Martis, Reka, dan Roki langsung menengok ke arah sumber suara. Ketika Martis melihat siapa yang berbicara itu, Martis langsung menghela nafas panjangnya."Huft...," Terdengar Martis menghela nafasnya.Sontak hal itu membuat Reka dan Roki menatap ke arah Martis untuk meminta penjelasan.Ternyata Mia datang ke markas Herupa. Tanpa berbasa-basi Mia juga langsung berjalan kemudian duduk tepat di samping Martis."Kenapa tatapan mata kalian berdua seperti itu?" tanya Martis pada Reka dan Roki."Bukankah seharusnya aku yang bertanya padamu?" Dengan ekspresi sedikit bingung, Roki balik bertanya kepada Martis."Aku kira Paman Roki sudah kenal dengan dia. Dia adalah Mia. Dia bekerja di bawah perintah Bibi Odele." Martis memperkenalkan Mia kepada Roki sambil sedikit melirik ke arah Mia."Kenapa kau melirikku seperti itu?!" Entah kenapa, Martis merasa merinding saat berada di samping Mia."Hey Ayah, lihatlah. Belum apa-apa saja Kak Martis sudah terlihat takut istri, hahahaha...!" Sebelah tangan R
Setelah puas mendengarkan mereka yang sedang menyusun rencana, akhirnya Mia membuka mulutnya untuk bertanya. Sebab, sejak tadi ia merasa kalau dirinya hanya menjadi seperti pajangan saja.Martis terus memberikan pengarahan dan perintah pada yang lainnya, termasuk Reka. Namun tidak dengan Mia. Sebab itulah Mia akhirnya bertanya ketika ada kesempatan."Mia, ada tugas penting yang harus kau lakukan nanti. Kau tidak akan ikut bertempur. Tapi kau akan berada di barisan paling belakang. Kau sudah aku siapkan satu tugas penting." Tanpa melihat ke arah Mia, Martis menjawab pertanyaan yang Mia tanyakan tadi."Martis, bisakah kau memberitahukan apa tugas untukku itu?" Mia menarik lengan Martis agar Martis mau menatap ke arahnya."Tugasmu untuk merawat anggota Herupa yang terluka. Kau akan aku jadikan Ketua tim medis. Nanti akan ada beberapa orang yang akan membantumu. Tugasmu ini sangatlah penting, Mia. Jadi, aku harap kau bersungguh-sungguh melaksanakannya. Apa kau keberatan?" Martis membalas
Martis melihat ada satu teknik yang menarik perhatiannya. Kali ini, Martis tidak mau tertipu lagi seperti kemarin. Kemarin ia sempat tertarik dengan teknik yang ternyata teknik itu hanya bisa ia dapatkan setelah ia menikah."Teknik Gravitasi? Wah, sepertinya teknik ini sangat luar biasa." Mata Martis berbinar setelah ia membaca rincian dan panduan teknik Gravitasi yang ada di menu penjualan sistem."Harganya sangat mahal!" Ketika melihat harga jual teknik Gravitasi itu, kedua mata Martis langsung terbelalak. Ternyata harganya sebesar dua puluh lima miliar! Wow! Mahal sekali!Tring!"Pembelian gagal! Saldo yang tersisa di dompet sistem tinggal dua puluh miliar. Selesaikan beberapa tugas agar saldo Martis bertambah.""Hem..., nampaknya aku terlalu banyak menggunakan uangku guna membeli barang dan obat-obatan untuk persiapan tempur nanti. Padahal aku sangat penasaran dengan teknik ini. Kalau aku bisa memilikinya, pasti akan sangat berguna. Walaupun ada batasan penggunaanya dalam jangka w
Jendral Valdo mencoba menebak, apakah informasi yang didapatkan Letnan Odele benar atau tidak. Kalau memang benar Bos Besar Kelitih adalah Jendral Sam, maka Martis benar-benar menghadapi musuh yang sangat kuat."Letnan Odele, bisakah kau mempercepat penyelidikan tentang Bos Besar Kelitih?" tanya Jendral Valdo."Siap, Jendral. Akan aku usahakan secepat mungkin penyelidikan ini. Tapi aku membutuhkan ijin dari Pemerintah Pusat untuk mengotopsi kembali jenazah Jendral Sam. Apakah kira-kira aku akan mendapatkan ijin itu?" Sebenarnya Letnan Odele merasa ragu akan hal ini. Sebab, membongkar makam yang usianya sudah bertahun-tahun lamanya akan melalu proses yang sulit."Kalau tentang itu, serahkan saja padaku. Aku akan mengadakan rapat dan membahas poin ini dengan para Petinggi Negara terlebih dahulu. Aku tidak bisa memutuskan hal ini secara sepihak. Karena ini sudah menyangkut kejadian di masa lalu. Aku harap kau bisa mengerti dan mengikuti prosedur yang ada." Walaupun sulit, Jendral Valdo t
