Ketika Martis sedang mendorong-dorong tubuh Reka agar cepat pergi, pemilik suara yang tadi terus memanggil nama Martis itu ternyata masuk ke ruangan dalam rumah Martis, dan akhirnya sampai ke depan kamar Martis.Bruk!Ada suara kotak makanan yang terjatuh ke lantai."Mia...?" Tangan Martis yang semula masih mendorong tubuh Reka langsung ia tarik dan disembunyikan di belakang tubuhnya."Mia? Siapa dia Kak?" Reka malah menunjuk ke arah wajah Mia dan bertanya pada Martis."Maafkan aku sudah mengganggu waktu kalian berdua." Mia langsung berbalik badan dan menutup mulut dengan kedua tangannya sambil berlari. Bila diperhatikan, dari sudut mata Mia juga meneteskan air mata."Mia...! Mia, tunggu...!" Kali ini Martis tidak diam saja. Dia langsung mengejar Mia.Untungnya Martis berhasil menangkap lengan Mia saat Mia baru saja akan keluar dari pintu depan rumahnya."Lepaskan!" Tangan Martis dihempaskan oleh Mia."Tidak, Mia. Tunggu dulu, kau salah." Martis tidak mau melepaskan lengan Mia."Iya,
Wajah Martis dan Mia langsung berubah menjadi warna merah merona. Bahkan warna itu hampir seperti tomat yang sudah matang."Nah..., lihatlah kalian berdua. Wajah kalian berdua bahkan merahnya melebihi tomat yang sudah matang. Kalian berdua ini saling jatuh cinta kan? Kenapa tidak saling mengungkapkan perasaan masing-masing? Ayo Kak, tunggu apa lagi?" Dengan tingkah polosnya, Reka berdiri di hadapan Mia dan Martis, lalu menunjuk secara bergantian ke arah wajah Martis dan Mia yang memerah. Reka juga agak membungkukkan tubuhnya.Martis dan Mia sama-sama menundukkan kepalanya karena tersipu malu.Tring!"Tugas dadakan! Buatlah Martis dan Mia berpacaran, lalu ambil hadiahnya."Ternyata Reka mendapat satu pemberitahuan dari sistem miliknya."Hah...?" Mulut Reka menganga."Ada apa Reka?" tanya Martis sedikit terkejut."Ti-tidak ada apa-apa Kak. Eh Kak Martis, ayo kemari, ikut aku sebentar." Dengan wajah yang terlihat heran, Reka menarik lengan Martis agar sedikit menjauh dari Mia."Kak Marti
Ternyata ada Selena yang memanggil Martis. Dan di sebelah Selena juga ada Layla. Kalau dilihat dari ekspresi mereka berdua, Martis bisa menebak kalau ada suatu hal yang penting."Ada apa, Selena?" Martis langsung berjalan mendekati Selena."Martis, ini hebat! Hahahaha...! Lihatlah ini, ini baru saja masuk ke rekening milik Herupa." Selena memperlihatkan secarik kertas kepada Martis."Eh? Kenapa ada sebanyak ini? Siapa yang rela menyumbangkan uang sebanyak ini untuk berdonasi pada yatim piatu dan juga fakir miskin?" Kertas kecil yang Selena tunjukkan tadi langsung Martis lihat dan Martis sangat terkejut melihat ada sejumlah uang yang masuk ke rekening Herupa. Ada keterangan di kertas itu dari si pengirim bahwa uang itu bebas digunakan untuk anak-anak yatim piatu maupun orang-orang fakir miskin. Jumlah nominal uang yang masuk untuk didonasikan itu adalah lima miliar! Wow!Bagi orang biasa seperti Martis dan Selena, uang lima miliar itu sangatlah banyak. Yah..., walaupun sekarang Martis m
Martis sempat merasakan adanya kehadiran seseorang yang sedang memperhatikannya saat berlatih bersama Reka. Martis mengaktifkan teknik Sensorik miliknya dan ternyata yang Martis rasakan adalah hawa keberadaan Roki.'Aku pikir siapa, ternyata itu Paman Roki. Hem..., ada apa ya? Apakah dia penasaran dengan perkembangan Reka? Hahahaha..., aku jamin Paman Roki pasti akan terkejut jika ia tahu bahwa Reka sudah berkembang dengan pesat.' Reka melihat kalau Martis tersenyum sendiri dan kemudian Reka mengikuti arah ke mana Martis sedang melihat."Kak Martis, ada apa? Kenapa kau malah senyum-senyum sendiri seperti orang gila?" Karena merasa penasaran, akhirnya Reka pun bertanya kepada Martis."Kemarilah." Martis memberi isyarat dengan cara melambaikan tangannya kepada Reka kemudian ia membisikkan sesuatu kepada Reka."Benar kah? Hem..., Ayah pasti terkejut kalau ia tahu bahwa aku sudah memiliki kemajuan, hehe." Reka menutup mulutnya sambil terkekeh.***Beberapa hari ini, keadaan di markas Herup
