Pluk!Martis melemparkan kartu yang ia miliki di depan Mia."Mia, pegang ini. Nanti aku akan membayarnya dengan ini. Kalau tidak, ayo kita cek dulu isi saldonya," ujar Martis."Tidak perlu. Aku percaya padamu, Martis," jawab Mia sambil tersenyum manis."Tidak, maksudku jangan sampai belanjaanku melebihi isi yang ada di sana, hehehe," ucap Martis."Oh benar juga. Baiklah, gunakan ini."Mia dan Martis mengecek isi uang yang ada di kartu milik Martis itu. Mia sempat terkejut karena isinya ada puluhan juta."Baiklah, ayo Martis. Aku akan tunjukkan padamu pakaian yang cocok untuk Bibi dan Paman. Oh iya, apa kau tidak sekalian membeli pakaian untukmu sendiri? Di sini tersedia pakaian untuk segala usia kok," ucap Mia."Boleh juga. Dan nanti, bantu aku memilihnya ya, Mia?" ucap Martis. Entah kenapa, wajah Mia merah merona."Ba-baiklah Martis," jawab Mia."Dan kalau memang uangnya cukup, bagaimana kalau sekalian membelikan untukmu juga? Apa kau mau, Mia?" tanya Martis.Deg, deg, deg!Jantung M
Keempat orang itu berusaha memukul Martis. Namun kenyataannya, kecepatan Martis bergerak sangatlah cepat."Aku di sini, hehe," ucap Martis.Siuw!Bugh!Martis malah terlihat seperti bermain-main dengan empat orang itu. Memang inilah yang Martis inginkan. Ia sengaja menguras tenaga keempat orang itu dengan cara menghindar ke sana kemari."Ada apa dengan kalian? Ayo, pukul aku!" ucap Martis lagi.Setelah beberapa puluh menit kemudian, keempat orang itu akhirnya merasa lelah."Wah..., sekarang giliranku!" ucap Martis.Siuw...!Bugh!Bugh!Bugh!Martis bergerak maju menuju pria pertama. Martis memukul dada bagian depan pria berbadan besar itu.Bugh!Brak!"Argh...!" teriak pria itu. Tubuhnya terpental beberapa meter.Sut, sut, sut...!Bugh!Bugh!Bugh!Martis juga memukul yang lainnya tepat di bagian dada mereka. Dan mereka juga terpental beberapa meter."Cih! Aku meremehkannya! Teman-teman, Anak itu katanya cacat kan? Tapi kena-"Bugh!Bugh!Bugh!Belum sempat selesai berkata, pria itu k
"Kurang ajar kau!" teriak Argus.Dert..., dert, dert...!Akhirnya Argus menggunakan kekuatan petir miliknya.Slash...!Jedar!Martis menghindari serangan listrik milik Argus.Jedar!Jedar!Jedar!Nampaknya karena kesal, Argus tidak memberikan jeda kepada Martis. Argus menyerang Martis bertubi-tubi.Bugh!Akhirnya Argus menemukan celah pada pertahan Martis. Kartika Martis menghindari serangan listrik milik Argus, Argus dengan cepat melesat dan memukul tubuh Martis.Untungnya Martis sempat menggunakan teknik penguat tubuh.Dert..., dert..., dert!Yang membuat Martis terkejut, ternyata Martis bisa menggunakan elemen jenis listrik sama seperti Argus."Tidak mungkin! Kenapa dia bisa menggunakan listrik juga? Bukankah elemennya tadi api?" gumam Argus.Jedar!Argus menghindari serangan Martis. Sekarang keadaan malah berbalik. Justru Argus lah yang terus menghindar dari serangan Martis!"Itu dia," gumam Martis. Martis menggunakan cara yang Argus gunakan untuk menyerangnya tadi.Bugh!Boom!Ta
Awalnya Martis berniat akan pulang ke rumahnya. Namun di perjalanan ia tiba-tiba saja berubah pikiran ingin pergi ke toko kue milik orang tuanya."Ah..., aku langsung ke toko kue Ayah saja. Sekalian membantu mereka berjualan," gumam Martis.***Beberapa puluh menit kemudian, ketika Martis berada di depan toko kue milik orang tuanya, Martis melihat ada yang aneh. Martis juga mendengar ada suara keributan di dalam toko kue orang tuanya.Brak!Ada suara meja yang hancur di dalam toko kue itu. Mendengar itu. Martis langsung bergegas masuk karena penasaran dengan apa yang terjadi di dalam toko kue itu."Apa kalian ingin melawan kami!? Hah!?" teriak seorang pria dewasa. Postur tubuhnya besar dan terlihat berotot."Ayah, Ibu!" teriak Martis.Martis langsung berlari dan mendekati kedua orang tuanya."Mau apa kalian semua!?" tanya Martis marah."Hahaha...! Anak kecil diam saja. Jangan mengganggu pekerjaan orang dewasa. Lebih baik enyahlah sebelum aku berubah pikiran," ucap pria itu."Tidak! Ak
