Setelah beberapa orang pria itu sadar, mereka terkejut karena kondisi tubuh mereka yang terikat. Dan lagi, yang membuat mereka sempat merinding adalah ketika melihat di sekeliling mereka yang ternyata ada suku Beberian dan Mungulion. "Ma-mau apa kalian? Cepat bebaskan kami...!" pinta salah satu pria itu. Bam...! Namun ucapannya malah disambut pukulan keras pada bagian wajahnya oleh Belmont. "Apa-apaan pria sialan ini! Baru sadar, langsung berani membentak kami! Cih!" seru Belmont dengan tatapan garangnya. Martis memberikan isyarat pada Belmont untuk berhenti memukuli mereka. "Belmont, tunggu sebentar. Jika kau memukuli mereka lagi, maka mereka nanti bisa kembali tak sadarkan diri. Aku ingin memastikan pada mereka dulu, apa yang mereka lakukan pada wanita tadi." Martis memberikan beberapa pertanyaan. Meskipun awalnya para pria itu tidak mau menjawab dengan jujur, namun mulut mereka yang bungkam akhirnya berbicara setelah melihat Belmont yang menyiksa salah satu temannya deng
Sedangkan di kejauhan, di wilayah yang di sekelilingnya dipenuhi salju dan es, ada seseorang yang tengah marah. Yah, dia adalah salah satu Edmiral yang bernama Kaziru. "Kurang ajar! Teryata ada lagi orang-orang bodoh yang mencari mati!" seru Kaziru. "Hey kalian! Apakah benar, Kepala Suku Rebelion itu memiliki kekuatan aneh?!" tanyanya kepada salah satu anak buahnya yang kala itu pernah ditangkap Martis. "Be-benar Edmiral. Dia juga sangat kuat," jawab anak buah Kaziru dengan wajah ketakutan dan cemas. Bam...! Kaziru memukul meja yang ada di hadapannya sampai meja itu hancur berkeping-keping. Padahal, itu hanyalah pukulan biasa saja, namun ternyata sangat kuat. "Kalau begitu baiklah, cepat kita atur pasukan untuk membasmi suku Rebelion! Ayo, segera kerahkan pasukan kelas menengah ke sana!" seru Kaziru yang kemudian pergi ke ruangannya untuk menghubungi seseorang. Ternyata, yang dihubungi Kaziru adalah organisasi yang dibentuk oleh World Government untuk membasmi orang-orang y
Dengan nama Martis yang semakin dikenal luas setelah berbagai berita tentang pertempuran suku Rebelion dan konfrontasi dengan World Government tersebar, reputasinya semakin meningkat. Mona, salah satu anggota suku Rebelion, memberikan informasi tambahan kepada Martis tentang Aligator dan sejarahnya yang terkait dengan kerajaan di dekat wilayah mereka. Meskipun dihadapkan pada ancaman yang serius, Martis tetap tenang dan percaya diri dalam menghadapi tantangan ini. Dengan keyakinan dan ketenangan, Martis menanggapi Mona dengan santai, menunjukkan bahwa dia telah siap untuk menghadapi Aligator dan organisasi Sachibaki. Dengan informasi yang telah ia peroleh dan kepercayaan pada kemampuannya sendiri. "Mona, aku tahu pria yang bernama Aligator ini pasti sangat kuat. Tapi tenang saja, aku akan berusaha semaksimal mungkin mengalahkannya. Akan aku tunggu kedatangannya." Begitulah yang terdengar oleh Mona dari mulut Martis. Ternyata, sebenarnya ada cerita buruk tentang Mona dan Organi
Dengan teriakan pasukannya yang membara, Martis menunggu kedatangan Aligator. Dan akhirnya, setelah menunggu beberapa lama, akhirnya Aligator yang ditunggu telah tiba. Ketika pertama kali Martis bertemu dengan Aligator, ia merasakan kekuatan yang luar biasa. Saat Martis dan Aligator saling menatap satu sama lain, keadaan di area sekitar mereka langsung terasa ada aura menakutkan yang saling beradu. "Apakah kau yang bernama Martis?" tanya Aligator, dengan gaya sombong seperti biasanya. "Iya, aku adalah Martis. Ada apa?" jawab Martis dengan santai. Mereka berdua terlihat sama-sama tenang. Namun, di balik ketenangan itu terdapat luapan aura kekuatan yang sangat menekan, dan itu tak dapat dibendung sehingga akhirnya para pasukan dari kedua belah pihak yang tidak dapat menahan tekanan itu langsung pingsan. Mereka tak sadarkan diri secara tiba-tiba. "Ternyata kau sudah menguasai tingkatan itu ya? Wajar saja jika kau besar kepala. Tapi Martis, aku beritahu kepadamu terlebih dahulu.
