"Tidak, itu bukan fitnah!" Orang yang tadi, ternyata masih saja tetap mengotot. Ia bersikeras mengatakan kalau semua ini bukanlah fitnah belaka.Namun beberapa detik kemudian ada yang menyela dan berjalan dari arah belakang kerumunan."Tentu saja itu adalah fitnah!" Ternyata ada seorang gadis cantik yang terlihat tengah menyeret tubuh seseorang. Kehadirannya langsung menarik perhatian semua orang."Hani?" ujar Martis. Martis sedikit terkejut kenapa Hani bisa ada di sini.Gedebugh!Ada suara dentuman.Kemudian Hani dengan kasarnya melemparkan tubuh seorang pria yang tadi diseretnya. Entah dari mana Hani menangkap orang itu."Katakanlah yang sebenarnya! Jangan berbohong sedikitpun! Dengar tidak?!" Wajah Hani yang cantik, terlihat sangat menyeramkan ketika ia sedang marah. Bahkan Martis sampai meneguk ludahnya dengan susah payah ketika melihat seramnya wajah marah Hani."Ba-baiklah, baiklah. Aku akan katakan semuanya. Aku tidak akan berbohong sedikitpun." ujar pria itu yang ketakutan.Pr
Puluhan orang yang tubuhnya sudah diikat itu menyesal telah melakukan hal ini kepada Herupa.Karena tadi ada beberapa orang yang sempat melawan, wajah orang-orang itu terlihat ada yang babak belur dihajar oleh Dafantri dan Herupa yang lainnya.Martis sempat menanyakan pada Odele apa yang harus ia lakukan terhadap segerombolan pengacau ini. Dan Odele mengatakan akan menyuruh bawahannya untuk datang ke markas Herupa dan menangkap puluhan orang tersebut. Sebelum panggilan telepon tadi terputus, Odele juga mengatakan kepada Martis kalau ada suatu organisasi yang sebenarnya dikelola oleh Kelitih dengan kedok menerima bantuan sosial. Nampaknya organisasi itu adalah segerombolan orang yang mengacau ini. Martis berasumsi, mereka pasti iri karena lebih banyak orang yang datang dan memberikan donasi melalui Herupa ketimbang organisasi mereka.Masalah pengacau akhirnya bisa diselesaikan oleh Martis dengan mudah. Untungnya tidak terjadi kerusakan properti di markas Herupa. Jadi, kegiatan di mark
Bos Besar Kelitih dan Jendral Sabo langsung melihat ke arah salah satu Kelitih yang datang itu. Kemudian barulah tekanan aura kekuatan mereka berdua ditarik kembali."Siapa dia? Suruh masuk saja." ujar Bos Besar Kelitih.Beberapa saat kemudian ada tiga orang yang masuk ke ruangan di mana Jendral Sabo dan Bos Besar Kelitih berada."Lapor, Jendral Sabo! Saya adalah Letnan Rei, dan ini adalah kedua rekan saya.""Lapor, Jendral! Saya adalah Letnan Luki.""Lapor Jendral! Saya adalah Letnan Rasidin."Ketiga orang itu langsung berdiri tegap dan memberi hormat ke arah Jendral Sabo."Mana yang lainnya? Apakah hanya kalian bertiga saja yang dikirim oleh Jendral Doragon?" Jendral Sabo heran, kenapa hanya ada tiga orang saja yang datang. Padahal, mereka mengatakan akan mengirim ratusan Tentara Bayaran untuk melakukan serangan terhadap markas Herupa."Kami bertiga yang memang berangkat terlebih dahulu, Jendral. Yang lainnya sudah sebagian sampai, namun yang sebagian lagi masih dalam perjalanan." T
Ketika Martis membuka layar ponselnya, ada lima buah pesan sekaligus yang masuk. Itu semua pesan yang dikirimkan oleh Odele.Martis membacanya satu persatu. Terlihat jelas kalau wajah Martis langsung berubah menjadi serius setelah membaca pesan-pesan dari Odele itu.Isi pesan yang pertama, Odele mengatakan kalau Martis dan Herupa harus segera bersiap untuk menghadapi serangan dari Bos Besar Kelitih. Odele mengatakan besok pagi harus langsung bersiap siaga.Pesan yang kedua, Martis disuruh kembali menyuruh Herupa mengungsikan para warga yang ada di sekitar markas Herupa.pesan yang ketiga, Martis harus ikut turun tangan. Karena Odele mendapat informasi dari anak buahnya kalau yang akan menyerang markas Herupa kali ini adalah para Tentara Bayaran kelas atas.Pesan yang keempat, Martis harus mengumpulkan semua keluarganya dan harus segera di pindahkan ke kediaman Jendral Valdo agar lebih aman. Dan termasuk juga teman-teman Martis, yaitu Selena dan Layla. Odele takut Bos Besar Kelitih akan
