Home / Romansa / Pengasuh Duda Lima Puluh Juta / Bab 115. Jangan Buang Waktu

Share

Bab 115. Jangan Buang Waktu

Author: Anggrek Bulan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Terus ikuti mobil itu, jangan terlalu dekat." Daniel segera memberikan perintah pada sopirnya itu untuk tetap fokus pada sebuah mobil sedan berwarna putih yang kini tengah melaju tepat sekitar 100 meter didepannya.

Bagaimanapun juga pria itu tak ingin jika mantan istrinya merasa curiga ketika diikuti.

Di dalam hatinya pria itu pun kembali membatin, 'Aku yakin kalau saat ini dia berniat untuk pergi menemui bawahannya.'

Setelah dia berhasil memprovokasi Monica, wanita itu pastinya semakin tak sabaran untuk menggunakan putranya sendiri supaya bisa menekan Daniel.

Menyadari hal itu, Daniel tak ingin membuang waktu sedikitpun karena takut putranya mendapatkan perlakuan yang tak baik dari ibunya sendiri. Meskipun Monica saling berkata bahwa dia menyayangi Sean, sebenarnya wanita itu hanya menjadikannya sebagai tameng.

Di waktu yang bersamaan, Monica terlihat sangat serius ketika berbicara dengan seseorang yang berada di ujung telepon sana.

"Jangan pergi kemanapun, aku ingin mengecek keadaan
Anggrek Bulan

Sudah update ya, selamat membaca

| 1
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 116. Nadia Pingsan

    "Sudah satu jam," gumam pria itu sambil melirik ke arah arloji yang melingkar tepat di pergelangan tangannya dan kembali mengarahkan pandangannya ke salon. Dia menghela nafas perlahan karena mantan istrinya itu tak menunjukkan batang hidungnya sama sekali setelah satu jam berlalu. Dia memang tahu bahwa wanita memang cukup lama menghabiskan waktunya untuk urusan penampilan, tapi rasanya dia tak sabar untuk menunggu karena Monica saat ini harus diawasi terus menerus.Di saat tengah memikirkan itu tiba-tiba saja ponselnya berdering nyaring dan membuat pria itu seketika langsung menoleh sambil meraihnya. "Kepala pelayan?" gumamnya ketika menyadari bahwa seseorang yang meneleponnya saat ini adalah Anggun. Tanpa basa-basi dia pun langsung mengangkat panggilan. Namun sayangnya sebelum pria itu bisa mengatakan apapun, kepala pelayan yang ada di ujung telepon sana segera memotong, "Tuan, Anda harus segera kembali!"Daniel yang menyadari nada suara kepala pelayan terdengar cemas, seketika meng

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 117. Khawatir

    "Nona, Anda harus memberikan kartu identitas," tutur seorang pria yang merupakan jasa penyewaan mobil. Dia menatap lekat sosok wanita yang kini tampak menggunakan masker dan juga topi itu.Monica yang mendengarnya seketika langsung memicingkan matanya dengan tajam. "Aku sudah meninggalkan mobilku di sini sebagai jaminan dan membayar biaya sewa 3 kali lipat hanya untuk digunakan selama 2 jam saja. Apa masih ada masalah?"Pertanyaan bernada sombong itu telah berhasil membuat raut wajah pria berbadan tinggi itu mengerutkan keningnya. 'Sombong sekali,' batinnya.Setelah menghela nafasnya perlahan pria itu pun kembali menegaskan, "Benar. Tapi tetap saja--""Berisik! Ini uang tambahannya," potong wanita itu seraya menyerahkan segepok uang karena tak ingin berada di dalam situasi yang rumit dengan masalah sulit.Mata pria itu seketika tampak berbinar senang ketika melihat uang yang banyak. 'Bisa-bisanya dia ngasih uang segampang ini cuma buat nyewa mobil,' batinnya. Di saat tengah merasa sen

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 118. Terlalu Banyak Bicara

    "Daniel," tegur Hendrawan, ketika melihat putranya itu sejak tadi termenung.Seketika Daniel langsung menoleh, namun pria itu juga masih diam.Hendrawan menghela nafas perlahan dan kembali berkata, "Jangan menyalahkan diri sendiri. Masuklah, lihat keadaan Nadia."Daniel yang mendengar itu menganggukkan kepala perlahan dan segera masuk untuk menengok keadaan Nadia. Di sana, Martha tampak menoleh dan wanita paruh baya itu memahami isi pikiran putranya. Dia pun segera berdiri dan mengelus kepala Nadia sambil berkata, "Tante keluar dulu, ya."Gadis itu menganggukkan kepalanya lemah, membiarkan calon ibu mertuanya terlalu pergi.Saat Martha melewati putranya, wanita paruh baya itu menghentikan langkahnya sejenak dan segera menepuk pelan pundak putranya sambil berkata lirih, "Dia baik-baik saja, Niel."Meski Daniel mendengar itu, dia tak sepenuhnya percaya karena dokter sendiri sempat berkata mengenai keadaan hadiah dan gadis itu bahkan bisa saja mengalami sesuatu yang buruk.Hanya dengan me