Martis tadi sangat yakin bahwa dia berhasil memukul wajah Aligator. Tapi ternyata, Martis gagal melancarkan serangannya. Tadi, yang Martis pukul dengan sekuat tenaga rupanya hanyalah sebongkah pasir yang parasnya berbentuk seperti Aligator. "Sial! Ini hanyalah kloning! Tapi, kenapa kau mampu membuat kloning dengan pasir?" tanya Martis. Aligator menjawab sambil tertawa, dan tubuhnya saat ini tak kasat mata. "Pintar sekali kau dapat mengetahui bahwa itu adalah kloning ku. Hahahaha...! Hey, Martis..., tunjukkan kekuatanmu yang sebenarnya. Aku yakin, kau tidak selemah ini. Iya kan? Hem?" Martis nampak memejamkan kedua matanya. Lalu, setelah Martis membuka kedua matanya itu, kedua mata Martis berubah warna menjadi kuning keemasan. "Bagaimana kalau dengan ini?" tanya Martis. "Nah, ini baru benar. Jiahahahaha...!" Aligator nampak bersemangat untuk menghadapi Martis. Akan tetapi, semangat yang ada dalam jiwa dan raga Aligator itu hanyalah semangat sesaat. Tiba-tiba saja, wajah Al
Boom...! Terdengar suara ledakan yang sangat hebat. Padahal tadi, wajah Aligator terlihat sangat bersemangat. Namun, setelah ia melihat Martis menggunakan kekuatan sejatinya, tapi siapa sangka? Ternyata kekuatan sejati Martis adalah kekuatan Peri Cahaya Kecil. Kekuatan inilah yang ingin Martis gunakan untuk melawan Aligator. Ini pertama kalinya bagi Martis menggunakan kekuatan Peri Cahaya Kecil. Cahaya dari Peri Cahaya Kecil membutakan orang ada di sana karena memang sangat menyilaukan mata. Kekuatan Peri Cahaya Kecil itu keluar dari dalam tubuh Martis secara otomatis berkat pertahanan sistem yang dimiliknya. Hal itulah yang membuat wajah Aligator tadi berubah menjadi pucat pasi karena ia tahu betapa hebatnya kekuatan Peri Cahaya. Sedangkan Martis? Peri Cahaya Kecil bahkan melindunginya secara otomatis tanpa perintah apapun. Sebenarnya, seberapa hebatkah Martis ini? Itulah yang sempat ada dalam benak pikir Aligator. Sebenarnya, Peri Cahaya Kecil dapat muncul karena sistem yang Ma
Teriakan semakin menggema, menciptakan suasana kemenangan yang memenuhi udara. Suara sorak sorai dan kegembiraan memenuhi medan pertempuran, menandai kemenangan suku Rebelion atas Sachibaki Aligator. Dalam momen kemenangan ini, Martis juga menyuarakan pesan penting, "Rebelion say no to Genosida!" Menegaskan sikap suku Rebelion untuk menolak segala bentuk genosida dan kekerasan yang melanggar hak asasi manusia. Kemenangan ini menjadi simbol perlawanan dan keadilan yang dijunjung tinggi oleh suku Rebelion, di bawah kepemimpinan Martis. Setelah kemenangan suku Rebelion atas Aligator dan penyampaian pesan penting tentang menolak genosida, Martis melanjutkan perannya sebagai pemimpin yang bijaksana dan penuh perhatian. Martis kemudian mengumumkan bahwa ia akan mengadakan acara perayaan untuk merayakan kemenangan suku Rebelion. Acara ini berupa pesta kemenangan dan ritual keagamaan untuk bersyukur atas kemenangan dan keselamatan seluruh suku. Setelah mengetahui bahwa Aligator, salah sa
Dengan semangat yang berkobar, Kaziru dan D'flaminggi mulai merencanakan strategi mereka untuk menghadapi Martis. Mereka menyadari bahwa untuk berhasil mengalahkan musuh yang kuat, mereka harus bekerja sama dan saling melengkapi kekuatan masing-masing. Kaziru, dengan keberaniannya yang legendaris, menunjukkan kekuatan fisiknya yang luar biasa sambil menyusun rencana taktis. Sementara itu, D'flaminggi, yang dikenal dengan kecerdasan dan keahliannya dalam strategi perang, memberikan kontribusi berharga dengan merancang tipu daya yang cerdik. Dalam perjalanan menuju pertempuran akbar melawan Martis, persahabatan dan kepercayaan antara Kaziru dan D'flaminggi semakin menguat. Mereka tidak hanya sekadar sekutu, tetapi telah menjadi sahabat sejati yang siap berjuang bersama melawan segala rintangan yang menghadang. Sedangkan Martis, setelah ia berhasil mengalahkan Aligator, ia ingin mencari tahu kebenaran yang lebih banyak lagi tentang kerajaan Albif, karena dirasa banyak sekali kejangg