Martis, Reka, dan Roki langsung menengok ke arah sumber suara. Ketika Martis melihat siapa yang berbicara itu, Martis langsung menghela nafas panjangnya."Huft...," Terdengar Martis menghela nafasnya.Sontak hal itu membuat Reka dan Roki menatap ke arah Martis untuk meminta penjelasan.Ternyata Mia datang ke markas Herupa. Tanpa berbasa-basi Mia juga langsung berjalan kemudian duduk tepat di samping Martis."Kenapa tatapan mata kalian berdua seperti itu?" tanya Martis pada Reka dan Roki."Bukankah seharusnya aku yang bertanya padamu?" Dengan ekspresi sedikit bingung, Roki balik bertanya kepada Martis."Aku kira Paman Roki sudah kenal dengan dia. Dia adalah Mia. Dia bekerja di bawah perintah Bibi Odele." Martis memperkenalkan Mia kepada Roki sambil sedikit melirik ke arah Mia."Kenapa kau melirikku seperti itu?!" Entah kenapa, Martis merasa merinding saat berada di samping Mia."Hey Ayah, lihatlah. Belum apa-apa saja Kak Martis sudah terlihat takut istri, hahahaha...!" Sebelah tangan R
Setelah puas mendengarkan mereka yang sedang menyusun rencana, akhirnya Mia membuka mulutnya untuk bertanya. Sebab, sejak tadi ia merasa kalau dirinya hanya menjadi seperti pajangan saja.Martis terus memberikan pengarahan dan perintah pada yang lainnya, termasuk Reka. Namun tidak dengan Mia. Sebab itulah Mia akhirnya bertanya ketika ada kesempatan."Mia, ada tugas penting yang harus kau lakukan nanti. Kau tidak akan ikut bertempur. Tapi kau akan berada di barisan paling belakang. Kau sudah aku siapkan satu tugas penting." Tanpa melihat ke arah Mia, Martis menjawab pertanyaan yang Mia tanyakan tadi."Martis, bisakah kau memberitahukan apa tugas untukku itu?" Mia menarik lengan Martis agar Martis mau menatap ke arahnya."Tugasmu untuk merawat anggota Herupa yang terluka. Kau akan aku jadikan Ketua tim medis. Nanti akan ada beberapa orang yang akan membantumu. Tugasmu ini sangatlah penting, Mia. Jadi, aku harap kau bersungguh-sungguh melaksanakannya. Apa kau keberatan?" Martis membalas
Martis melihat ada satu teknik yang menarik perhatiannya. Kali ini, Martis tidak mau tertipu lagi seperti kemarin. Kemarin ia sempat tertarik dengan teknik yang ternyata teknik itu hanya bisa ia dapatkan setelah ia menikah."Teknik Gravitasi? Wah, sepertinya teknik ini sangat luar biasa." Mata Martis berbinar setelah ia membaca rincian dan panduan teknik Gravitasi yang ada di menu penjualan sistem."Harganya sangat mahal!" Ketika melihat harga jual teknik Gravitasi itu, kedua mata Martis langsung terbelalak. Ternyata harganya sebesar dua puluh lima miliar! Wow! Mahal sekali!Tring!"Pembelian gagal! Saldo yang tersisa di dompet sistem tinggal dua puluh miliar. Selesaikan beberapa tugas agar saldo Martis bertambah.""Hem..., nampaknya aku terlalu banyak menggunakan uangku guna membeli barang dan obat-obatan untuk persiapan tempur nanti. Padahal aku sangat penasaran dengan teknik ini. Kalau aku bisa memilikinya, pasti akan sangat berguna. Walaupun ada batasan penggunaanya dalam jangka w
Jendral Valdo mencoba menebak, apakah informasi yang didapatkan Letnan Odele benar atau tidak. Kalau memang benar Bos Besar Kelitih adalah Jendral Sam, maka Martis benar-benar menghadapi musuh yang sangat kuat."Letnan Odele, bisakah kau mempercepat penyelidikan tentang Bos Besar Kelitih?" tanya Jendral Valdo."Siap, Jendral. Akan aku usahakan secepat mungkin penyelidikan ini. Tapi aku membutuhkan ijin dari Pemerintah Pusat untuk mengotopsi kembali jenazah Jendral Sam. Apakah kira-kira aku akan mendapatkan ijin itu?" Sebenarnya Letnan Odele merasa ragu akan hal ini. Sebab, membongkar makam yang usianya sudah bertahun-tahun lamanya akan melalu proses yang sulit."Kalau tentang itu, serahkan saja padaku. Aku akan mengadakan rapat dan membahas poin ini dengan para Petinggi Negara terlebih dahulu. Aku tidak bisa memutuskan hal ini secara sepihak. Karena ini sudah menyangkut kejadian di masa lalu. Aku harap kau bisa mengerti dan mengikuti prosedur yang ada." Walaupun sulit, Jendral Valdo t