Baru saja Martanto ingin menarik pasukannya untuk pergi ke markas Herupa, namun ponselnya berdering. Ternyata ada panggilan telepon dari Jendral Valdo.Ketika mengangkat panggilan telepon dari Jendral Valdo, kedua alis Martanto langsung berkedut. Sebab ia mendapatkan perintah dari Jendral Valdo agar segera menarik semua pasukannya kembali ke markas.Martanto yang memang sedang merasa kesal, ia sempat membantah Jendral Valdo dan mengatakan kalau ia ingin membawa pasukannya untuk membantu Herupa. Namun Jendral Valdo menegaskan, kalau saja Martanto sampai berani melawan perintahnya maka akan mendapatkan hukuman dan juga sangsi yang cukup berat. Alhasil, Martanto hanya bisa pasrah dan mematuhi perintah dari Jendral Valdo sambil menahan rasa kesal yang ada dalam hatinya."Sial! Kenapa aku menjadi orang yang tak berguna seperti ini?!" Karena kesal, Martanto melampiaskannya dengan cara memukul tembok yang ada di sampingnya. Terlihat ada sedikit percikan darah dari kepalan tangan Martanto dan
Tring!"Apakah yakin Martis ingin up-grade kekuatan elemen angin? Tekan SETUJU jika IYA. Tekan BATAL jika tidak." Ada satu lagi pemberitahuan sistem yang muncul.'Setuju.' Tanpa ragu Martis langsung menekan tombol setuju.Tring!"Kekuatan elemen angin berhasil up-grade ke tingkat yang selanjutnya. Silahkan mencoba kekuatan elemen baru."Mia yang ada di samping Martis sempat melihat jari telunjuk Martis yang seperti menekan-nekan tombol di kehampaan. Mia pun akhirnya merasa heran. Karena baru pertama kalinya ia melihat Martis melakukan tindakan aneh seperti ini."Martis, ada apa denganmu? Kenapa jarimu menekan-nekan udara?" Karena penasaran akhirnya Mia bertanya kepada Martis.Perhatian Martis yang awalnya fokus pada sistem langsung menutup sistem."Eh? Ada apa Mia?" Dengan tampang bingung, Martis bersikap pura-pura bodoh di hadapan Mia."Itu..., kenapa jarimu tadi menekan-nekan udara? Apa ada sesuatu di depanmu?" tanya Mia."Oh itu..., apakah kau tadi tidak melihatnya? Tadi ada nyamuk
Ketika Letnan Rei meneriaki pasukannya untuk kembali menyerang, akhirnya pikiran semua pasukan Tentara Bayaran yang bengong tadi mulai kembali sadar."Jangan takut! Dia pasti kelelahan setelah melakukan serangan kuat yang seperti tadi! Ayo teman-teman, kita serang...!" Salah satu pasukan yang ada di barisan tengah berteriak guna menyemangati rekan-rekannya. Dan ternyata, usahanya itu berhasil."Paman Roki, aku serahkan mereka padamu. Aku akan menghajar orang itu." Martis sempat menunjuk ke arah Letnan Rasidin kemudian ia berlari mendekatinya."Cih! Sombong sekali kau! Akan aku ladeni! Ayo kita bermain!" Letnan Rasidin tidak merasa gentar sama sekali untuk menghadapi Martis.Jalannya pertempuran kini mulai terlihat berubah. Mereka akhirnya memutuskan untuk saling menyerang dengan cara bertarung jarak dekat. Karena jika memang ingin bertarung menggunakan senjata, sebenarnya Herupa memang tidak memiliki perlengkapan senjata tempur yang lengkap seperti yang dimiliki oleh pasukan Tentara B
Tubuh Letnan Rasidin langsung tidak bergerak setelah dibanting ke tanah oleh Martis. Memang diantara ketiga Letnan Tentara Bayaran ini yang paling lemah adalah Letnan Rasidin. Pantas saja Martis dapat mengalahkannya dengan mudah.Boom, boom, boom!Terdengar ada suara ledakan.Rupanya suara ledakan itu dihasilkan dari tembakan meriam yang diarahkan kepada Martis. Peluru meriam itu berukuran sebesar kepala. Dan yang membuat suara ledakan dari peluru meriam itu terdengar sangat keras adalah adanya kekuatan elemen api tingkat menengah yang dikombinasikan dengan peluru meriam.'Hampir saja, huft.' Untungnya Martis sempat mengaktifkan perisai kekuatan elemen miliknya. Jadi, dampak kekuatan elemen dari peluru meriam yang menghantam dirinya hanya menjadi peluru meriam biasa. Dan peluru meriam biasa itu masih sanggup ditahan oleh baju tempur yang Martis kenakan. Rupanya Martis juga membeli baju tempur tingkat tinggi pada menu penjualan sistem.Semua orang sempat mengalihkan perhatiannya dan me
Martis masih melakukan hal yang sama. Ia kembali menyeruduk puluhan orang yang lainnya. Sebenarnya Martis ingin langsung pergi dan melawan Letnan Rei dan Letnan Luki. Namun masih banyak pasukan yang menghalanginya.Brak!Dert, dert, dert...!Terlihat lagi ada puluhan tubuh pasukan Tentara Bayaran yang terkapar di tanah."Kalian hanya menghalangi saja, cih!" Serudukan maut Martis kembali membuyarkan barisan pasukan Tentara Bayaran itu."Ayo, kita bersiap untuk maju! Bunuh saja orang ini!" Letnan Rei akhirnya memutuskan untuk maju.Brak!Satu pukulan langsung dilancarkan."Boleh juga ternyata. Kau lumayan cepat," ujar Martis.Bugh!Bugh!Bugh!Ternyata dari arah belakang ada Letnan Luki yang langsung memukul punggung Martis."Hah?! Apa-apaan ini?!" Kedua mata Letnan Luki terbelalak ketika tangannya terasa kebas saat memukul bahu Martis.Bam!Karena lengah dua detik, Martis akhirnya berhasil memukul bagian dada Letnan Luki.Tubuh Letnan Luki mundur beberapa langkah. Letnan Luki melihat k
Boom!Ada suara ledakan yang cukup keras.Ternyata itu suara yang dihasilkan dari pukulan Martis yang menghantam tubuh Letnan Luki. Martis juga mengkombinasikan teknik Golem miliknya itu dengan kekuatan elemen api. Dan tinju Martis juga terlihat seperti batu lava yang ada di gunung berapi. Batu yang sangat panas!Namun, sepertinya tinju Martis masih bisa sedikit ditahan oleh Letnan Luki. Letnan Luki menggunakan teknik Kombinasi juga, sama seperti yang Martis lakukan.Lalu terlihat ada benteng es yang perlahan mencair ketika beradu dengan tinju milik Martis.'Kesempatan!' Karena melihat tinju Martis yang masih terbenam di benteng es milik Letnan Luki, akhirnya Letnan Rei secara diam-diam langsung maju untuk menyerang dan mengincar bagian kepala Martis.Tring!"Peringatan! Ada serangan musuh dari belakang! Menundukkan tubuh sangat direkomendasikan oleh sistem!" Martis melihat ada satu pemberitahuan yang muncul dari sistem.Bush...!Untungnya, serangan Letnan Rei itu hanya mengenai angin
Semakin lama, tempo serangan yang dilancarkan Martis dan juga Letnan Rei semakin bertambah cepat dan juga semakin kuat. Situasi yang sangat intens ini benar-benar membuat semua yang melihat pertarungan mereka itu merasa sangat menegangkan.Padahal tadi, pasukan Tentara Bayaran sempat kembali saling menyerang dengan Herupa. Namun, dengan sendirinya pergerakan mereka terhenti dan fokus memperhatikan pertarungan penentu. Pertarungan Martis yang satu lawan dua ini adalah penentu dari pertempuran ini. Karena mereka bertigalah pemimpin dari kubu masing-masing.Martis juga memperhatikan Letnan Rei ketika ia berhasil memukul bagian wajah Letnan Rei. Anehnya, Letnan Rei seperti tidak merasakan apapun. Padahal, bagian wajah yang terkena pukulan itu sangat jelas terlihat kalau ada bekas lukanya.Bam!Pukulan telak kembali Martis layangkan kepada Letnan Luki.Tubuh Letnan Luki berhasil Martis lukai sekali lagi. Di bagian dada Letnan Luki, ada lagi satu bekas luka lebam dan memar. Namun, tubuh Let
Roki hanya mampu menghela nafas panjangnya ketika ia dikatai pengecut oleh Mia. Sebenarnya Roki sangat ingin membantu Martis, namun mau bagaimana lagi? Justru Martis sendirilah yang kekeh dan tidak ingin pertarungannya diganggu oleh orang lain.Pasukan Tentara Bayaran akhirnya mulai mundur. Mereka sengaja menarik barisan dan menghentikan penyerangannya. Niat mereka adalah untuk melihat siapa yang menang antara pertarungan Martis dan kedua Pemimpin pasukan Tentara Bayaran. Tanpa disadari, semua Herupa juga menarik barisan mereka mundur.Posisi Martis yang bertarung satu lawan dua, kini berada di posisi tengah di antara kedua kubu.Boom!Suara ledakan kembali terdengar.Dari kejauhan, Mia sudah meneteskan air matanya ketika melihat Martis yang dipukuli secara bergantian oleh kedua lawannya.Tring!"Pemulihan otomatis diaktifkan." Ada satu pemberitahuan dari sistem.'Sekarang giliranku!' Setelah dirasa tubuhnya kembali pulih, akhirnya Martis yang semula dipukuli membalas.Bugh!Bugh!Bug