Dalam keadaan putus asa, Martis dihadapkan pada tantangan yang lebih besar dari sebelumnya. Dengan kekuatan Shadow Master yang semakin kuat dan jumlah monster yang tak terhitung banyaknya, Martis merasa terancam dan hampir putus asa. Namun, dalam keadaan sulit ini, di dalam hatinya Martis terus mengatakan bahwa dia tidak boleh menyerah. Dia harus tetap tenang dan fokus, mencari cara untuk mengatasi tantangan ini. Dia tahu bahwa dia tidak bisa melawan sendirian, dan dia membutuhkan strategi yang cerdas dan bantuan dari orang lain. Melihat keputusasaan Martis, akhirnya amarah Shadow Master sedikit mereda. "Bagus! Kalau dengan musuh sebanyak itu, dia pasti akan kalah. Sebentar lagi waktu untukku menghabisinya akan segera tiba." Shadow Master tertawa bangga. Tapi sayangnya, suara tawa itu hanya sekejap saja karena Shadow Master melihat ada yang terjadi pada tubuh Martis. Ternyata, saat Martis berada dalam keputusasaan yang mendalam, tiba-tiba simbol dan tanda keberkahan yang terpatri pa
Saat Martis menjulurkan tangannya ke arah salah satu monster yang ia hadapi, ternyata benar, tangannya berubah menjadi bentuk batu dan ukurannya sangat besar. Di tengah pertarungan, Martis tertawa riang. "Luar biasa...! Hahaha...! Ini sungguh luar biasa...! Kekuatan biji setan ini sangat luar biasa...!" Shadow Master yang melihat Martis kegirangan pun penasaran. "Apa yang dilakukannya? Apakah dia sudah gila? Jangan-jangan, dia frustasi karena tahu bahwa dia tidak akan pernah dapat mengalahk—" Suara Shadow Master tercekat seketika. Wajahnya melongo saat melihat Martis yang dengan mudahnya membunuh puluhan binatang hasil eksperimen Dr. Vebi itu. "A-apa...?! Tidak! Tidak mungkin...!" Nampaknya yang mulai frustasi justru Shadow Master. Sedangkan Martis, dia terlihat seperti sangat menikmati pertarungannya melawan binatang-binatang buas aneh yang tersisa itu. Sampai akhirnya, pergerakan martis berhenti saat ia akan memukul ke sesuatu arah. "La-lancelot...?" ucap Martis. Akhirnya Shad
Shadow Master tak menyangka bahwa ternyata Martis berhasil membebaskan Lancelot dari kendalinya. Padahal, itu adalah senjata terakhirnya untuk melawan Martis. "Sial! Martis, aku akui kau memang hebat! Tapi jangan senang dulu, aku masih memiliki kekuatan rahasiaku!" Shadow Master melompat ke udara seraya berteriak sekencang-kencangnya. Ternyata, kali ini Shadow Master mengeluarkan artefak legendaris ketiga yang Martis cari. Ketika melihat dan merasakan kekuatan dari artefak ketiga itu, artefak yang ada dalam tubuh Martis bergetar. "Itu adalah artefak ketiga. Iya, benar! Aku harus mengambilnya dari Shadow Master. Aku akan menggabungkan ketiga artefak ini menjadi satu." Tapi saat Martis ingin mencoba menyerang Shadow Master, ia melihat banyak sekali cahaya dari berbagai arah yang melesat menuju tubuh Shadow Master. "Apa itu?" tanya Martis heran. Di tengah rasa herannya, untungnya sistem langsung menjelaskan pada Martis tentang apa yang terjadi pada Shadow Master saat ini. Shadow M
Dalam pertarungan antara Martis dan Shadow Master, ketegangan dan ego keduanya saling bersaing. Shadow Master, yang terkejut dengan kekuatan penyembuhan yang dimiliki Martis, merasa terancam oleh keberadaannya. Martis, dengan sikap yang tenang dan penuh keyakinan, menegaskan bahwa keabadian bukanlah hak manusia, tetapi milik Tuhan yang Esa. Dia menunjukkan bahwa kekuatannya berasal dari keyakinan dan tekadnya yang kuat, bukan dari keabadian. Shadow Master, yang ego nya terluka oleh komentar Martis, semakin marah dan bertekad untuk mengalahkannya. Namun, Martis tidak terpengaruh oleh ancaman dan kebencian yang ditunjukkan oleh Shadow Master. Dia tetap tenang dan fokus pada tujuannya untuk melindungi dunia dan mengalahkan kejahatan. Dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat, Martis dan Shadow Master bersiap untuk melanjutkan pertempuran mereka. Meskipun tantangan yang dihadapi sangat besar, Martis siap untuk menghadapinya dengan keberanian dan kekuatan yang sejati. Dia bertekad
Martis, dalam pertempuran sengit melawan Shadow Master, memperlihatkan beragam kemampuan yang memukau. Dengan kecepatan yang menakjubkan, dia mengelakkan serangan lawan dengan gesit, sementara melancarkan serangan balik yang presisi dan mematikan. Kekuatan fisik Martis juga menjadi senjata utamanya dalam pertarungan. Pukulan-pukulan kuatnya mampu menghantam Shadow Master dengan kekuatan yang mengagumkan, menciptakan gempuran yang mempesona. Tidak hanya itu, kemampuan elemen Martis juga menjadi sorotan. Dengan mengendalikan angin dan api, dia menciptakan serangan elemen yang mematikan, menciptakan badai elemen yang menghancurkan sekitarnya. Tidak kalah pentingnya, ketahanan dan daya tahan Martis menjadi penentu kemenangannya. Meskipun dihadapkan pada serangan yang kuat, dia tetap bertahan dan melawan dengan keberanian yang tak tergoyahkan. Namun, yang paling memukau adalah tekad dan keberanian Martis. Dengan keyakinan yang kuat dalam misinya untuk melawan kejahatan, dia menunjukkan
Dalam pertempuran epik antara Martis dan Shadow Master yang melepaskan aura kekuatan magis masing-masing sehingga menciptakan lingkaran energi yang meliputi area sekitar mereka. Kedua kekuatan yang bertabrakan menciptakan gelombang energi yang menggetarkan pulau tempat mereka berada. Tiba-tiba, sistem mengaktifkan biji setan halu-halu dan memberikan misi baru kepada Martis untuk mengalahkan Roger, nama asli Shadow Master, dan merebut artefak yang digunakannya. Martis, jauh dari merasa takut, justru semakin bersemangat untuk menyelesaikan misi ini dan mengalahkan lawannya. Shadow Master, dengan keinginan untuk melihat kekuatan Martis, memprovokasi Martis untuk bertarung dengan kekuatan penuhnya. Namun, Martis merasa ada sesuatu yang tidak beres, bahwa ada orang lain di balik layar yang mengendalikan Shadow Master. Boom, boom, boom...! Duar...! Jedar...! "Apakah hanya sebatas itu saja kekuatanmu, Martis?" tanya Shadow Master. "oh, berarti sedari tadi kau belum melepas kekuatan pen
Martis menajamkan pikirannya agar ia dapat menyerap apa yang akan dikatakan oleh kakeknya itu. "Kalau dibilang tahu segalanya, aku rasa itu tidak benar, karena aku ini bukanlah Tuhan." Jack Martis menjelaskan pada cucunya tentang masa lalunya. "Dulu, aku ini sama seperti kalian, hanyalah manusia biasa. Tapi setelah aku berhasil menciptakan sistem, aku salah jalan. Kala itu, aku sangat di sanjung karena memiliki kemampuan yang di luar nalar. Aku membantu yang lemah, dan membasmi yang jahat." "Tapi lambat laun, aku justru merasa berbangga diri secara berlebihan. Aku tersesat, karena aku berpikir bahwa diriku ini adalah Tuhan. Aku memiliki pemikiran bodoh seperti itu terjadi saat aku berhasil mengendalikan semua elemen alam yang ada dalam daftar sistem milikku." Martis dan Roger hanya diam, mereka terus mendengarkan cerita Jack Martis tentang sistem. "Dan ada suatu ketika kejadian naas. Kejadian itu membuat aku kehilangan orang yang paling berharga, yaitu Nenekmu, Martis. Aku sangat
Ternyata Roger pergi meninggalkan Martis dan kakeknya. "Kakek, apa yang harus aku lakukan?" tanya Martis. "Martis, walaupun dia sahabatku, tapi jika dia membahayakan seluruh umat, terpaksa aku harus melakukan yang seharusnya. Jangan kau tiru para pemimpin yang hanya bisa melakukan tindak kriminal demi keuntungan pribadi saja, saat ini, bisa dikatakan bahwa kau adalah pemimpin seluruh umat. Semua keputusan ada padamu. Jika kau mau melawan Roger, maka hadapilah dia, aku akan meminjamkan kekuatanku padamu." "Kakek, mana mungkin aku akan mengikuti orang jahat seperti dia? Sudah jelas jawabnya, aku siap menghadapinya, memang itulah tujuanku, untuk mengalahkannya!" "Baiklah, terima ini...," ucap Jack Martis seraya menyentuh bahu Martis. Boom...! Martis merasa seperti ada ledakan energi dalam tubuhnya. "Apa ini...?" tanya Martis heran. "Itu adalah kekuatan sistem yang sebenarnya. Kau menguasai sistem biji setan halu-halu. Itu adalah biji setan yang diciptakan oleh Tuhan secara spesia
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah kuat
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia