Meski lelah dan kehabisan tenaga, Martis tetap waspada dan harus tetap siap untuk apa pun yang mungkin terjadi selanjutnya. Dia tahu bahwa musuhnya tidak akan menyerah begitu saja, dan dia siap untuk apa pun yang mereka rencanakan. Ketika musuhnya menghilang, Martis merasa curiga. Dia tahu bahwa ini mungkin bagian dari rencana mereka, dan dia berusaha untuk tetap tenang dan waspada. Dia merasakan sekelilingnya, mencoba merasakan kehadiran musuhnya. Meski mereka tidak terlihat, Martis tahu bahwa mereka masih di sekitar. Dia merasakan aura mereka, samar-samar tetapi tetap ada. Martis berusaha untuk tetap tenang dan fokus, meski situasinya semakin sulit. Dia tahu bahwa dia harus tetap kuat dan bertahan, tidak peduli seberapa sulitnya. Dia berdiri di tengah arena pertarungan, siap untuk apa pun yang mungkin terjadi selanjutnya. Dia tahu bahwa pertempuran ini jauh dari berakhir, dan dia siap untuk melanjutkan pertarungan, tidak peduli seberapa sulitnya. Dia bertekad untuk mengalahkan mu
Akhirnya Martis berhasil mengalahkan ketiga puluhan orang musuhnya. Walaupun dia tidak terluka serius, tapi tetap saja ia merasa kelelahan setelah bertarung beberapa jam tadi. Bam...! Bam...! "Sepertinya mereka tidak akan memberikan aku waktu untuk pulih walau sebentar saja," ujar Martis seraya menghindari serangan yang kembali datang ke arahnya. "Roar...!" Terdengar suara erangan hewan yang seram. Ternyata serangan yang datang itu berasal dari dua hewan buas yang bentuknya aneh, hewan itu adalah hewan yang pernah Martis hadapi beberapa waktu lalu. "Apakah hanya dua ekor saja?" tanya Martis, ia mengedarkan pandangannya ke sekelilingnya. "Nampaknya hanya ada dua ekor ini saja. Ke mana yang lainnya? Aku ingat, terakhir kali aku menghadapi makhluk seperti ini, aku tak berdaya karena jumlah mereka cukup banyak. Kalau cuma dua saja, aku rasa masih dalam jangkauanku untuk mengalahkan mereka." Martis mulai bergerak, begitu pula dengan dua hewan aneh nan buas itu. Namun saat Mart
Martis terus memborbardir kedua musuhnya dengan berbagai macam serangan. Akan tetapi, Martis merasa usahanya sia-sia karena ketika ia melihat hasil dari serangannya itu tidak berdampak banyak pada musuhnya. "Apakah mereka ini abadi?" tanya Martis seraya terus memperhatikan pergerakan kedua musuhnya. Saat sedang berpikir keras tentang bagiamana caranya mengalahkan kedua hewan buas itu, kepala Martis semakin terasa pusing saat mengetahui bahwa ternyata ada tiga makhluk aneh lagi yang muncul. Rupanya ketiga makhluk itu muncul atas perintah Shadow Master. Shadow Master menyuruh Dr. Vebi agar tidak meremehkan Martis dan segera menggunakan kekuatan penuh pasukannya. Karena melihat sikap serius Shadow Master untuk menghadapi Martis, Dr. Vebi dengan cepat menuruti perintahnya. "Lihatlah sekarang, Bos. Kali ini aku yakin kalau Martis tidak akan mampu bertahan melawan lima hewan percobaan kota sekaligus." Dr. Vebi sangat percaya diri atas kerja kerasnya. Namun sepertinya Shadow Master meras
Dalam keadaan putus asa, Martis dihadapkan pada tantangan yang lebih besar dari sebelumnya. Dengan kekuatan Shadow Master yang semakin kuat dan jumlah monster yang tak terhitung banyaknya, Martis merasa terancam dan hampir putus asa. Namun, dalam keadaan sulit ini, di dalam hatinya Martis terus mengatakan bahwa dia tidak boleh menyerah. Dia harus tetap tenang dan fokus, mencari cara untuk mengatasi tantangan ini. Dia tahu bahwa dia tidak bisa melawan sendirian, dan dia membutuhkan strategi yang cerdas dan bantuan dari orang lain. Melihat keputusasaan Martis, akhirnya amarah Shadow Master sedikit mereda. "Bagus! Kalau dengan musuh sebanyak itu, dia pasti akan kalah. Sebentar lagi waktu untukku menghabisinya akan segera tiba." Shadow Master tertawa bangga. Tapi sayangnya, suara tawa itu hanya sekejap saja karena Shadow Master melihat ada yang terjadi pada tubuh Martis. Ternyata, saat Martis berada dalam keputusasaan yang mendalam, tiba-tiba simbol dan tanda keberkahan yang terpatri pa