"Tidak, itu bukan fitnah!" Orang yang tadi, ternyata masih saja tetap mengotot. Ia bersikeras mengatakan kalau semua ini bukanlah fitnah belaka.Namun beberapa detik kemudian ada yang menyela dan berjalan dari arah belakang kerumunan."Tentu saja itu adalah fitnah!" Ternyata ada seorang gadis cantik yang terlihat tengah menyeret tubuh seseorang. Kehadirannya langsung menarik perhatian semua orang."Hani?" ujar Martis. Martis sedikit terkejut kenapa Hani bisa ada di sini.Gedebugh!Ada suara dentuman.Kemudian Hani dengan kasarnya melemparkan tubuh seorang pria yang tadi diseretnya. Entah dari mana Hani menangkap orang itu."Katakanlah yang sebenarnya! Jangan berbohong sedikitpun! Dengar tidak?!" Wajah Hani yang cantik, terlihat sangat menyeramkan ketika ia sedang marah. Bahkan Martis sampai meneguk ludahnya dengan susah payah ketika melihat seramnya wajah marah Hani."Ba-baiklah, baiklah. Aku akan katakan semuanya. Aku tidak akan berbohong sedikitpun." ujar pria itu yang ketakutan.Pr
Puluhan orang yang tubuhnya sudah diikat itu menyesal telah melakukan hal ini kepada Herupa.Karena tadi ada beberapa orang yang sempat melawan, wajah orang-orang itu terlihat ada yang babak belur dihajar oleh Dafantri dan Herupa yang lainnya.Martis sempat menanyakan pada Odele apa yang harus ia lakukan terhadap segerombolan pengacau ini. Dan Odele mengatakan akan menyuruh bawahannya untuk datang ke markas Herupa dan menangkap puluhan orang tersebut. Sebelum panggilan telepon tadi terputus, Odele juga mengatakan kepada Martis kalau ada suatu organisasi yang sebenarnya dikelola oleh Kelitih dengan kedok menerima bantuan sosial. Nampaknya organisasi itu adalah segerombolan orang yang mengacau ini. Martis berasumsi, mereka pasti iri karena lebih banyak orang yang datang dan memberikan donasi melalui Herupa ketimbang organisasi mereka.Masalah pengacau akhirnya bisa diselesaikan oleh Martis dengan mudah. Untungnya tidak terjadi kerusakan properti di markas Herupa. Jadi, kegiatan di mark
Bos Besar Kelitih dan Jendral Sabo langsung melihat ke arah salah satu Kelitih yang datang itu. Kemudian barulah tekanan aura kekuatan mereka berdua ditarik kembali."Siapa dia? Suruh masuk saja." ujar Bos Besar Kelitih.Beberapa saat kemudian ada tiga orang yang masuk ke ruangan di mana Jendral Sabo dan Bos Besar Kelitih berada."Lapor, Jendral Sabo! Saya adalah Letnan Rei, dan ini adalah kedua rekan saya.""Lapor, Jendral! Saya adalah Letnan Luki.""Lapor Jendral! Saya adalah Letnan Rasidin."Ketiga orang itu langsung berdiri tegap dan memberi hormat ke arah Jendral Sabo."Mana yang lainnya? Apakah hanya kalian bertiga saja yang dikirim oleh Jendral Doragon?" Jendral Sabo heran, kenapa hanya ada tiga orang saja yang datang. Padahal, mereka mengatakan akan mengirim ratusan Tentara Bayaran untuk melakukan serangan terhadap markas Herupa."Kami bertiga yang memang berangkat terlebih dahulu, Jendral. Yang lainnya sudah sebagian sampai, namun yang sebagian lagi masih dalam perjalanan." T
Ketika Martis membuka layar ponselnya, ada lima buah pesan sekaligus yang masuk. Itu semua pesan yang dikirimkan oleh Odele.Martis membacanya satu persatu. Terlihat jelas kalau wajah Martis langsung berubah menjadi serius setelah membaca pesan-pesan dari Odele itu.Isi pesan yang pertama, Odele mengatakan kalau Martis dan Herupa harus segera bersiap untuk menghadapi serangan dari Bos Besar Kelitih. Odele mengatakan besok pagi harus langsung bersiap siaga.Pesan yang kedua, Martis disuruh kembali menyuruh Herupa mengungsikan para warga yang ada di sekitar markas Herupa.pesan yang ketiga, Martis harus ikut turun tangan. Karena Odele mendapat informasi dari anak buahnya kalau yang akan menyerang markas Herupa kali ini adalah para Tentara Bayaran kelas atas.Pesan yang keempat, Martis harus mengumpulkan semua keluarganya dan harus segera di pindahkan ke kediaman Jendral Valdo agar lebih aman. Dan termasuk juga teman-teman Martis, yaitu Selena dan Layla. Odele takut Bos Besar Kelitih akan