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 119. Kesal Lagi

    "Jangan membuatku khawatir."Degh!Perkataan Daniel barusan telah berhasil membuat sesuatu di dalam hati gadis itu terasa berdesir hebat.Nadia seketika langsung mematung tanpa bisa mengatakan apapun. Matanya itu tetap saja melekat pada Daniel seolah-olah terkunci dan tak bisa dialihkan sama sekali.Belum selesai keterkejutannya, Daniel kembali melakukan sesuatu yang tak terduga karena pria itu tiba-tiba saja membelai lembut puncak kepalanya.Di dalam hatinya, Nadia berteriak histeris, 'Ya Tuhan! Kenapa gunung es ini tiba-tiba jadi cair? Dia ... dia beneran khawatir?!'Di saat tengah memikirkan itu, Daniel kembali berkata, "Aku bertanggung jawab dengan keadaanmu," tuturnya lembut dengan sorot pandangan yang semakin serius dan pria itu pun kembali menambahkan, "Jangan sampai lupa untuk makan, karena janin yang ada di dalam kandunganmu itu butuh asupan."Nadia menganggukkan kepalanya perlahan tanpa sadar. Di dalam hatinya gadis itu semakin bertanya-tanya. Kenapa Daniel sangat lembut pada

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 120. Demi Anak Kita

    "Kenapa kamu liatin aku terus? Ada yang salah?" Dengan suaranya yang ketus, Nadia segera bertanya sambil memasang tatapan tak suka. Namun saat melihat pria itu diam saja dan tersenyum tipis, Nadia semakin merasa bingung. Gadis itu hanya bisa mengerutkan keningnya dan kembali bertanya, "Apa? Jangan bikin orang salah paham," ungkapnya lagi.Setiap kali pria itu tersenyum padanya, Nadia selalu merasakan jantungnya berdebar-debar dan saat ini pun dia juga merasakannya. Hanya dengan merasakan hal itu saja sudah berhasil membuat wajahnya dihiasi dengan gurat kemerahan karena salah tingkah. Rasa-rasanya dia tak sanggup untuk bertatapan lebih lama lagi dengan Daniel. Dia yang merasa kesal akhirnya memilih untuk memalingkan wajahnya, namun tiba-tiba saja tangannya itu disentuh oleh seseorang. Seketika Nadia langsung menoleh dan menatap lekat tangan kekar seorang pria kini berada tepat di pergelangan tangannya. Mengikuti arahnya, Nadia pun akhirnya kembali bertatapan lekat dengan Daniel. Cukup

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 121. Nyaris Tanpa Jejak

    "Aku hanya khawatir kamu terluka, terlebih lagi dengan anak kita."Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang ketika mendengar hal itu Dan saat ini dia hanya bisa terdiam membisu tanpa mengeluarkan suara apapun. Perkataan Daniel barusan telah berhasil menggetarkan hatinya dan membuat gadis itu menjadi dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.Perlahan dia mulai mendongakkan kepalanya lagi dan menatap lekat Daniel. "Kenapa kamu sangat baik padaku?"Pertanyaan itu akhirnya muncul dari mulut Nadia karena sejak lama dia memang sangat ingin mendengar jawabannya dari Daniel. Namun sebelum pria itu bisa menjawabnya, Nadia kembali menegaskan, "Jangan bilang kalau kamu hanya merasa kasihan padaku. Ada yang ingin aku pastikan," tuturnya sambil di jeda sejenak dan meremas tangan perlahan. "Apa kamu suka aku?"Begitu pertanyaan itu lolos dari mulut Nadia, dia segera memalingkan wajahnya dan ingin memaki dirinya sendiri. Di dalam hatinya dia pun berteriak histeris, 'Nadia! Kamu bodoh, hah?! Kok bisa-

