Share

Pengendali Sistem Terkuat
Pengendali Sistem Terkuat
Penulis: Rendi OP

01. Sistem

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Martis kembali dipukuli oleh lima orang ketika Martis pulang dari berbelanja.

"Hey, anak cacat! Jangan lewat sini lagi. Kalau besok-besok kau masih lewat sini, kami akan menghajarmu lagi seperti ini! Hahaha...!"

Markus berkacak pinggang dan sambil tertawa bersama teman-temannya.

Sejak kecil, Markus memang sering kali menghina bahkan sampai memukuli Martis sama seperti ini. Padahal, Martis tidak pernah sedikitpun mengusik anak-anak itu.

Sampai sekarang, ketika usia mereka sudah tujuh belas tahun pun Martis masih kerap menjadi sasaran Markus dan teman-temannya melakukan kejahilan mereka.

"Aku tidak cacat! Aku yang paling kuat!" teriak Martis.

"Apa? Paling kuat? Hahahaha...! Kau bermimpi di siang bolong lagi ternyata! Hahaha...!"

Bugh!

Bugh!

Bugh!

Markus menendangi tubuh Martis. Martis hanya bisa meringkuk melindungi bagian kepalanya menggunakan kedua tangannya.

"Tunggu saja, aku akan membuktikan pada kalian semua! Aku tidak lah cacat! Aku sangat kuat...!" teriak Martis lagi.

Setiap kali di pukuli seperti ini, Martis juga selalu mengatakan hal seperti itu.

Martis mengatakan kalau dirinya adalah yang terkuat karena di setiap malam ketika ia terlelap di tidurnya, Martis sering kali mendapati sebuah mimpi. Dan di dalam mimpi itu Martis bertemu dengan seseorang yang mengatakan bahwa Martis adalah yang terkuat!

"Hahahaha...! Anjing jalanan lemah sepertimu mengaku sebagai orang terkuat? Hahaha...! Bagaimana bisa? Kekuatanmu saja sampai sekarang tidak bisa bangkit. Cih! Caramu membual kurang cerdas, Martis!"

Bugh!

Bugh!

Tiga puluh menit kemudian barulah Markus bersama teman-temannya pergi meninggalkan Martis yang sudah terlihat penampilannya sangat kacau.

Bajunya sudah kotor dengan tanah. Barang-barang belanjaannya berantakan semuanya. Semua berserakan di mana-mana.

"Kenapa? Kenapa aku seperti ini? Kenapa aku lahir di dunia ini? Kenapa aku berbeda dari mereka?" gumam Martis. Martis tak mampu membendung air matanya. Ia menangis di sana seorang diri sambil meringkuk menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Bangunlah!"

Tapi tiba-tiba Martis mendengar suara seseorang.

"Si-siapa?" tanya Martis. Namun tidak ada jawaban.

Ketika Martis duduk, hujan langsung mengguyur tanah. Hujan itu cukup deras.

"Martis, kau adalah yang terkuat! Kau orang terpilih!"

Ada suara lagi di sana. Martis menengok ke kanan dan ke kiri mencari sumber suara itu. Namun yang Martis lihat hanyalah air hujan yang turun dari langit.

"Tidak, aku adalah orang cacat! Pergi kau! Pergi! Argh...!"

Martis berteriak sambil memegangi kepalanya.

Jelegar...!

Ada suara petir menyambar!

"Kekuatanmu akan bangkit, Martis. Percayalah, kau adalah yang terkuat! Kau yang terpilih!"

Tring...!

Nging...!

Martis mendengar suara dengungan di telinganya.

"Argh...!" teriak Martis.

Suara dengungan itu berlangsung selama sepuluh detik. Namun rasanya gendang telinga Martis terasa seperti pecah!

Martis berguling-guling di tanah. Padahal saat ini cuacanya sedang turun hujan yang sangat deras. Hujan bukannya berhenti, tetapi malah semakin deras.

Setelah itu ada suara lagi yang terdengar oleh Martis.

"Sistem diaktifkan! Silahkan terima hadiah pertama dari Sistem!"

Tring...!

"Hadiah terkirim. Peringatan! Cuaca sedang turun hujan. Sistem akan mengaktifkan perisai pelindung tubuh untuk menghindari demam pada tubuh orang yang terpilih!"

Tring...!

"Sistem mendeteksi luka pada tubuh orang terpilih. Sistem akan mengaktifkan pemulihan tubuh!"

Tring...!

Martis terkejut! Ia merasa kalau semua ini adalah mimpi.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" gumam Martis.

Kemudian Martis melihat ada sebuah kotak di hadapannya.

"Apa ini?"

Itu adalah hadiah pertama dari sistem.

"Jam tangan? Tapi dari mana?"

Martis mengambil jam tangan itu.

Tring...!

"Hadiah pertama diterima oleh orang terpilih! Selamat! Anda mendapatkan jam tangan spesial dari sistem!"

"Sistem? Apa ini?"

Martis mengamati dan berpikir ulang apa yang terjadi. Martis juga melihat luka-luka yang ada di tubuhnya menghilang seluruhnya.

Tring...!

"Silahkan masukkan username orang terpilih."

Martis terkejut karena ia melihat ada tampilan seperti proyektor di hadapannya.

"Apa ini? Dan suara itu...? Ah..., coba saja!" gumam Martis. Ia pun mencoba memasukkan namanya.

"Nama, Martis. Usia, tujuh belas tahun. Jenis kelamin, pria."

Tring...!

"Data orang terpilih diterima. Selamat! Anda sudah bisa menggunakan semua fasilitas yang ada pada sistem!"

"Sistem? Apa itu sistem? Apakah ini tanda kalau kekuatan seseorang telah bangkit?" gumam Martis.

Martis berjalan menepi untuk berteduh di sebuah gubuk yang ada di pinggir jalan.

Martis masih mengamati tulisan yang ada di depannya. Martis tadi mencoba mengikuti arahan dan membaca panduan bagaimana caranya menggunakan sistem.

"Status!" ucap Martis.

Kemudian muncul informasi. Itu adalah cara melihat status pengguna sistem.

"Jadi begitu. Apakah begini rasanya ketika kekuatan kita bangkit? Aku akan bertanya pada Ayah dan Ibu. Kalau ini benar, berarti aku bukanlah anak cacat! Yes! Aku juga bisa membangkitkan kekuatanku!" gumam Martis. Martis merasa sangat senang dengan adanya sistem yang ia dapatkan itu.

Kemudian Martis berjalan di derasnya hujan menuju rumahnya.

Martis berlari, tentu saja karena perasaannya sangatlah bahagia.

Beberapa menit kemudian Martis langsung membuka pintu rumahnya.

"Ayah, Ibu...!" teriak Martis.

"Ma-martis...? Apa yang terjadi? Kenapa kau basah kuyup seperti ini?" tanya ibu Martis yang tak lain adalah Marta. Marta langsung mengambilkan handuk untuk mengeringkan tubuh Martis.

"Martis, kenapa kau malah hujan-hujanan begini? Dan lagi, mana barang belanjaan yang aku suruh tadi?" tanya Marten. Marten adalah ayah Martis. Tadi Marten lah yang menyuruh Martis berbelanja ke pasar membeli bahan makanan untuk dagangannya esok hari.

"Ayah! Coba lihat ini! Status!" ucap Martis.

Lalu muncul di hadapan Martis sebuah sistem.

Sayangnya, sistem itu hanya Martis saja lah yang dapat melihatnya.

"Lihat apa Martis? Ada apa denganmu? Apa kau demam?" tanya Marten bingung.

"Ini, lihat yang ada di depanku! Kekuatanku sudah bangkit Ayah!" jawab Martis.

"Eh...? Aku tidak melihat apa-apa. Aku tidak mengerti apa yang kau katakan Nak," jawab Marten.

"Ayah, bukankah kalau kekuatan kita bangkit maka akan ada sistem seperti ini?" tanya Martis.

"Sistem? Sistem apa maksudmu?" jawab Marten heran.

"Apakah Ayah tidak bisa melihat ini?" tanya Martis.

"Tidak. Tidak ada yang aku lihat. Aku justru bingung dengan apa yang kau katakan Nak," jawab Marten.

"Tapi Ayah..., bukankah ayah memiliki sistem seperti ini juga ketika kekuatan Ayah bangkit?"

Komen (8)
goodnovel comment avatar
Tyas
nyimak dulu...
goodnovel comment avatar
Rendi OP
Terima kasih bro!
goodnovel comment avatar
Wahyudi Hasbul
mantap brow.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status