Malam ini benar-benar menjadi malam yang sangat panjang bagi Martis dan Herupa.Herupa saling bekerja sama dengan Keamanan Pemerintah untuk membereskan sisa-sisa kekacauan yang terjadi di markas Herupa.Sedangkan ratusan orang pasukan Tentara Bayaran itu, langsung di ringkus dan di gelandangan ke markas Pusat Keamanan Pemerintah untuk ditindak lebih lanjut. Yang jelas, apapun alasan yang dikatakan oleh semua Tentara Bayaran itu, yang pasti mereka semua akan dihukum dan dipenjarakan nantinya. Karena mereka semua itu sudah sangat membuat onar di wilayah Negara Purple Gold. Informasi tentang Tentara Bayaran yang menyerang warga sipil itu juga berhasil menyebar dengan cepat. Berita hangat kabar tentang Herupa yang berhasil mengalahkan Tentara Bayaran ternyata menyebar ke berbagai negara lainnya. Bahkan bukan hanya negara-negara tetangga dan negara kecil saja, juga termasuk beberapa negara besar berhasil mengetahui kabar ini dengan cepat.Kabar tentang Herupa ini bisa menyebar luas dengan
Sebelum tidur, semalam Mia berniat ingin bangun lebih awal guna menyiapkan sarapan pagi untuk Martis. Tapi sayangnya ketika ia terbangun di pagi hari, ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi."Kau sudah bangun?" Baru saja Mia membalikkan tubuhnya yang berniat untuk pergi membuat sarapan pagi, namun Mia malah terkejut saat melihat bahwa Martis sudah membawa satu nampan yang berisikan beberapa menu makanan untuk sarapan. Ada dua mangkuk bubur ayam dan dua gelas susu di atas nampan yang Martis bawa itu."Ma-martis...? Ma-mafkan aku, aku baru terbangun." Karena merasa tidak enak hati, Mia langsung menundukkan wajahnya karena merasa malu juga kepada Martis. Bukannya Mia yang menyiapkan sarapan untuk Martis, eh..., malah sebaliknya. Justru Martis lah yang menyiapkan sarapan pagi untuknya."Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Dan lagi, kenapa kau harus meminta maaf padaku? Hem?" Nampan yang Martis bawa ia letakkan di meja kecil yang ada di dekat Mia."Seharusnya aku
Bam!Boom!Tiap pukulan yang dilancarkan oleh Bos Besar Kelitih dan Jendral Sabo menghasilkan suara ledakan-ledakan.Jendral Sabo juga menggunakan kekuatan elemen api yang ia pusatkan pada tinju kanannya untuk mengincar bagian wajah Bos Besar Kelitih.Siuw...!Blush...!Namun sayangnya, tinju Jendral Sabo hanya menyapu angin.Padahal ketika melancarkan pukulannya tadi, jarak antara mereka berdua sangatlah dekat.'Dia sangat cepat. Bagaimana dia bisa menghindari tinjuku yang jaraknya sedekat itu?' Pikiran Jendral Sabo mulai semakin serius."Makan ini!" Dari arah belakang, tiba-tiba saja Bos Besar Kelitih melancarkan pukulannya ke arah punggung belakang Jendral Sabo.Bam!Jediar...!Boom!Tubuh Jendral Sabo terpental dan menghantam tanah.'Sial! Kenapa dia bisa secepat dan sekuat ini?!' Sangat tidak disangka oleh Jendral Sabo bahwa Bos Besar Kelitih ternyata memiliki kemampuan sehebat ini. Baik dari segi kecepatan maupun kekuatan, Bos Besar Kelitih terlihat lebih unggul dibanding Jendra
Ternyata di tengah-tengah asyiknya mengobrol, Martis membaca satu pemberitahuan dari sistem yang muncul. Martis juga baru ingat kalau dia mendapat hadiah dari tugas yang ia selesaikan kemarin.'Wah iya juga, aku sampai lupa mengecek hadiah dari sistem. Kira-kira apa ya? Aku jadi penasaran.' Sebenarnya Martis ingin segera melihat hadiah yang diberikan sistem, tapi dia sengaja menyimpannya untuk nanti.Beberapa jam kemudian, barulah Reka dan Martis kembali ke rumah orang tua Martis. Wajah ceria Reka benar-benar membuat Martis merasa ikut bahagia. Sepanjang perjalanan, Reka tiada hentinya terus menceritakan tentang pertempuran kemarin.Reka merasa sangat bahagia karena ketika tadi ia menelepon dengan kakeknya, kakeknya sangat memuji kehebatan dan keberanian yang Reka tunjukkan kemarin. Reka juga sangat senang karena mendapat banyak hadiah dari sistem."Kak Martis, kamu juga mendapat hadiah kan, dari sistem milikmu? Apa saja hadiah yang Kak Martis dapatkan?" Setelah sampai di rumah orang
"Aku...? Apa?" Entah kenapa, Martis merasa sangat penasaran dengan jawaban dari Reka."Aku..., e..., aku ingin membuat istana es!" Dan benar saja, sesuai dugaan Martis. Reka pasti menginginkan sesuatu yang aneh-aneh."Hah? Apa? Istana es? Perft..., hahahaha...!" Tawa Martis langsung menggelegar di dalam ruangan ini.Martis benar-benar tertawa terpingkal-pingkal setelah mendengar Reka yang ingin membuat sebuah istana es menggunakan kekuatan elemen es yang kelak ia kuasai."Kak Martis! Hih...!" Seperti biasa, Reka mengerucutkan bibirnya seraya menggembungkan kedua pipinya. Penampakan wajah Reka yang manja seperti inilah yang membuat Martis sangat gemas."Hahahaha...! Reka, Reka..., kau ini yah, bisa saja. Hahahaha..., aduh, duh..., perutku sakit. Hahahaha...!" Martis tertawa terpingkal-pingkal bahkan sampai keluar air mata di kedua sudut matanya."Sudahlah! Kak Martis tidak asik!" Karena merajuk, Reka berdiri dari duduknya dan kemudian pergi meninggalkan Martis.***Kabar tentang Martis
Martis sungguh tidak menyangka, ketika ia membuka kabar berita di media sosial ternyata namanya sedang viral. Banyak sekali orang yang memuji keberanian dan kehebatan Martis yang telah berhasil mengalahkan dua Cyborg sekaligus.Martis sebenarnya penasaran dengan orang yang telah menyebar luaskan video rekamannya ketika bertarung melawan kedua Cyborg waktu itu. Dan anehnya lagi, orang yang sengaja menyebarkan videonya itu seperti sengaja hanya menonjolkan dirinya saja. Sedangkan bagian video yang terdapat gambar Reka sudah dipotong. Jadi sepengetahuan semua orang, Martis lah yang melawan kedua Cyborg itu seorang diri.'Hem..., aneh. Kenapa cuplikan videonya hanya menampilkan diriku saja? Ke mana cuplikan ketika Reka yang mengeksekusi kedua Cyborg itu kemarin? Sebenarnya, apa tujuan orang ini menyebarkan video pertarungan kami kemarin ya?' Di dalam kamarnya, Martis yang sedang menatap layar ponsel sedang berpikir dan ingin mencari tahu siapa orang yang sengaja menyebarkan video pertarun
"Tidak masalah kok Kak. Justru aku malah ingin melihat Kak Martis bertarung melawan Ayah." Sangat kebetulan sekali bagi Reka yang memang penasaran dengan kemampuan Ayahnya. Apakah Ayahnya bisa mengalahkan Martis, atau tidak? Reka memang sempat memikirkan hal ini."Baiklah, aku akan mencarinya sebentar. Kau tunggu saja di sini dulu, ya?" Tanpa menunggu lama, Martis langsung pergi mencari ayah Reka.Hanya butuh waktu lima menit bagi Martis untuk menemukan keberadaan Roki. Setelah bertemu dengan Roki, Martis juga tidak mau berbasa-basi dan langsung mengutarakan maksud dan tujuannya mencari Roki. Roki juga tidak menolak saat Martis mengajaknya untuk berlatih tanding."Kalau begitu ayo, kita berlatih tanding di tempat biasa aku dengan Reka berlatih saja, Paman." Martis mengajak Roki kembali ke aula di mana tempat ia biasa berlatih bersama Reka.Kali ini mereka sepakat, Reka lah yang akan menjadi wasit dalam pertarungan latih tanding antara Martis dan Roki hari ini."Apakah kalian berdua su
Karena mendengar adanya suara ledakan dari arah tempat Martis yang biasa berlatih, semua anggota Herupa langsung penasaran. Awalnya mereka semua mengira kalau markas Herupa kembali diserang oleh musuh, ternyata setelah mereka berkumpul melihat adanya Martis yang sedang bertarung melawan Roki."Wah..., ternyata Ketua kita sedang berlatih tanding melawan Bos Roki. Lihatlah, mereka berdua sangat kuat!" Dengan perasaan takjub, salah satu anggota Herupa memuji kehebatan Martis dan juga Roki."Aku akan mengabadikan momen seru ini," sahut satu orang lagi. Orang itu mengeluarkan ponselnya kemudian merekam pertarungan latih tanding ini.Boom!Satu ledakan yang sangat keras kembali terdengar.Brak...!Kepalan tinju Martis masih mampu ditahan oleh Roki.Namun ketika tinju Martis belum sempat ia tarik kembali, Roki berhasil melayangkan satu pukulannya ke arah perut Martis. Dan pukulan itu terasa sangat berat.Bam!Tubuh Martis mundur beberapa langkah ketika menerima pukulan dari Roki.'Sial! Pama