membuat mereka sempat merinding adalah ketika melihat di sekeliling mereka yang ternyata ada suku Beberian dan Mungulion. "Ma-mau apa kalian? Cepat bebaskan kami...!" pinta salah satu pria itu. Bam...! Namun ucapannya malah disambut pukulan keras pada bagian wajahnya oleh Belmont. "Apa-apaan pria sialan ini! Baru sadar, langsung berani membentak kami! Cih!" seru Belmont dengan tatapan garangnya. Martis memberikan isyarat pada Belmont untuk berhenti memukuli mereka. "Belmont, tunggu sebentar. Jika kau memukuli mereka lagi, maka mereka nanti bisa kembali tak sadarkan diri. Aku ingin memastikan pada mereka dulu, apa yang mereka lakukan pada wanita tadi." Martis memberikan beberapa pertanyaan. Meskipun awalnya para pria itu tidak mau menjawab dengan jujur, namun mulut mereka yang bungkam akhirnya berbicara setelah melihat Belmont yang menyiksa salah satu temannya deng
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang