Roki langsung mendekati Reka setelah melihat Reka yang ternyata telah sadarkan diri."Reka, bagaimana keadaanmu? Apakah kau masih merasa lemas? Katakan pada Ayah jika ada sesuatu." Roki langsung berlari ke arah Reka dan menggenggam tangan Reka dengan lembut."Ayah jangan khawatir, aku baik-baik saja kok. Tadi aku hanya kelelahan saja." Reka membalas sentuhan lembut dari ayahnya sambil tersenyum manis.Melihat anaknya yang baik-baik saja, Roki tak sanggup menahan rasa bahagianya. Roki langsung menarik tubuh Reka masuk ke dalam dekapannya."Ayah, aku ini sudah besar tahu...!" Namun Reka malah mengerucutkan bibir dan menggembungkan kedua pipinya saat dipeluk oleh ayahnya."Huft..., kau ini yah! Baru besar sedikit saja sudah tidak mau lagi dipeluk oleh Ayah. Padaha-" Awalnya Roki ingin protes kepada Reka, namun belum sempat ia menyelesaikan ucapannya itu, langsung dipotong oleh Reka."Ayah...! Berhentilah memperlakukanku seperti Anak kecil! Hih...! Sudahlah, aku mau membantu Kak Martis!"
"Ups...!" Reka menutup mulut dengan kedua telapak tangannya ketika melihat Martis yang tubuhnya terpental.Blar...!Blar...!Blar...!Bola-bola api seukuran kepala melesat ke arah Letnan Rei dan juga Letnan Luki.Ternyata Reka berusaha mengalihkan perhatian kedua Cyborg itu dengan cara menembakkan bola-bola api miliknya."Aku juga lawan kalian! Jangan hiraukan aku!" Reka sengaja berteriak agar perhatian Letnan Rei dan Letnan Luki benar-benar teralihkan kepada dirinya. Sebab, kalau Reka tidak berusaha menarik perhatian mereka berdua, maka Martis akan kembali diserang.Dan akhirnya Reka berhasil menarik perhatian kedua Cyborg itu. Tatapan kedua Cyborg itu pun akhirnya mengarah kepada Reka. Setelah itu, Reka lah yang akan menjadi sasaran serangan Mereka berdua."Gawat!" Melihat kedua lawannya yang menuju ke arah Reka, Martis langsung cepat-cepat bangkit dan berlari untuk mendekati Reka.Martis tahu persis bagaimana kekuatan kedua musuhnya ini. Jadi, bisa dipastikan Reka tidak akan sanggu
Martis memperhatikan Reka yang nampaknya seperti kelelahan. Nafas Reka terengah-engah setelah menggunakan teknik baru miliknya tadi.Sebenarnya Martis ingin mendekati Reka dan melihat keadaannya, namun Letnan Luki tidak memberinya kesempatan untuk berpaling. Letnan Luki terus menyerang Martis.'Luar biasa!' Reka menatap kedua telapak tangannya seraya tersenyum. Rasa lelah yang Reka rasakan masih kalah besarnya dengan rasa senang yang tengah ia rasakan saat ini. Reka merasa sangat senang karena ia berhasil menggunakan teknik sinar laser itu dan juga berhasil membantu Martis mengalahkan satu musuhnya.Tring!"Kalahkan Cyborg yang tersisa, maka tugas berhasil diselesaikan." Satu pemberitahuan lagi muncul pada tampilan sistem milik Reka."Yosh...! Ayo Reka, kau pasti bisa! Hanya satu lagi!" Sambil menepuk-nepuk pelan kedua pipinya sendiri, Reka juga menyemangati dirinya sendiri. Reka terlihat sangat percaya diri setelah mengalahkan Letnan Rei tadi.Bam!Bugh..., boom!Martis berhasil memu
Ternyata Reka belum tahu tentang ramuan pemulih yang Martis katakan. Martis pikir, Reka sudah tahu kalau sistem yang ia miliki itu bisa membeli ramuan pemulih dan juga ramuan penyembuh. Bahkan, masih banyak jenis-jenis ramuan yang lainnya lagi. Martis langsung memiliki niat untuk menjelaskan detailnya lebih jelas lagi kepada Reka nanti, setelah pertarungan ini benar-benar telah usai dan berhasil mereka menangkan. Sebab, semakin Reka mengerti tentang sistem maka akan sangat membantu Martis juga ke depannya nanti."Apa kau benar-benar tidak tahu tentang ramuan pemulih?" Kedua alis Martis langsung mengernyit saat menatap Reka."Kalau aku tahu, untuk apa aku bertanya padamu?" Dengan menghendikkan kedua bahunya, Reka menjawab pertanyaan Martis dengan ekspresi wajah tanpa rasa bersalah.Plak!Terdengar suara Martis yang menepuk keningnya sendiri."Astaga...! Aku kira kau sudah tahu! Semua anggota Herupa itu aku berikan ramuan pemulih dan ramuan penyembuh yang aku dapatkan dari sistem. Coba
Bruk!Kembali terdengar ada suara tubuh seseorang yang jatuh ke lantai.Rupanya itu adalah tubuh Martis yang pingsan. Martis benar-benar tumbang setelah melakukan serangan menggunakan seluruh tenaga terakhirnya tadi. Baru kali ini Martis sampai pingsan setelah bertarung. Entah apa yang akan terjadi pada nasib Herupa seumpama Martis tidak ada di sana."Martis...!" Ketika melihat tubuh Martis yang terkapar di tanah, Mia langsung bersiap untuk berlari guna mendekati Martis. Namun, langkah kaki Mia segera terhenti.Nging...!Kali ini suara yang terdengar adalah suara dengungan yang sangat nyaring dan juga memekikkan telinga semua orang yang ada di sana."Aduh..., telingaku...!" Kedua tangan Mia langsung bergerak menutupi bagian telinganya dan ia juga berjongkok sambil memejamkan kedua matanya.Bukan hanya Mia, tapi semua orang melakukan hal yang sama seperti yang Mia lakukan.Slash...!Jediar..., boom!Ledakan yang satu ini terdengar paling dahsyat.Kali ini, sinar laser yang keluar itu b
Malam ini benar-benar menjadi malam yang sangat panjang bagi Martis dan Herupa.Herupa saling bekerja sama dengan Keamanan Pemerintah untuk membereskan sisa-sisa kekacauan yang terjadi di markas Herupa.Sedangkan ratusan orang pasukan Tentara Bayaran itu, langsung di ringkus dan di gelandangan ke markas Pusat Keamanan Pemerintah untuk ditindak lebih lanjut. Yang jelas, apapun alasan yang dikatakan oleh semua Tentara Bayaran itu, yang pasti mereka semua akan dihukum dan dipenjarakan nantinya. Karena mereka semua itu sudah sangat membuat onar di wilayah Negara Purple Gold. Informasi tentang Tentara Bayaran yang menyerang warga sipil itu juga berhasil menyebar dengan cepat. Berita hangat kabar tentang Herupa yang berhasil mengalahkan Tentara Bayaran ternyata menyebar ke berbagai negara lainnya. Bahkan bukan hanya negara-negara tetangga dan negara kecil saja, juga termasuk beberapa negara besar berhasil mengetahui kabar ini dengan cepat.Kabar tentang Herupa ini bisa menyebar luas dengan
Sebelum tidur, semalam Mia berniat ingin bangun lebih awal guna menyiapkan sarapan pagi untuk Martis. Tapi sayangnya ketika ia terbangun di pagi hari, ia melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul delapan pagi."Kau sudah bangun?" Baru saja Mia membalikkan tubuhnya yang berniat untuk pergi membuat sarapan pagi, namun Mia malah terkejut saat melihat bahwa Martis sudah membawa satu nampan yang berisikan beberapa menu makanan untuk sarapan. Ada dua mangkuk bubur ayam dan dua gelas susu di atas nampan yang Martis bawa itu."Ma-martis...? Ma-mafkan aku, aku baru terbangun." Karena merasa tidak enak hati, Mia langsung menundukkan wajahnya karena merasa malu juga kepada Martis. Bukannya Mia yang menyiapkan sarapan untuk Martis, eh..., malah sebaliknya. Justru Martis lah yang menyiapkan sarapan pagi untuknya."Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Dan lagi, kenapa kau harus meminta maaf padaku? Hem?" Nampan yang Martis bawa ia letakkan di meja kecil yang ada di dekat Mia."Seharusnya aku
Bam!Boom!Tiap pukulan yang dilancarkan oleh Bos Besar Kelitih dan Jendral Sabo menghasilkan suara ledakan-ledakan.Jendral Sabo juga menggunakan kekuatan elemen api yang ia pusatkan pada tinju kanannya untuk mengincar bagian wajah Bos Besar Kelitih.Siuw...!Blush...!Namun sayangnya, tinju Jendral Sabo hanya menyapu angin.Padahal ketika melancarkan pukulannya tadi, jarak antara mereka berdua sangatlah dekat.'Dia sangat cepat. Bagaimana dia bisa menghindari tinjuku yang jaraknya sedekat itu?' Pikiran Jendral Sabo mulai semakin serius."Makan ini!" Dari arah belakang, tiba-tiba saja Bos Besar Kelitih melancarkan pukulannya ke arah punggung belakang Jendral Sabo.Bam!Jediar...!Boom!Tubuh Jendral Sabo terpental dan menghantam tanah.'Sial! Kenapa dia bisa secepat dan sekuat ini?!' Sangat tidak disangka oleh Jendral Sabo bahwa Bos Besar Kelitih ternyata memiliki kemampuan sehebat ini. Baik dari segi kecepatan maupun kekuatan, Bos Besar Kelitih terlihat lebih unggul dibanding Jendra