Percuma saja, meskipun Martis berusaha meminta bantuan dari sistem namun gagal.Dua Minggu kemudian, ternyata Shadow Master memanfaatkan kekuatan Lancelot untuk mencari artefak yang selama ini dicari juga oleh martis. Dan akhirnya, karena Lancelot memang tangguh, ia berhasil mendapatkan artefak itu."Bagus, Lancelot! Aku memang tidak salah untuk menjadikanmu alatku. Hahaha...!" Shadow Master menepuk-nepuk pundak Lancelot sambil tertawa senang.Setelah itu mereka kembali ke markas utama Shadow Master."Martis, lihatlah apa yang ada di tanganku ini." Shadow Master memperlihatkan artefak yang memancarkan aura kekuatan dahsyat itu.Martis tak sanggup lagi untuk berbicara. Dia hanya bergumam, 'Bukankah itu artefak yang kami cari selama ini? Bagaimana dia bisa mendapatkannya?'"Ada apa?" Shadow Master menyeringai. "Apakah kau terkejut kalau aku berhasil mendapatkan barang berharga ini? Hem?"Kemudian Shadow Master memanggil Lancelot dan Layla. Ternyata Layla juga dijadikan budak oleh Shadow
"Tentu saja, aku akan menepati janjiku. Jadi bagaimana? Cepatlah, jika terlalu lama, aku terpaksa memasukkan hewan brutal itu ke dalam ruangan istrimu. Kau tahu sendiri bukan, bagaimana kuatnya dan bagaimana ganasnya hewan-hewan hasil percobaan kami ini? Kau juga kalah dengan mereka.""Baiklah, tapi buktikan dulu, biarkan istriku keluar dari penjara ini dan biarkan dia pergi jauh terlebih dahulu." Martis mencoba bernegosiasi."Baiklah, tidak masalah. Hey kau, lepaskan dia, dan biarkan dia pergi...," ujar Shadow Master.Shadow Master benar-benar mengeluarkan Mia dan membiarkannya pergi keluar dari markas itu. Sebelum pergi, Mia mengerti akan isyarat yang Martis katakan. Isyarat itu, Martis berkata bahwa semuanya akan baik-baik saja. Martis mengatakan agar Mia pergilah menjauh dari tempat ini terlebih dahulu.Lalu, Shadow Master berkata pada Martis, "Nah, aku sudah menepati janjiku. Jadi, giliranmu menepati janjimu.""Aku tidak bisa mengeluarkan artefak itu jika tubuhku masih terikat de
Beberapa hari ini, Martis dan Mia bersembunyi di salah satu bukit. Di bukit itu mereka dapat mengawasi pergerakan The Silent Hand. Dan benar sesuai dugaan Martis, Shadow Master marah besar setelah mengetahui bahwa artefak yang diberikan oleh martis adalah imitasi alias artefak tiruan. Oleh karena itu, Shadow Master kembali memerintahkan pasukannya secara besar-besaran untuk mencari keberadaan Mia dan Martis. "Martis, bagaimana ini? Pergerakan kita sangat terbatas karena wajah kita sudah tersebar ke seluruh penjuru. Kita sudah dianggap seperti penjahat saja, padahal merekalah yang sebenarnya jahat, cih!" ujar Mia kesal. "Tenang saja, semalam aku membaca menu penjualan pada sistemku. Aku bisa menggunakan kekuatan biji setan karetku untuk merubah wajahku sendiri. Tapi bagaimana denganmu, ya? Aku belum terlalu mahir menggunakannya pada orang lain. Apakah kau bersedia untuk jadi bahan latihanku? Siapa tahu aku juga dapat mahir merubah wajahmu dengan teknik baru ini," ungkap Martis. "Wah
Martis dan Mia dengan seksama memperhatikan wanita itu dari atas kepala sampai ujung kaki. "Identitas? Aku tidak lagi memiliki identitas yang tetap. Itu semua akibat The Silent Hand yang menghancurkan desa dan kota kecil kami. Kami penduduk desa tadinya sangat tertolong oleh penduduk kota yang selalu memberikan bantuan pada kami. Tapi, sejak kemunculan The Silent Hand, semuanya berubah. Bantuan berupa barang maupun dana semuanya tersalurkan dengan tidak tepat sasaran." "Jadi, itulah yang membuatmu berpikir bahwa kita satu tujuan untuk melawan Shadow Master?" tanya Martis. "Tidak! Setelah masalah di sini selesai, aku juga ingin membaktikan diriku padamu, Tuan Martis." Wanita itu menunduk di hadapan Martis. Lalu Martis membantunya untuk bangun. "Tidak, aku tidak mau memiliki pengikut." Kemudian ada Mia, "Apa maksudmu bersikap seperti itu pada suamiku?!" Wanita itu kemudian berdiri, lalu dia membuka tudungnya. "Selena...?!" seru Martis dan Mia secara bersamaan. Martis dan Mia kemu
Esok harinya, mereka terbangun dan bergegas keluar dari penginapan setelah selesai sarapan. "Martis, kita mau ke mana hari ini?" tanya Mia berbisik pada Martis. "Kita pergi menuju markas Shadow Master. Tapi nanti biarkan aku seorang yang masuk. Kalian berdua tunggu aku di luar," jawab Martis berbisik pula. "Hey, apakah tidak terlalu berbahaya membiarkanmu masuk ke tempat itu sendirian?" tanya Selena berbisik. "Justru jika kalian ikut masuk, maka situasinya menjadi berbahaya. Aku ingin bergerak bebas, apa kalian mengerti?" Selena dan Mia akhirnya paham, mereka sadar bahwa mereka hanya akan menjadi beban saja jika ikut pergi bersama Martis. "Hey, bukan maksudku menganggap kalian tidak berguna. Aku mau, nanti kalian tunggu di luar. Karena misi kita kali ini hanyalah menculik Lancelot ataupun Layla. Salah satu dari mereka akan aku buat tak sadarkan diri nantinya. Nah, saat itulah kalian berdua nanti harus membawanya ke tempat yang aman." Martis akhirnya menjelaskan rencananya secara
Saat Martis mulai maju dan terus menyerang Shadow Master, di direpotkan dengan banyaknya anak buah Shadow Master yang melawannya. "Minggir kalian semua...! Pukulan Bazoka...! Hiyat...!" Martis menyapu bersih orang-orang yang ada di hadapannya. "Hey, Shadow Master, jangan lari kau!" seru Martis saat melihat Shadow Master yang akan pergi dari sana. "Hahaha...! Silahkan kau hadapi dulu semua anak buahku. Aku akan menunggumu di atas gedung itu. Aku akan menonton pertarunganmu," balas Shadow Master. Martis kira, awalnya ia akan langsung menghadapi Shadow Master. Tapi ternyata, kemunculan Shadow Master tadi hanyalah memastikan apakah benar dia adalah Martis yang menyamar atau bukan. Dan setelah ia yakin bahwa memang benar adalah Martis yang menyamar, ia sangat licik. Shadow Master sengaja kembali ke salah satu gedung tertinggi miliknya untuk menikmati pemandangan pertempuran Martis yang berjuang menghadapi semua anak buahnya. Kali ini, Shadow Master benar-benar mengerahkan anak buahnya.
Martis berhasil mengelabui musuhnya dan memberikan serangan balik dengan pukulan yang kuat. Meski menghadapi serangan dari berbagai arah, Martis tetap tenang dan fokus. Dia menggunakan kekuatan biji setan angin dan api untuk menambah kecepatan dan kekuatannya, memungkinkannya untuk menghindari serangan dan melancarkan serangan balik. Pukulan Kaleng-kaleng, serangan khas Martis, berhasil menghantam musuhnya dengan kekuatan penuh. Musuhnya terkejut, tidak menyangka sama sekali Jika Martis bisa melawan dengan begitu cepat dan kuat. Meski saat ini ia berhadapan dengan jumlah musuh yang besar, ia tidak menunjukkan rasa takut atau keraguan. "Aku harus lebih cermat lagi membaca gerakan mereka." Martis memulai dengan merancang strategi. Dia tahu bahwa dia tidak bisa hanya menyerang tanpa berpikir. Dia perlu merencanakan setiap gerakannya dengan hati-hati dan memanfaatkan kekuatan dan keahliannya sebaik mungkin. "Ayo, serang orang itu dengan kekuatan penuh!" seru salah satu musuh Martis. Kar
Meski lelah dan kehabisan tenaga, Martis tetap waspada dan harus tetap siap untuk apa pun yang mungkin terjadi selanjutnya. Dia tahu bahwa musuhnya tidak akan menyerah begitu saja, dan dia siap untuk apa pun yang mereka rencanakan. Ketika musuhnya menghilang, Martis merasa curiga. Dia tahu bahwa ini mungkin bagian dari rencana mereka, dan dia berusaha untuk tetap tenang dan waspada. Dia merasakan sekelilingnya, mencoba merasakan kehadiran musuhnya. Meski mereka tidak terlihat, Martis tahu bahwa mereka masih di sekitar. Dia merasakan aura mereka, samar-samar tetapi tetap ada. Martis berusaha untuk tetap tenang dan fokus, meski situasinya semakin sulit. Dia tahu bahwa dia harus tetap kuat dan bertahan, tidak peduli seberapa sulitnya. Dia berdiri di tengah arena pertarungan, siap untuk apa pun yang mungkin terjadi selanjutnya. Dia tahu bahwa pertempuran ini jauh dari berakhir, dan dia siap untuk melanjutkan pertarungan, tidak peduli seberapa sulitnya. Dia bertekad untuk mengalahkan mu