"Boleh juga kau Bocah. Tapi jangan sombong dulu!" ucap pria itu. Nampaknya pria yang berkepala botak adalah pemimpin mereka. Mereka berjumlah sepuluh orang.Siuw...!Pria botak itu langsung menerjang ke arah Martis. Tentu saja usahanya itu akan sia-sia. Martis mengaktifkan kekuatan yang menambah kecepatan tubuhnya dari sistem.Tring!"Tugas dadakan! Kalahkan para Kelitih. Dan dapatkan hadiahnya!"Martis melihat lagi ternyata ada pemberitahuan lagi dari sistem.Martis mulai terbiasa dengan sistem."Semoga saja kali ini hadiahnya adalah uang, hehehe," gumam Martis.Martis masih meladeni para Kelitih. Martis bergerak ke sana kemari menghindari semua serangan para Kelitih itu. Untung saja Martis menggiring mereka keluar toko. Kalau tidak, toko kue milik Marten pasti akan berantakan karena pertarungan mereka ini.Marten masih mengamati dari jarak beberapa puluh meter. Marten juga penasaran sehebat apa kemampuan anak kesayangannya ini."Anakku hebat!" gumam Marten.Bugh!Bugh!Bugh!Martis
Sepuluh menit kemudian nampaknya pria botak berbadan besar itu mulai kelelahan. Dan dia juga kesal ketika mengetahui kalau Martis seperti tidak merasa lelah sedikitpun. Yang membuat pria botak itu tambah kesal lagi, padahal ia sempat beberapa kali mengenai pukulannya ke tubuh Martis, namun Martis biasa-biasa saja. Tidak mengalami luka sedikitpun. Sedangkan dia? Dia merasakan sakit berkali-kali pada tubuhnya ketika di pukul oleh Martis beberapa kali tadi. Padahal, pria botak itu sudah mengeluarkan semua kekuatannya. Terutama kekuatannya yaitu ketahanan tubuh. Baru kali ini juga ia menemukan lawan yang mampu menembus pertahanan tubuhnya."Ada apa?" tanya Martis sambil tersenyum.Melihat itu, amarah pria botak itu semakin bertambah. Seakan-akan Martis menganggapnya remeh. Bagaimana bisa anak seusia Martis bisa mengalahkannya? Begitulah pikir pria botak itu.Siuw...!Bugh!Bugh!Bugh!Mereka berdua kembali beradu pukulan. Karena sudah puluhan menit mereka bertarung, tentu saja banyak ener
Martis langsung bersiap akan menuju toko kue milik orang tuanya itu."Martis, biar Ayah saja yang ke sana. Kau tetaplah di sini saja," ucap Marten yang ingin mencegah Martis pergi. Marten khawatir akan terjadi sesuatu pada anak kesayangannya ini."Tidak Ayah! Mungkin tadi belum cukup untuk membuat mereka jera. Aku juga mau menunjukkan pada semua orang kalau aku ini bukanlah anak cacat! Aku memiliki kekuatan! Aku adalah yang terkuat!" jawab Martis.Karena melihat tekad yang kuat dari tatapan mata Martis, akhirnya Marten membiarkannya pergi. Marten juga percaya kalau Martis akan baik-baik saja. Yang tak disangka oleh Marten adalah, ketika ia melihat Marta justru Marta terlihat sangat percaya pada anaknya itu.Akhirnya Martis pergi menuju toko kue.***Martis akhirnya berlari ke toko kue milik keluarganya. Martis khawatir kalau ia sampai terlambat maka toko kue itu akan hancur.Tak lama kemudian Martis pun sampai di sana. Ketika sampai, Martis melihat ada banyak sekali Kelitih yang datan
Kemudian semua anak buah Anton maju dan menyerang Martis. Sedangkan Anton agak menjauh. Anton juga sebenarnya terkejut dengan kemampuan Martis tadi. Kecepatannya luar biasa. Sebab itu lah Anton akan melihat terlebih dahulu sebatas mana kemampuan Martis sebelum ia melawannya.Martis tadinya berniat ingin langsung menghajar Anton. Tapi ternyata Anton tidak bodoh. Anton sengaja menyuruh anak buahnya yang maju terlebih dahulu. Tadi Anton sempat diberitahukan oleh pria botak yang sudah babak belur dibuat Martis.Bugh!Bugh!Brak!Plak, plak, plak!Anton memperhatikan Martis yang sedang dikepung puluhan orang."Berarti benar. Anak ini kekuatannya tidaklah biasa. Aku harus berhati-hati. Gerakannya sangat cepat dan pukulannya pun terasa kuat," gumam Anton. Anton melihat tangannya yang agak lebam. Ada sedikit luka lebam di tangan Anton karena menahan serangan Martis yang barusan."Usianya masih sangatlah muda. Kalau aku bisa mengalahkannya, aku akan membujuknya menjadi bawahanku. Pasti aku bis
Bugh!Bugh!Bugh!Martis kembali menyerang dan berhasil menumbangkan satu lagi anak buah Anton yang tersisa."Sekarang giliran kau yang terakhir," ucap Martis. Martis menunjuk ke arah Anton.Entah kenapa, Anton sempat meneteskan keringat di dahinya. Tatapan Martis seperti memiliki tekanan yang kuat.Tapi Anton kembali tersadar. Ia yang awalnya ingin menjadikan Martis bawahannya, kini pikiran itu dibuang jauh-jauh dari otaknya. Yang Anton pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya dia mengalahkan Martis.Pertarungan Martis ini ternyata disaksikan banyak orang. Tentu saja semua yang menyaksikan sambil bersembunyi. Dan kebanyakan orang yang menyaksikan pertarungan itu adalah orang-orang yang sering menganggap remeh Martis. Akhirnya banyak gosip yang menyebar.Ada yang mengatakan kalau sebenarnya Martis itu hanya berpura-pura lemah. Ada juga yang mengatakan kalau kekuatan Martis baru terbangkitkan dan penyebab kekuatan Martis yang sekarang adalah efek dari kekuatan yang meledak karena tel
Kali ini Martis terlihat agak kesulitan mengindari serangan dari Anton.Nampaknya kekuatan elemen api Anton berbeda dari kekuatan elemen api yang biasanya. Bagaimana tidak? Martis sudah mencoba elemen tanah dan elemen besi untuk menghalau kekuatan api Anton. Akan tetapi, hasilnya tetap sama saja. Api itu mampu membakar tameng elemen tanah dan besi milik Martis.Anton juga sebenarnya terkejut ketika mengetahui Martis dapat menggunakan beberapa kekuatan elemen.Martis masih belum mendapatkan celah untuk menyerang balik Anton."Bagaimana ini? Kenapa dia tidak kelelahan setelah melakukan serangan bertubi-tubi seperti ini? Dan lagi, elemen apinya juga sangat berbeda," gumam Martis. Martis perlu memutar otaknya agar menemukan cara untuk mengalahkan Anton."Hergh...! Rasakan ini!" teriak Anton.Siuw...!Ber...!Blam...!Anton menambah kekuatan apinya. Ada bola api berukuran besar yang keluar dari mulutnya. Kemudian Anton menembakkannya ke arah Martis."Gawat! Kalau aku menghindar, maka bangu
Martis memukuli wajah Anton sampai wajah Anton menjadi babak belur.Beberapa menit kemudian Martis berhenti untuk menarik nafas sejenak.Ternyata Anton belum juga kalah. Anton masih bisa bangkit. Namun sayangnya, Martis tidak membiarkan Anton untuk memulihkan dirinya. Martis takut kalau Anton menggunakan pil aneh atau semacamnya lagi."Ternyata kau belum menyerah juga ya. Rasakan ini!" ucap Martis.Martis kembali maju dan memukul wajah Anton bertubi-tubi.Kali ini tubuh Anton kembali mendapat luka-luka. Martis rupanya menambah lagi kekuatannya. Bugh!Bugh!Bugh!Kali ini Martis tidak akan berhenti sampai Anton benar-benar kalah.***Martis memukuli Anton selama tiga puluh menit! Wow!Tentu saja itu akan menguras stamina Martis. Ditambah lagi, Martis menggunakan boost. Belum lagi Martis yang menggunakan cara menggabungkan beberapa kekuatan elemen.Setelah terengah-engah, Martis melihat jam tangan miliknya. Martis masih lega ternyata stamina yang ia miliki masih tersisa lima puluh pers
Martis di ajukan banyak sekali pertanyaan. Dan Martis menjawab semuanya dengan hati-hati.Martis juga sempat ditanya tentang keberadaan Anton. Martis terpaksa berbohong. Martis mengatakan tadi ketika Anton sudah berhasil ia kalahkan, ada beberapa orang lagi yang datang dan membawa Anton pergi. Martis mengatakan kalau orang-orang yang datang itu juga dari anggota Kelitih.Semua anggota Kelitih itu akhirnya dibawa menggunakan mobil patroli keamanan menuju penjara untuk diproses lebih lanjut. Namun tentu saja Martis tahu apa yang mereka lakukan karena Martis sudah mendengar semuanya dari Odele tadi.***Ketika langit mulai gelap, keadaan di toko kue Marten sudah mulai kembali tenang. Karena ada beberapa bangunan yang rusak dan hancur, orang-orang di sana mulai saling membantu untuk membersihkan puing-puing bangunan yang rusak.Martis merasa sangat bersalah ketika melihat keadaan di sekitar yang terlihat kacau.Martis akhirnya telah membulatkan tekadnya. Ia berdiri di tengah jalan dan mem
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang."Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya."Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomunikasi
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah kuat
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang disekitar yang dapat merasakannya.'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,'Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini.Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan."Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat."Denki Gama...!"Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini.Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan."Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini sebagai Raja Ke
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te