Nampaknya kedatangan Hilnis menemui Jendral Valdo hanya ingin menyampaikan itu saja. Setelah dirasa selesai, Hilnis kemudian pergi dan kembali ke kediaman Odele bersama Odele.Sebenarnya di dalam hati Odele, ia sangat ingin bertanya kepada Hilnis, kenapa Hilnis bisa tahu tempat Jendral Valdo berada. Namun setelah Odele memikirkannya kembali, akhirnya Odele mengerti. Anak dari Jendral Hilter, tidak heran bisa mengetahui ruang rahasia Ayahnya. Walaupun Hilnis tidak mau terlibat ke dunia militer, tapi tetap saja dia memiliki segudang informasi penting. Dan informasi yang Hilnis miliki itu sangatlah berharga. Jika sampai jatuh ke tangan orang jahat, bisa saja disalah gunakan. Contohnya seperti informasi gudang senjata, mata-mata, dan banyak yang lainnya.Di sepanjang perjalanan, Hilnis dan Odele tidak saling berbicara satu sama lain. Mereka nampaknya sedang fokus pada pikiran masing-masing.***Dan dua hari kemudian, Martanto berhasil menangkap puluhan Tentara Bayaran yang menyamar menjad
(Maaf guys, author lagi ada sedikit kesibukan. Jadi suka agak telat up-date nya.😁)Roki sedang menatap wajah Martanto sambil menunggu apa yang akan dikatakan oleh Martanto tentang Odele.Sepuluh detik kemudian, Martanto masih juga belum melanjutkan kata-katanya."Martanto! Sebenarnya apa yang terjadi kepada Odele?! Kenapa kau menjadi orang yang bertele-tele sekarang?! Cepat katakan padaku! Kalau tidak, aku akan pergi saja!" Dengan mata yang melotot, Roki yang tidak sabar menunggu Martanto berbicara akhirnya merasa kesal dan mengancam akan pergi dari sana sekarang juga jika Martanto masih bertele-tele. Yah..., begitulah sifat Roki. Roki memang terkenal orang yang tidak sabaran ketika harus menunggu sesuatu. Seperti yang terjadi saat inilah contohnya."Baiklah, baiklah. Akan aku katakan sekarang. Sebenarnya Odele sedang mengandung Anak kami yang kedua. Aku sudah menyuruhnya untuk mengambil cuti, namun ia tidak mau mendengarkanku. Aku khawatir dengan kandungannya. Yah..., walaupun masih
Baru saja Martanto ingin menarik pasukannya untuk pergi ke markas Herupa, namun ponselnya berdering. Ternyata ada panggilan telepon dari Jendral Valdo.Ketika mengangkat panggilan telepon dari Jendral Valdo, kedua alis Martanto langsung berkedut. Sebab ia mendapatkan perintah dari Jendral Valdo agar segera menarik semua pasukannya kembali ke markas.Martanto yang memang sedang merasa kesal, ia sempat membantah Jendral Valdo dan mengatakan kalau ia ingin membawa pasukannya untuk membantu Herupa. Namun Jendral Valdo menegaskan, kalau saja Martanto sampai berani melawan perintahnya maka akan mendapatkan hukuman dan juga sangsi yang cukup berat. Alhasil, Martanto hanya bisa pasrah dan mematuhi perintah dari Jendral Valdo sambil menahan rasa kesal yang ada dalam hatinya."Sial! Kenapa aku menjadi orang yang tak berguna seperti ini?!" Karena kesal, Martanto melampiaskannya dengan cara memukul tembok yang ada di sampingnya. Terlihat ada sedikit percikan darah dari kepalan tangan Martanto dan
Tring!"Apakah yakin Martis ingin up-grade kekuatan elemen angin? Tekan SETUJU jika IYA. Tekan BATAL jika tidak." Ada satu lagi pemberitahuan sistem yang muncul.'Setuju.' Tanpa ragu Martis langsung menekan tombol setuju.Tring!"Kekuatan elemen angin berhasil up-grade ke tingkat yang selanjutnya. Silahkan mencoba kekuatan elemen baru."Mia yang ada di samping Martis sempat melihat jari telunjuk Martis yang seperti menekan-nekan tombol di kehampaan. Mia pun akhirnya merasa heran. Karena baru pertama kalinya ia melihat Martis melakukan tindakan aneh seperti ini."Martis, ada apa denganmu? Kenapa jarimu menekan-nekan udara?" Karena penasaran akhirnya Mia bertanya kepada Martis.Perhatian Martis yang awalnya fokus pada sistem langsung menutup sistem."Eh? Ada apa Mia?" Dengan tampang bingung, Martis bersikap pura-pura bodoh di hadapan Mia."Itu..., kenapa jarimu tadi menekan-nekan udara? Apa ada sesuatu di depanmu?" tanya Mia."Oh itu..., apakah kau tadi tidak melihatnya? Tadi ada nyamuk
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me