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 122. Menghilangkan Jejak

    "Saya yakin, Bos." Dion menjeda ucapkan sesuatu tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar monitor yang menampilkan rekaman CCTV dan kembali menambahkan, "Sepertinya dia memang mencoba untuk menghilangkan jejak."Daniel yang mendengar itu hanya bisa terdiam karena bagaimanapun juga saat ini dia menghadapi seseorang yang memiliki pemikiran sangat licik dan rasanya tak bisa untuk diremehkan sama sekali.Nadia yang sejak tadi menatap dari kejauhan itu kini mulai mengerutkan keningnya dan berkata dalam hati, 'Wajahnya kelihatan serius banget, apa ada masalah?'Meskipun memang tak seharusnya dia ikut campur terlalu dalam dengan masalah yang tengah dialami oleh Daniel, rasanya dia tak boleh diam saja karena saat ini kemungkinan masalah itu juga ada hubungannya dengan Sean.Di saat Nadia tengah menatapnya, Daniel tiba-tiba saja berbalik dan segera memutuskan sambungan telepon setelah mengatakan sesuatu yang tak bisa didengar oleh Nadia.Pria itu mulai berjalan mendekat dan kembali d

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 123. Perasaan Itu

    "Aku nggak mau kamu terluka." Tatapan Nadia terlihat begitu serius ketika mengatakannya. Meski selama ini dia selalu mencoba untuk menyadarkan dirinya sendiri agar tidak terlalu larut dalam perasaan, nyatanya dia benar-benar peduli pada Daniel.Entah sejak kapan perasaan ini muncul, Nadia pun tak menyadarinya.Daniel yang mendengar itu tak bisa berkata-kata karena saat ini jantungnya terasa berdetak semakin kencang. Sudah lama dia tak merasakannya. Bahkan saat bersama dengan mantan istrinya dulu, dia tak pernah merasa tersentuh seperti ini dengan setiap kata-kata manis yang terlontar dari mulut Monica.Tangan Nadia tiba-tiba terulur dan berada tepat di wajah kiri Daniel. Dia mulai membelainya perlahan.Refleks, Daniel pun ikut memegang tangan Nadia dan mengecupnya perlahan. Nadia tersentak kaget, dia mematung sejenak tanpa bisa mengatakan sepatah kata pun.Tapi Daniel tiba-tiba saja membuka mulutnya dan suara pria itu terdengar begitu lembut, meskipun memang sangat mendominasi."Teri

Latest chapter

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 347. Beruntung Memilihmu (Ending)

    "Bagaimana perasaan kamu? Apa sudah lega?" Daniel bertanya pada Nadia yang saat ini memakai gaun berwarna marron, yang membuat dia nampak elegan.Nadia menghela nafas panjang dan kemudian menarik kedua sudut bibirnya. "Tentu saja, rasanya plong banget!" ucapnya dengan mata berbinar.Daniel tersenyum lega juga, karena bahagia Nadia tentu bahagianya juga. "Aku nggak mau lagi keras kepala deh! Yang kamu bilang, memang bener banget!" Nadia kecuali berucap, dia menyesalkan kejadian di kampus. Jika saja dulu dia mengikuti perkataan Daniel, tentu kejadian memalukan dan menyesakkan di kampus itu tak akan pernah terjadi. Keras kepala Nadia ternyata berakhir dengan derita saat ini. Daniel mengacak sedikit rambut Nadia karena merasa sangat gemas saat itu. Tak ayal hal itu langsung membantu Nadia protes. "Duh jail banget sih!? Kalau sampai riasan ini rusak, kamu harus tanggung jawab!" seru Nadia kesal. Daniel malah terkekeh dan malah memencet hidung Nadia. "Salah sendiri menggemaskan! Nanti m

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 346. Ungkapkan Semuanya

    "Kak, aku ingin bicara sama kamu. Penting."Pagi itu, Nadia menemui Alvin ketika kelas belum dimulai.Alvin menarik sudut bibirnya, senyum manis terpancar disana. "Tumben. Ok! Mau kapan?"Dari raut wajahnya nampak jika saat ini Alvin merasa sangat senang.Pemuda itu pun sebenarnya bingung tetapi juga bercampur dengan rasa bahagia. Selama ini Nadia selalu saja menghindar darinya, tetapi kini malah sang gadis pujaan hati itu mengajaknya bicara. Ini bukan mimpi kan?"Sekarang! Ayo!" Nadia yang masih nampak kecewa dengan wajah seriusnya pun langsung berjalan tanpa memperdulikan banyak mata yang sampai saat ini masih nampak menatap sinis padanya. Tanpa banyak tanya lagi Alvin pun mengekori dari belakang."Lo mau ngajak gue kemana sih?" tanya Alvin ketika Nadia malah menuju ke area parkiran. "Kenapa ngobrolnya nggak di tempat yang privat aja?"Nadia mendengus kasar dan sesaat menoleh sebentar ke belakang. " Jangan banyak tanya! Bentar lagi sampai!" Kemudian dia pun meneruskan langkahnya.S

