Boom!Ada suara ledakan yang cukup keras.Ternyata itu suara yang dihasilkan dari pukulan Martis yang menghantam tubuh Letnan Luki. Martis juga mengkombinasikan teknik Golem miliknya itu dengan kekuatan elemen api. Dan tinju Martis juga terlihat seperti batu lava yang ada di gunung berapi. Batu yang sangat panas!Namun, sepertinya tinju Martis masih bisa sedikit ditahan oleh Letnan Luki. Letnan Luki menggunakan teknik Kombinasi juga, sama seperti yang Martis lakukan.Lalu terlihat ada benteng es yang perlahan mencair ketika beradu dengan tinju milik Martis.'Kesempatan!' Karena melihat tinju Martis yang masih terbenam di benteng es milik Letnan Luki, akhirnya Letnan Rei secara diam-diam langsung maju untuk menyerang dan mengincar bagian kepala Martis.Tring!"Peringatan! Ada serangan musuh dari belakang! Menundukkan tubuh sangat direkomendasikan oleh sistem!" Martis melihat ada satu pemberitahuan yang muncul dari sistem.Bush...!Untungnya, serangan Letnan Rei itu hanya mengenai angin
Semakin lama, tempo serangan yang dilancarkan Martis dan juga Letnan Rei semakin bertambah cepat dan juga semakin kuat. Situasi yang sangat intens ini benar-benar membuat semua yang melihat pertarungan mereka itu merasa sangat menegangkan.Padahal tadi, pasukan Tentara Bayaran sempat kembali saling menyerang dengan Herupa. Namun, dengan sendirinya pergerakan mereka terhenti dan fokus memperhatikan pertarungan penentu. Pertarungan Martis yang satu lawan dua ini adalah penentu dari pertempuran ini. Karena mereka bertigalah pemimpin dari kubu masing-masing.Martis juga memperhatikan Letnan Rei ketika ia berhasil memukul bagian wajah Letnan Rei. Anehnya, Letnan Rei seperti tidak merasakan apapun. Padahal, bagian wajah yang terkena pukulan itu sangat jelas terlihat kalau ada bekas lukanya.Bam!Pukulan telak kembali Martis layangkan kepada Letnan Luki.Tubuh Letnan Luki berhasil Martis lukai sekali lagi. Di bagian dada Letnan Luki, ada lagi satu bekas luka lebam dan memar. Namun, tubuh Let
Roki hanya mampu menghela nafas panjangnya ketika ia dikatai pengecut oleh Mia. Sebenarnya Roki sangat ingin membantu Martis, namun mau bagaimana lagi? Justru Martis sendirilah yang kekeh dan tidak ingin pertarungannya diganggu oleh orang lain.Pasukan Tentara Bayaran akhirnya mulai mundur. Mereka sengaja menarik barisan dan menghentikan penyerangannya. Niat mereka adalah untuk melihat siapa yang menang antara pertarungan Martis dan kedua Pemimpin pasukan Tentara Bayaran. Tanpa disadari, semua Herupa juga menarik barisan mereka mundur.Posisi Martis yang bertarung satu lawan dua, kini berada di posisi tengah di antara kedua kubu.Boom!Suara ledakan kembali terdengar.Dari kejauhan, Mia sudah meneteskan air matanya ketika melihat Martis yang dipukuli secara bergantian oleh kedua lawannya.Tring!"Pemulihan otomatis diaktifkan." Ada satu pemberitahuan dari sistem.'Sekarang giliranku!' Setelah dirasa tubuhnya kembali pulih, akhirnya Martis yang semula dipukuli membalas.Bugh!Bugh!Bug
Martis benar-benar dibuat kewalahan oleh Letnan Luki yang mengamuk membabi buta. Tapi untungnya, ketika mengamuk Letnan Luki hanya mengincar Martis seorang saja. Ke mana pun Martis bergerak, ke arah itulah Letnan Luki akan menyerang.Bip, bip, bip...!Tampilan sistem kembali berkedip.Dan kali ini, tampilan sistem berkedip dengan warna merah. Berbeda dari yang sebelumnya berkedip berwarna kuning.Tring!"Peringatan! Ramuan pemulih hanya tersisa sedikit lagi. Jika Martis terus-menerus mengalami luka baik di bagian tubuh luar maupun organ dalam, pemulihan otomatis tidak akan berfungsi!" Begitulah isi pemberitahuan yang sistem tampilkan di menu utama.'Gawat! Kalau terus-terusan seperti ini aku bisa kalah! Tapi, bagaimana caranya mengalahkan Monster gila ini?! Argh...! Sial, sial, sial...!' Ada sedikit rasa putus asa yang menghampiri pikiran Martis. Sebab sudah beberapa kali Martis berhasil melukai Letnan Luki, namun Letnan Luki masih sama saja, letnan Luki terlihat biasa-biasa saja.Mar
Mia meletakkan kedua telapak tangannya di mulut, kemudian berteriak ke arah Martis. Walaupun jarak mereka cukup jauh, dan karena suasana di malam ini sedang hening, jadi suara teriakan Mia itu terdengar sangat jelas oleh Martis.Martis langsung melihat ke arah sumber suara teriakan. Setelah itu Martis mengangkat tangannya dan mengacungkan jempol ke arah Mia. Bibir Martis juga mengukir senyuman manis.Deg, deg, deg...!Tiba-tiba saja detak jantung Martis berdebar sangat kencang.Martis juga merasakan sesuatu yang agak aneh pada tubuhnya. Tubuh Martis terasa sangat hangat dan juga nyaman. Karena merasakan kenyamanan itu, Martis sampai tanpa sadar memejamkan kedua matanya lalu mendongakkan kepalanya ke atas langit.Bam!Dari dalam tanah terdengar suara letusan.Padahal, baru saja pikiran Martis merasa lebih tenang, namun ternyata Letnan Luki yang tadi terkena serangan telak dari angin topan api masih belum juga tumbang.Martis kembali membuka kedua matanya dan menatap tajam ke arah Letna
Martis tidak menyangka kalau Mia justru malah menampar wajahnya.Buk!Namun, Martis juga tidak menyangka kalau Mia malah memeluk tubuhnya setelah tadi menamparnya dengan kuat."Jangan berkata seperti itu lagi..., aku mohon..., Martis..., hiks, hiks, hiks." Air mata Mia akhirnya kuat dan membasahi dada Martis yang sedang ia peluk. Kemudian Martis membalas pelukan Mia seraya mengelus pundaknya. "Maafkan aku, Mia. Aku hanya tidak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk menimpa dirimu. Aku tidak mau membahayakan dirimu barang sedikitpun. Tolong Maafkan aku, aku berjanji padamu kalau aku pasti akan baik-baik saja. Aku akan memenangkan pertarungan ini." Tanpa terasa, air mata Martis pun menetes dari kedua matanya.Situasi malam yang memang sedang sunyi, semakin bertambah sunyi ketika semua orang sedang melihat adegan Martis dan Mia yang tengah saling berpelukan."Aku tidak akan memaafkanmu jika kau mengingkari janjimu..., hiks, hiks, hiks." Sambil tersedu, Mia masih belum mau melepaskan peluk
"Apa...?! Cyborg?!" Dengan serempak, Mia dan Dehanru berteriak dengan kedua mata sambil terbelalak. Mia dan Dehanru sangat terkejut."Paman! Jangan bercanda!" seru Mia."Apakah Kak Roki yakin, kalau mereka berdua itu benar-benar Cyborg?" lanjut Dehanru ikut bertanya."Lihatlah bagian tubuh kedua orang itu. Apakah mata kalian tidak dapat melihatnya dengan jelas?" Roki menjawab pertanyaan Mia dan Dehanru, namun tatapannya masih fokus pada Letnan Rei dan Letnan Luki."Seumur hidup ini, aku kira Cyborg itu hanyalah bualan semata. Kalau mereka berdua itu benar-benar Cyborg, bagaimana cara Martis untuk mengalahkannya?" Mengikuti gaya Roki, Dehanru juga memfokuskan penglihatannya ke arah Letnan Rei dan juga Letnan Luki."Tidak mungkin!" Mia masih tidak percaya kalau musuh yang dihadapi oleh Martis adalah Cyborg.Akhirnya, Letnan Luki dan Letnan Rei kembali bergerak. Walaupun gerakan mereka berdua sudah tidak seperti semula, namun tetap saja masih terbilang cepat."Kau akan mati...!" Suara ya
Roki langsung mendekati Reka setelah melihat Reka yang ternyata telah sadarkan diri."Reka, bagaimana keadaanmu? Apakah kau masih merasa lemas? Katakan pada Ayah jika ada sesuatu." Roki langsung berlari ke arah Reka dan menggenggam tangan Reka dengan lembut."Ayah jangan khawatir, aku baik-baik saja kok. Tadi aku hanya kelelahan saja." Reka membalas sentuhan lembut dari ayahnya sambil tersenyum manis.Melihat anaknya yang baik-baik saja, Roki tak sanggup menahan rasa bahagianya. Roki langsung menarik tubuh Reka masuk ke dalam dekapannya."Ayah, aku ini sudah besar tahu...!" Namun Reka malah mengerucutkan bibir dan menggembungkan kedua pipinya saat dipeluk oleh ayahnya."Huft..., kau ini yah! Baru besar sedikit saja sudah tidak mau lagi dipeluk oleh Ayah. Padaha-" Awalnya Roki ingin protes kepada Reka, namun belum sempat ia menyelesaikan ucapannya itu, langsung dipotong oleh Reka."Ayah...! Berhentilah memperlakukanku seperti Anak kecil! Hih...! Sudahlah, aku mau membantu Kak Martis!"