"Ups...!" Reka menutup mulut dengan kedua telapak tangannya ketika melihat Martis yang tubuhnya terpental.Blar...!Blar...!Blar...!Bola-bola api seukuran kepala melesat ke arah Letnan Rei dan juga Letnan Luki.Ternyata Reka berusaha mengalihkan perhatian kedua Cyborg itu dengan cara menembakkan bola-bola api miliknya."Aku juga lawan kalian! Jangan hiraukan aku!" Reka sengaja berteriak agar perhatian Letnan Rei dan Letnan Luki benar-benar teralihkan kepada dirinya. Sebab, kalau Reka tidak berusaha menarik perhatian mereka berdua, maka Martis akan kembali diserang.Dan akhirnya Reka berhasil menarik perhatian kedua Cyborg itu. Tatapan kedua Cyborg itu pun akhirnya mengarah kepada Reka. Setelah itu, Reka lah yang akan menjadi sasaran serangan Mereka berdua."Gawat!" Melihat kedua lawannya yang menuju ke arah Reka, Martis langsung cepat-cepat bangkit dan berlari untuk mendekati Reka.Martis tahu persis bagaimana kekuatan kedua musuhnya ini. Jadi, bisa dipastikan Reka tidak akan sanggu
Martis memperhatikan Reka yang nampaknya seperti kelelahan. Nafas Reka terengah-engah setelah menggunakan teknik baru miliknya tadi.Sebenarnya Martis ingin mendekati Reka dan melihat keadaannya, namun Letnan Luki tidak memberinya kesempatan untuk berpaling. Letnan Luki terus menyerang Martis.'Luar biasa!' Reka menatap kedua telapak tangannya seraya tersenyum. Rasa lelah yang Reka rasakan masih kalah besarnya dengan rasa senang yang tengah ia rasakan saat ini. Reka merasa sangat senang karena ia berhasil menggunakan teknik sinar laser itu dan juga berhasil membantu Martis mengalahkan satu musuhnya.Tring!"Kalahkan Cyborg yang tersisa, maka tugas berhasil diselesaikan." Satu pemberitahuan lagi muncul pada tampilan sistem milik Reka."Yosh...! Ayo Reka, kau pasti bisa! Hanya satu lagi!" Sambil menepuk-nepuk pelan kedua pipinya sendiri, Reka juga menyemangati dirinya sendiri. Reka terlihat sangat percaya diri setelah mengalahkan Letnan Rei tadi.Bam!Bugh..., boom!Martis berhasil memu
Ternyata Reka belum tahu tentang ramuan pemulih yang Martis katakan. Martis pikir, Reka sudah tahu kalau sistem yang ia miliki itu bisa membeli ramuan pemulih dan juga ramuan penyembuh. Bahkan, masih banyak jenis-jenis ramuan yang lainnya lagi. Martis langsung memiliki niat untuk menjelaskan detailnya lebih jelas lagi kepada Reka nanti, setelah pertarungan ini benar-benar telah usai dan berhasil mereka menangkan. Sebab, semakin Reka mengerti tentang sistem maka akan sangat membantu Martis juga ke depannya nanti."Apa kau benar-benar tidak tahu tentang ramuan pemulih?" Kedua alis Martis langsung mengernyit saat menatap Reka."Kalau aku tahu, untuk apa aku bertanya padamu?" Dengan menghendikkan kedua bahunya, Reka menjawab pertanyaan Martis dengan ekspresi wajah tanpa rasa bersalah.Plak!Terdengar suara Martis yang menepuk keningnya sendiri."Astaga...! Aku kira kau sudah tahu! Semua anggota Herupa itu aku berikan ramuan pemulih dan ramuan penyembuh yang aku dapatkan dari sistem. Coba
Bruk!Kembali terdengar ada suara tubuh seseorang yang jatuh ke lantai.Rupanya itu adalah tubuh Martis yang pingsan. Martis benar-benar tumbang setelah melakukan serangan menggunakan seluruh tenaga terakhirnya tadi. Baru kali ini Martis sampai pingsan setelah bertarung. Entah apa yang akan terjadi pada nasib Herupa seumpama Martis tidak ada di sana."Martis...!" Ketika melihat tubuh Martis yang terkapar di tanah, Mia langsung bersiap untuk berlari guna mendekati Martis. Namun, langkah kaki Mia segera terhenti.Nging...!Kali ini suara yang terdengar adalah suara dengungan yang sangat nyaring dan juga memekikkan telinga semua orang yang ada di sana."Aduh..., telingaku...!" Kedua tangan Mia langsung bergerak menutupi bagian telinganya dan ia juga berjongkok sambil memejamkan kedua matanya.Bukan hanya Mia, tapi semua orang melakukan hal yang sama seperti yang Mia lakukan.Slash...!Jediar..., boom!Ledakan yang satu ini terdengar paling dahsyat.Kali ini, sinar laser yang keluar itu b
Malam ini benar-benar menjadi malam yang sangat panjang bagi Martis dan Herupa.Herupa saling bekerja sama dengan Keamanan Pemerintah untuk membereskan sisa-sisa kekacauan yang terjadi di markas Herupa.Sedangkan ratusan orang pasukan Tentara Bayaran itu, langsung di ringkus dan di gelandangan ke markas Pusat Keamanan Pemerintah untuk ditindak lebih lanjut. Yang jelas, apapun alasan yang dikatakan oleh semua Tentara Bayaran itu, yang pasti mereka semua akan dihukum dan dipenjarakan nantinya. Karena mereka semua itu sudah sangat membuat onar di wilayah Negara Purple Gold. Informasi tentang Tentara Bayaran yang menyerang warga sipil itu juga berhasil menyebar dengan cepat. Berita hangat kabar tentang Herupa yang berhasil mengalahkan Tentara Bayaran ternyata menyebar ke berbagai negara lainnya. Bahkan bukan hanya negara-negara tetangga dan negara kecil saja, juga termasuk beberapa negara besar berhasil mengetahui kabar ini dengan cepat.Kabar tentang Herupa ini bisa menyebar luas dengan
Sebelum tidur, semalam Mia berniat ingin bangun lebih awal guna menyiapkan sarapan pagi untuk Martis. Tapi sayangnya ketika ia terbangun di pagi hari, ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi."Kau sudah bangun?" Baru saja Mia membalikkan tubuhnya yang berniat untuk pergi membuat sarapan pagi, namun Mia malah terkejut saat melihat bahwa Martis sudah membawa satu nampan yang berisikan beberapa menu makanan untuk sarapan. Ada dua mangkuk bubur ayam dan dua gelas susu di atas nampan yang Martis bawa itu."Ma-martis...? Ma-mafkan aku, aku baru terbangun." Karena merasa tidak enak hati, Mia langsung menundukkan wajahnya karena merasa malu juga kepada Martis. Bukannya Mia yang menyiapkan sarapan untuk Martis, eh..., malah sebaliknya. Justru Martis lah yang menyiapkan sarapan pagi untuknya."Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Dan lagi, kenapa kau harus meminta maaf padaku? Hem?" Nampan yang Martis bawa ia letakkan di meja kecil yang ada di dekat Mia."Seharusnya aku
Bam!Boom!Tiap pukulan yang dilancarkan oleh Bos Besar Kelitih dan Jendral Sabo menghasilkan suara ledakan-ledakan.Jendral Sabo juga menggunakan kekuatan elemen api yang ia pusatkan pada tinju kanannya untuk mengincar bagian wajah Bos Besar Kelitih.Siuw...!Blush...!Namun sayangnya, tinju Jendral Sabo hanya menyapu angin.Padahal ketika melancarkan pukulannya tadi, jarak antara mereka berdua sangatlah dekat.'Dia sangat cepat. Bagaimana dia bisa menghindari tinjuku yang jaraknya sedekat itu?' Pikiran Jendral Sabo mulai semakin serius."Makan ini!" Dari arah belakang, tiba-tiba saja Bos Besar Kelitih melancarkan pukulannya ke arah punggung belakang Jendral Sabo.Bam!Jediar...!Boom!Tubuh Jendral Sabo terpental dan menghantam tanah.'Sial! Kenapa dia bisa secepat dan sekuat ini?!' Sangat tidak disangka oleh Jendral Sabo bahwa Bos Besar Kelitih ternyata memiliki kemampuan sehebat ini. Baik dari segi kecepatan maupun kekuatan, Bos Besar Kelitih terlihat lebih unggul dibanding Jendra
Ternyata di tengah-tengah asyiknya mengobrol, Martis membaca satu pemberitahuan dari sistem yang muncul. Martis juga baru ingat kalau dia mendapat hadiah dari tugas yang ia selesaikan kemarin.'Wah iya juga, aku sampai lupa mengecek hadiah dari sistem. Kira-kira apa ya? Aku jadi penasaran.' Sebenarnya Martis ingin segera melihat hadiah yang diberikan sistem, tapi dia sengaja menyimpannya untuk nanti.Beberapa jam kemudian, barulah Reka dan Martis kembali ke rumah orang tua Martis. Wajah ceria Reka benar-benar membuat Martis merasa ikut bahagia. Sepanjang perjalanan, Reka tiada hentinya terus menceritakan tentang pertempuran kemarin.Reka merasa sangat bahagia karena ketika tadi ia menelepon dengan kakeknya, kakeknya sangat memuji kehebatan dan keberanian yang Reka tunjukkan kemarin. Reka juga sangat senang karena mendapat banyak hadiah dari sistem."Kak Martis, kamu juga mendapat hadiah kan, dari sistem milikmu? Apa saja hadiah yang Kak Martis dapatkan?" Setelah sampai di rumah orang
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon