Martis pergi bersama Martanto menuju rumahnya.Di sepanjang jalan, Martis terus mengingat wajah Martanto yang terasa familiar. Namun Martis tidak berhasil mengingatnya."Ada apa Martis? Kau seperti orang kebingungan," ujar Martanto."E-anu..., tidak Tuan, eh Paman," jawab Martis.***Beberapa menit kemudian Martis dan Martanto tiba di rumah Martis. Ternyata Marta sudah menunggu kedatangan Martis di depan pintu. Tentunya ditemani oleh Marten juga."Martis...!" teriak Marta. Marta berlari dan memeluk tubuh Martis."I-ibu..., aku baik-baik saja," ucap Martis. Martis membalas pelukan Marta dan mengelus punggungnya guna menenangkan Marta. Namun Marta tetap saja menangis terisak."Sudahlah Marta, lihatlah..., Martis baik-baik saja," ucap Marten.Marten baru sadar dengan sosok Martanto yang datang bersama Martis."Ibu, sebaiknya kita masuk saja dulu. Kita kedatangan tamu. Ayo Paman, kita masuk," ucap Martis. Martis melepas pelukan Marta dan menggandeng tangan Marta guna mengajaknya masuk ke
Keesokan harinya, Martis bangun pukul sepuluh pagi. Ketika bangun, Martis meraih jam tangannya dan terkejut saat melihat kalau ini sudah pukul sepuluh."Gawat! Aku kesiangan! Aku kan mau ke rumah Bibi Odel. Ini pasti gara-gara semalam aku latihan, tubuhku terasa lelah. Huft...," gumam Martis. Ia menepuk jidatnya sendiri. Kemudian Martis buru-buru pergi ke kamar mandi.Setelah selesai mandi, Martis melihat di meja makan sudah ada sarapan yang ibunya sediakan.Marta tadi pagi sengaja tidak membangunkan Martis. Marta sempat masuk ke dalam kamar Martis dan tidak tega untuk membangunkannya.Sebelum pergi, Martis sempat mengecek saldo di kartu uang miliknya. Ternyata benar saja, karena semalam Martis berhasil menyelesaikan latihannya uang itu langsung masuk ke saldo kartu uang miliknya.***Martis pergi menuju alamat yang Odele berikan kepadanya kemarin. Di sepanjang jalan, Martis juga terpikirkan sesuatu. Kebetulan saat ia berjalan menuju rumah Odele, Martis melewati toko pakaian tempat Mi
Odele memukuli wajah Anton beberapa kali. Martis awalnya ingin menghentikan Odele melakukan itu. Namun Martis tidak berani dan hanya diam menyaksikan Anton yang disiksa."Bagaimana, Martis? Apa kau juga mau membantuku memukulinya? Dia sangat keras kepala. Dia belum juga mau membuka suara. Mulutnya rapat juga ternyata," ujar Odele.Padahal wajah Odele bisa dikatakan sangat cantik. Tapi..., di balik kecantikannya itu ada sisi kejam yang sangat menyeramkan!"Entahlah Bibi. Jujur saja, aku datang kemari justru ingin meminta saran pada Bibi. Aku bingung harus berbuat apa," jawab Martis."Kalau begitu, bantu aku mengorek informasi tentang Kelitih dari pria ini," ucap Odele."Bagaimana caranya Bibi? Aku akan dengan senang hati membantu Bibi," jawab Martis."Bagus! Hal yang perlu kau lakukan adalah menyiksa pria ini sampai ia mau buka suara. Kalau tetap tidak mau juga, terpaksa kita bunuh saja dia," ucap Odele dengan entengnya."Me-membunuh? Bi-bibi..., tunggu dulu. A-aku..., aku tidak mau me
Ketika di dalam kamarnya, Martis berniat ingin melatih fisiknya kembali. Ia juga membaca tugas-tugas latihan yang ada pada sistem.Martis akhirnya memutuskan untuk latihan Squat-jump malam ini."Baiklah, squat-jam seratus kali mungkin tidak masalah untuk malam ini," gumam Martis.***Keesokan harinya, Martis mengecek lagi saldo yang ada pada kartu uang miliknya. Martis terkejut karena ada puluhan juta di dalamnya."Aku malah jadi bingung menggunakan uang ini untuk apa. Hem..., apa aku gunakan untuk membeli rumah saja ya?" gumam Martis.Hari ini Martis berniat ingin mencari udara segar. Martis berjalan mengelilingi desanya sendirian.Awalnya Martis tidak sadar kalau ada beberapa orang yang mengintainya dari kejauhan. Nampaknya para pengintai itu sangat lihai. Bahkan sistem saja tidak memberikan peringatan pada Martis.Akhirnya tidak sengaja Martis sampai di depan toko pakaian tempat Mia bekerja.Ketika Martis ingin masuk ke toko pakaian itu, Martis melihat sebuah keributan."Kau bodoh!
Martis tidak bisa menyerang balik musuhnya. Bagaimana mau menyerang? Terlihat saja tidak.Blar!Siuw,, boom!Brush...!Martis dan Mia berlindung di dalam benteng elemen tanah milik Martis."Sebenarnya siapa mereka? Kenapa menyerangku tiba-tiba begini? Argh....! Sial! Mia..., maafkan aku, aku membawamu dalam masalah ini," ujar Martis."Tidak apa Martis. Ini bukan salahmu," jawab Mia.Sebenarnya, di dalam lubuk hatinya, Mia merasa senang. Senang karena Martis berusaha melindunginya.Beberapa menit kemudian, tidak lagi terdengar ada suara serangan yang menghantam benteng elemen tanah Martis."Apa mereka sudah pergi?" gumam Martis.Tapi Martis tidak mau ambil resiko. Martis tetap berada di dalam bentengnya. Kalau saja tidak bersama Mia, mungkin Martis akan mencari musuh yang ada di kegelapan itu.Sepuluh menit kemudian barulah Martis membuka bentengnya."Ternyata sudah pergi. Sebenarnya siapa mereka? Apa yang mereka inginkan?" gumam Martis."A-anu..., Martis..., terima kasih," ucap Mia."
Satu Minggu kemudian, sepertinya suasana terasa tenang-tenang saja. Padahal Martis selalu saja waspada setiap harinya. Martis khawatir kalau akan ada yang menyerangnya lagi secara tiba-tiba seperti waktu itu. Namun nyatanya Martis tidak mengalami hal seperti itu.Kebetulan, setiap malam sebelum akan tidur Martis rajin berlatih. Dan latihan yang Martis lakukan sesuai dengan yang ada pada sistem. Martis hari ini berencana mengajak Mia berbelanja. Karena tabungan di kartu uang milik Martis isinya sangat banyak.Tapi setelah dipikir-pikir kembali, Mia baru saja tiga hari bekerja di tempat Odele. Odele mengangkat Mia menjadi asisten pribadinya. Karena Mia baru saja bekerja, Martis tidak jadi mengajaknya bersantai.Hari ini kebetulan cuacanya sangat cerah. Martis berjalan kaki tanpa tahu ke mana arah tujuannya. Yang jelas, Martis menikmati hari bersantainya ini.Tanpa disengaja, Martis berjalan kaki sampai ke daerah perbukitan. Martis melihat pemandangan yang sangat indah dari atas bukit.N
Ternyata tadi ketika Layla sedang ingin berbelanja ke pasar, Layla di cegat oleh tiga berandalan ini. Layla yang panik akhirnya berlari tanpa berpikir ke mana arahnya berlari. Sampai akhirnya Layla malah berlari ke daerah yang sepi penduduk.Martis telah mengerti apa yang terjadi. Dan tak lama kemudian ada beberapa orang suruhan Odele yang sampai di sana. Tiga berandalan yang sudah babak belur itu dibawa untuk segera di proses secara hukum. Mereka pasti akan dipenjara."Layla, ayo ikut aku. Lihatlah pakaianmu, sudah kotor seperti itu. Pakai saja jaketku ini dulu. Nanti kita mampir ke toko pakaian dan cari beberapa untukmu," ucap Martis."Ta-tapi..., Martis...," ucap Layla."Sudah, jangan khawatir. Ikut saja,"Akhirnya Layla mengikuti Martis. Di sepanjang jalan juga Martis dan Layla saling bercerita pengalaman mereka selama ini. Layla dulunya juga adalah teman bermain Martis ketika masih kecil. Namun Layla kerap dimarahi kedua orang tuanya ketika ketahuan bermain bersama Martis. Alasan
Martis tidak lari. Justru dia melawan tinju tiga orang itu secara bergantian.Bam!Brak!Krak...!Salah satu tangan pengawal Agus akhirnya berhasil Martis patahkan. Padahal kalau dilihat dari postur tubuhnya, tidak akan ada yang menyangka kalau Martis berhasil mematahkan tangan orang itu hanya dengan beradu tinju!Ayah Layla, Kris, ia tidak menyangka kalau Martis bisa sehebat ini. Padahal Kris tahu kalau Martis sejak kecil sudah dijuluki anak cacat.Bugh!Bugh!Bugh!Martis tidak memberikan kesempatan sedikitpun pada ketiga pengawal Agus itu. Martis terus memukuli wajah dan tubuh ketiga orang ini.Agus mundur dan ketakutan ketika melihat ketangkasan Martis. Bahkan Agus tidak sadar sampai bersembunyi di balik badan Kris.Sepuluh menit kemudian tiga orang itu berhasil Martis tumbangkan. Wajah mereka sudah penuh luka lebam! Bahkan hidung mereka masing-masing dibuat patah oleh Martis.Pruk, pruk, pruk...!Martis membersihkan debu di tangannya."Selesai...," ucap Martis.Martis menatap ke