"Boleh juga kau Bocah. Tapi jangan sombong dulu!" ucap pria itu. Nampaknya pria yang berkepala botak adalah pemimpin mereka. Mereka berjumlah sepuluh orang.Siuw...!Pria botak itu langsung menerjang ke arah Martis. Tentu saja usahanya itu akan sia-sia. Martis mengaktifkan kekuatan yang menambah kecepatan tubuhnya dari sistem.Tring!"Tugas dadakan! Kalahkan para Kelitih. Dan dapatkan hadiahnya!"Martis melihat lagi ternyata ada pemberitahuan lagi dari sistem.Martis mulai terbiasa dengan sistem."Semoga saja kali ini hadiahnya adalah uang, hehehe," gumam Martis.Martis masih meladeni para Kelitih. Martis bergerak ke sana kemari menghindari semua serangan para Kelitih itu. Untung saja Martis menggiring mereka keluar toko. Kalau tidak, toko kue milik Marten pasti akan berantakan karena pertarungan mereka ini.Marten masih mengamati dari jarak beberapa puluh meter. Marten juga penasaran sehebat apa kemampuan anak kesayangannya ini."Anakku hebat!" gumam Marten.Bugh!Bugh!Bugh!Martis
Sepuluh menit kemudian nampaknya pria botak berbadan besar itu mulai kelelahan. Dan dia juga kesal ketika mengetahui kalau Martis seperti tidak merasa lelah sedikitpun. Yang membuat pria botak itu tambah kesal lagi, padahal ia sempat beberapa kali mengenai pukulannya ke tubuh Martis, namun Martis biasa-biasa saja. Tidak mengalami luka sedikitpun. Sedangkan dia? Dia merasakan sakit berkali-kali pada tubuhnya ketika di pukul oleh Martis beberapa kali tadi. Padahal, pria botak itu sudah mengeluarkan semua kekuatannya. Terutama kekuatannya yaitu ketahanan tubuh. Baru kali ini juga ia menemukan lawan yang mampu menembus pertahanan tubuhnya."Ada apa?" tanya Martis sambil tersenyum.Melihat itu, amarah pria botak itu semakin bertambah. Seakan-akan Martis menganggapnya remeh. Bagaimana bisa anak seusia Martis bisa mengalahkannya? Begitulah pikir pria botak itu.Siuw...!Bugh!Bugh!Bugh!Mereka berdua kembali beradu pukulan. Karena sudah puluhan menit mereka bertarung, tentu saja banyak ener
Martis langsung bersiap akan menuju toko kue milik orang tuanya itu."Martis, biar Ayah saja yang ke sana. Kau tetaplah di sini saja," ucap Marten yang ingin mencegah Martis pergi. Marten khawatir akan terjadi sesuatu pada anak kesayangannya ini."Tidak Ayah! Mungkin tadi belum cukup untuk membuat mereka jera. Aku juga mau menunjukkan pada semua orang kalau aku ini bukanlah anak cacat! Aku memiliki kekuatan! Aku adalah yang terkuat!" jawab Martis.Karena melihat tekad yang kuat dari tatapan mata Martis, akhirnya Marten membiarkannya pergi. Marten juga percaya kalau Martis akan baik-baik saja. Yang tak disangka oleh Marten adalah, ketika ia melihat Marta justru Marta terlihat sangat percaya pada anaknya itu.Akhirnya Martis pergi menuju toko kue.***Martis akhirnya berlari ke toko kue milik keluarganya. Martis khawatir kalau ia sampai terlambat maka toko kue itu akan hancur.Tak lama kemudian Martis pun sampai di sana. Ketika sampai, Martis melihat ada banyak sekali Kelitih yang datan
Kemudian semua anak buah Anton maju dan menyerang Martis. Sedangkan Anton agak menjauh. Anton juga sebenarnya terkejut dengan kemampuan Martis tadi. Kecepatannya luar biasa. Sebab itu lah Anton akan melihat terlebih dahulu sebatas mana kemampuan Martis sebelum ia melawannya.Martis tadinya berniat ingin langsung menghajar Anton. Tapi ternyata Anton tidak bodoh. Anton sengaja menyuruh anak buahnya yang maju terlebih dahulu. Tadi Anton sempat diberitahukan oleh pria botak yang sudah babak belur dibuat Martis.Bugh!Bugh!Brak!Plak, plak, plak!Anton memperhatikan Martis yang sedang dikepung puluhan orang."Berarti benar. Anak ini kekuatannya tidaklah biasa. Aku harus berhati-hati. Gerakannya sangat cepat dan pukulannya pun terasa kuat," gumam Anton. Anton melihat tangannya yang agak lebam. Ada sedikit luka lebam di tangan Anton karena menahan serangan Martis yang barusan."Usianya masih sangatlah muda. Kalau aku bisa mengalahkannya, aku akan membujuknya menjadi bawahanku. Pasti aku bis