Saat Martis menjulurkan tangannya ke arah salah satu monster yang ia hadapi, ternyata benar, tangannya berubah menjadi bentuk batu dan ukurannya sangat besar. Di tengah pertarungan, Martis tertawa riang. "Luar biasa...! Hahaha...! Ini sungguh luar biasa...! Kekuatan biji setan ini sangat luar biasa...!" Shadow Master yang melihat Martis kegirangan pun penasaran. "Apa yang dilakukannya? Apakah dia sudah gila? Jangan-jangan, dia frustasi karena tahu bahwa dia tidak akan pernah dapat mengalahk—" Suara Shadow Master tercekat seketika. Wajahnya melongo saat melihat Martis yang dengan mudahnya membunuh puluhan binatang hasil eksperimen Dr. Vebi itu. "A-apa...?! Tidak! Tidak mungkin...!" Nampaknya yang mulai frustasi justru Shadow Master. Sedangkan Martis, dia terlihat seperti sangat menikmati pertarungannya melawan binatang-binatang buas aneh yang tersisa itu. Sampai akhirnya, pergerakan martis berhenti saat ia akan memukul ke sesuatu arah. "La-lancelot...?" ucap Martis. Akhirnya Shad
Shadow Master tak menyangka bahwa ternyata Martis berhasil membebaskan Lancelot dari kendalinya. Padahal, itu adalah senjata terakhirnya untuk melawan Martis. "Sial! Martis, aku akui kau memang hebat! Tapi jangan senang dulu, aku masih memiliki kekuatan rahasiaku!" Shadow Master melompat ke udara seraya berteriak sekencang-kencangnya. Ternyata, kali ini Shadow Master mengeluarkan artefak legendaris ketiga yang Martis cari. Ketika melihat dan merasakan kekuatan dari artefak ketiga itu, artefak yang ada dalam tubuh Martis bergetar. "Itu adalah artefak ketiga. Iya, benar! Aku harus mengambilnya dari Shadow Master. Aku akan menggabungkan ketiga artefak ini menjadi satu." Tapi saat Martis ingin mencoba menyerang Shadow Master, ia melihat banyak sekali cahaya dari berbagai arah yang melesat menuju tubuh Shadow Master. "Apa itu?" tanya Martis heran. Di tengah rasa herannya, untungnya sistem langsung menjelaskan pada Martis tentang apa yang terjadi pada Shadow Master saat ini. Shadow M
Dalam pertarungan antara Martis dan Shadow Master, ketegangan dan ego keduanya saling bersaing. Shadow Master, yang terkejut dengan kekuatan penyembuhan yang dimiliki Martis, merasa terancam oleh keberadaannya. Martis, dengan sikap yang tenang dan penuh keyakinan, menegaskan bahwa keabadian bukanlah hak manusia, tetapi milik Tuhan yang Esa. Dia menunjukkan bahwa kekuatannya berasal dari keyakinan dan tekadnya yang kuat, bukan dari keabadian. Shadow Master, yang ego nya terluka oleh komentar Martis, semakin marah dan bertekad untuk mengalahkannya. Namun, Martis tidak terpengaruh oleh ancaman dan kebencian yang ditunjukkan oleh Shadow Master. Dia tetap tenang dan fokus pada tujuannya untuk melindungi dunia dan mengalahkan kejahatan. Dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat, Martis dan Shadow Master bersiap untuk melanjutkan pertempuran mereka. Meskipun tantangan yang dihadapi sangat besar, Martis siap untuk menghadapinya dengan keberanian dan kekuatan yang sejati. Dia bertekad
Martis, dalam pertempuran sengit melawan Shadow Master, memperlihatkan beragam kemampuan yang memukau. Dengan kecepatan yang menakjubkan, dia mengelakkan serangan lawan dengan gesit, sementara melancarkan serangan balik yang presisi dan mematikan. Kekuatan fisik Martis juga menjadi senjata utamanya dalam pertarungan. Pukulan-pukulan kuatnya mampu menghantam Shadow Master dengan kekuatan yang mengagumkan, menciptakan gempuran yang mempesona. Tidak hanya itu, kemampuan elemen Martis juga menjadi sorotan. Dengan mengendalikan angin dan api, dia menciptakan serangan elemen yang mematikan, menciptakan badai elemen yang menghancurkan sekitarnya. Tidak kalah pentingnya, ketahanan dan daya tahan Martis menjadi penentu kemenangannya. Meskipun dihadapkan pada serangan yang kuat, dia tetap bertahan dan melawan dengan keberanian yang tak tergoyahkan. Namun, yang paling memukau adalah tekad dan keberanian Martis. Dengan keyakinan yang kuat dalam misinya untuk melawan kejahatan, dia menunjukkan