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan.'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Akan bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya.'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!'Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang kaus akan wilayah kekuasaan.Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaja mema
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me
Setelah mendapatkan suplai tambahan kekuatan dari benih yang ia tanam dengan rahasia pada simbol Konsorsium Umbra, Raja Kegelapan kembali menghubungi Archon untuk menagih persyaratan yang telah mereka sepakati beberapa hari yang silam. "Archon! Apakah kenapa kau tidak langsung menghubungiku?!" Raja Kegelapan membentak Archon karena kesal. "Maafkan Hamba, Yang Mulia. Tenang saja, syarat yang telah saya setujui kemarin sudah siap. Ke mana saya harus mengantarkan para Gadis perawan ini, Yang Mulia?" Archon berkata dengan sangat sopan, padahal dalam hatinya ia merasa jengah terhadap Raja Kegelapan. "Tinggalkan semua Gadis perawan itu di dalam ruangan ini setelah kau pergi. Ingat! Jangan biarkan ada seorangpun yang mendekati ruangan itu selama aku melakukan proses ritual kegelapan nanti," ujar Raja Kegelapan menegaskan pada Archon. "Dan kau juga jangan berada terlalu jauh dari sini. Karena setelah ritual kegelapan itu selesai, aku harus segera memasukkan inti kekuatan ke dalam tubuhmu
Saat Martis sudah berada tepat di hadapan musuhnya, tiba-tiba Martis mendapatkan peringatan dari sistem bahwa ada tanda bahaya dari pria itu. Awalnya Martis mengira ia telah berhasil mengalahkannya. Namun ternyata pria itu masih memiliki satu trik tersembunyi. "Aku masih punya ini...!" Pria itu merobek bajunya, dan kemudian menggigit jari telunjuknya agar mengeluarkan tetesan darah. Setelah itu, ia menempelkan tetesan darah itu ke dadanya, yang di mana terdapat simbol yang diberikan oleh Konsorsium Umbra. Tubuh pria itu yang memang tadinya sudah berotot, kini otot-ototnya semakin membesar. Kedua matanya melotot, raut wajahnya sangat menyeramkan. Tubuhnya menggeliat kesakitan sambil meraung. Raungan itu membuahkan telinga Martis sakit. 'Apa yang terjadi padanya?' tanya Martis dalam batinnya. 'Kekuatan macam apa ini? Tapi tunggu! Sepertinya aku tidak asing dengan aura yang dipancarkan dari kekuatan itu.' Martis berpikir sejenak, dan akhirnya ia mengingatnya. 'Sudah kuduga, ternyata
Setalah Freya dan Alpha berhasil mengalahkan pria jelek itu, Martis merasa sedikit lega karena meminta sistem untuk mendeteksi hawa kehidupan Freya dan Alpha yang ternyata mereka berdua masih hidup. Hanya saja, keadaan Freya cukup mengenaskan. Freya terluka cukup parah.Selagi perhatian Martis tertuju pada Freya dan Alpha dalam sesaat, musuhnya memanfaatkan celah itu."Punch of Light...!" teriak musuh Martis, ia menggunakan teknik dan jurus yang sama dengan apa yang Martis gunakan.Saat ini, Martis juga tengah menghadapi pertarungan yang sengit karena kemampuan musuh yang Martis hadapi adalah teknik "Copy Paste". Teknik ini sangat unik, di mana penggunanya dapat meniru semua teknik dan jurus yang dilakukan oleh lawan. Dan lagi, dampak dan kekuatannya bahkan benar-benar sama. Hal inilah yang membuat Martis merasa kewalahan dalam menghadapinya.'Aku lengah...!' gumam Martis, ia baru sadar mendapati dirinya lengah sesaat setelah merasakan pukulan yang mengenai perutnya.Tubuh Martis terp