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 345. Harusnya Sejak Dulu

    "Daniel! Mengapa kamu merahasiakan semua ini dari mama dan papa?" Ketika Daniel baru saja sampai di rumah, Martha dan Hendrawan pun langsung menghampiri putranya itu. Mengejar dengan banyak pertanyaan yang intinya mereka merasa tak suka jika Daniel terus menyembunyikan apa pun tentang Nadia."Rahasia ap---" Daniel mencoba mengelak karena memang sebenarnya dia belum mengerti, beberapa hal yang terjadi di kantor membuatnya harus sedikit melupakan tentang yang terjadi di rumah.Martha langsung memotong ucapan anaknya itu. " Nadia di teror dan difitnah seperti itu, tapi kenapa sepertinya kamu malah tenang tenang saja?" Wanita tua itu tak dapat menyembunyikan raut wajahnya yang khawatir. Nadia menghampiri ketiga orang yang masih berdiri di ambang pintu itu, ada rasa tak enak karena sang suami menjadi bahan kemarahan orang tuanya karena dia."Maaf, tadi aku memang sudah menceritakan semuanya pada Mama," tukas Nadia yang seperti biasa malah merasa bersalah.Daniel menarik kedua sudut bibir

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 344. Ceritakan Nadia!

    "Apa aku sekarang juga harus mengatakan semuanya ya?" Nadia makin bimbang saat ini. Dua pilihan yang nyatanya membuat dia merasa sangat dilema. Pilihan A akan membuat semua orang di kampus mengetahui jati dirinya dan itu berarti akan membuat semua orang mengetahui jika dia bukan dari kalangan biasa. Tetapi dengan begitu justru akan membuat dia lebih tenang menjalani perkuliahan. Sedangkan pilihan B, dengan diam dan membiarkan semua orang menganggapnya misterius, justru mungkin akan membuat berita keliru itu semakin menjadi-jadi saja. Sempat terbersit dalam pikiran Nadia untuk tak lagi melanjutkan kuliah dan fokus pada keluarganya. Tetapi itu sama saja artinya dengan dia menghapus mimpi dan cita-cita yang dulu pernah dia pupuk semenjak kecil."Kenapa kamu terlihat sedih, Sayang?"Ketika Nadia sendang melamun seperti itu, terdengar suara lembut Martha. Sang mertua yang baik hati itu ternyata kini sudah berada tepat di sampingnya."Ah Mama." Dengan sigap Nadia pun langsung menyalami

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 343. Siap Tanggung Jawab

    Putri mengepalkan tangannya dengan arah ketika merasakan sesuatu mulai terbakar di hatinya. Dia tak terima sama sekali setelah mendengar perkataan Alvin dan itu sudah berhasil membuat hatinya sangat sakit."Kak Alvin kenapa masih belain dia? Nadia itu …" Putri merasa tak kuasa untuk melanjutkan ucapannya, dia hanya bisa menahan diri dan memalingkan wajahnya.Namun Alvin tahu dengan jelas apa yang ingin dikatakan oleh Putri dan dia dengan cepat pun langsung menegaskan segalanya sambil meraih tangan kanan Nadia. "Nggak peduli gimana masa lalunya, gue bakalan tetap suka sama dia dan perasaan ini nggak bakalan berubah," tuturnya.Nadia terlihat sedikit kaget ketika mendapatkan perlakuan itu dan tentu saja dia sekarang berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman Alvin.Perkataan Alvin barusan terlalu berlebihan dan mengisyaratkan bahwa dia akan melakukan apapun demi bisa mendapatkannya.Nadia merasa kalau ini semua tak benar dan dia harus kembali meluruskannya. Tapi yang paling penting

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 342. Karena Iri

    "Jangan bawa-bawa namaku untuk memvalidasi akal busukmu!"Putri dan Alvin seketika langsung menoleh, mereka berdua mendapati sosok Nadia. Nadia berjalan mendekat dengan langkah yang dipenuhi dengan amarah. Sudah cukup rasanya karena sejak tadi dia memang telah mendengarkan perkataan Putri dan itu sudah berhasil membuatnya merasa sangat kecewa karena sempat menganggapnya sebagai teman."Aku pikir kamu nggak pernah memiliki niatan buruk untuk menghancurkanku sampai seperti ini, Put. Aku pikir kamu benar-benar menganggapku sebagai teman. Tapi apa?"Putri terlihat kaget, tapi dia dengan cepat langsung mengelaknya. "Ngomong apaan sih?! Jangan–""Aku sudah punya buktinya dan aku bahkan juga tahu kalau kamu membayar seseorang untuk mencelakaiku, kan?" Bersamaan dengan perkataannya itu, Nadia segera memberikan bukti-bukti yang akurat dan menambahkan, "Aku nggak nyangka kalau kamu bisa bertindak seperti ini untuk menghancurkanku. Apa aku pernah melakukan kesalahan padamu?"Hubungan keduanya da

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 341. Dalang

    "Bawa orangnya ke hadapan Bos!" Dion segera memerintahkan setelah dia berhasil menangkap pelaku yang sedari awal memang dicurigai telah meneror Nadia.Dua pasang bodyguard yang memang sudah berhasil menangkap pelakunya itu pun segera mematuhi perintah dari Dion, mendekat ke sebuah kereta versi berwarna hitam pekat.Nadia dan Daniel sedari tadi sudah menunggu tepat di dalam mobil. Jantung Nadia terasa berdetak semakin kencang karena memang dia sangat ingin tahu pelaku yang telah tega membuatnya jadi dibenci banyak orang.Suara ketukan di kaca mobil telah menyadarkan Daniel dan Nadia. Daniel melirik ke arah sang istri sambil meremas tangannya perlahan karena dia tahu dengan jelas bagaimana perasaan Nadia. Dia mencoba untuk tetap kuat dan juga tegar sambil tersenyum tipis, "Semuanya pasti baik-baik aja, Nadia. Keinginan kamu terkabul dan kita berhasil menangkap pelakunya. Kamu sudah siap untuk melihatnya?""Iya," jawab Nadia dengan singkat. Pandangan matanya itu terlihat semakin tajam dan

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 340. Berita Baru

    "Itu orangnya! Bener kan dia? Wah gila … nggak nyangka banget kalau dia cewek kayak gitu," tutur salah satu mahasiswa sambil menatap Nadia dan memandangnya dengan tajam.Nadia yang kebetulan sedang melangkahkan kakinya setelah dia sampai di kampus itu pun tampak mengerutkan kening karena sadar saat ini menjadi bahan omongan.Ketika Nadia sedang merasa bingung seperti itu tiba-tiba saja seseorang menarik tangannya, membawanya ke tempat yang sedikit sepi."Kak Alvin? Lepasin!""Gue nggak bakalan lepasin lo di sini sebelum kita bisa bicara berdua," tolaknya. Alvin lantas mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa sekarang tak ada terlalu banyak mahasiswa yang sedang memperhatikan. Dia langsung berbalik untuk menatap Nadia dengan lekat dan berkata, "Lo … ngapain lo malah datang ke kampus?""Apa?" Nadia merasa bingung dengan pertanyaan yang baru dilontarkan oleh Alvin dan sontak saja dia mencoba untuk menepis tangan pria itu karena tak suka jika disentuh seenaknya. "Kenapa pula

  • Pengasuh Duda Lima Puluh Juta   Bab 339. Salah Sangka

    "Cukup!" Putri langsung memotong perkataan Nadia. Napasnya memburu naik turun bersamaan dengan emosi yang semakin menggebu-gebu. "Padahal aku baru aja maafin kamu, tapi sekarang malah kayak gini lagi. Kalau kamu emang nggak percaya, mendingan kita nggak usah temenan lagi aja."Sesuatu terasa sakit di dalam hati Nadia karena memang selama ini temannya hanyalah Putri.Tapi dia tak mencegahnya sama sekali dan melepaskan cengkramannya dari pergelangan tangan Putri. Selalu meremas tangan kanannya sendiri dan menekan perasaannya sampai mengangkat kepalanya setelah sudah siap, "Maaf, aku harusnya emang nggak merasa curiga kayak gini. Tapi aku juga nggak akan memaksa kamu untuk tetap berteman denganku.""Oh?" Putri terlihat sedikit terkejut. Tapi dia kini tertawa sinis. "Harusnya dari awal aku dengerin perkataan teman-teman yang lain aja. Kamu emang nggak sepantasnya punya teman apalagi ada di kampus ini," tambahnya.Nadia seperti mendengar suara hatinya retak. Kenapa Putri sampai mengatakan h

DMCA.com Protection Status