Share

Bab 142. Hati Yang Hancur

Aldin dan Sisil berlari masuk ke dalam saat mendengar teriakan Andin. Hanya ada Haidar yang masih ada di ruang keluarga. Ia duduk bersandar di kursi sambil memejamkan mata dengan rambut yang acak-acakan. Laki-laki gagah itu terlihat kacau.

“Bang Ar, kenapa?” tanya Sisil pada suami sahabatnya. “Kenapa masalah rumah tangga begitu rumit,” gumam Sisil dalam hati.

Haidar menegakkan tubuhnya, tatapannya kosong. “Andin mau pisah,” ucapnya lirih.

“Apa?!” Aldin dan Sisil terkejut mendengar ucapan Haidar.

Haidar bangun dari duduknya. “Ayo kita pulang!” ajak Haidar pada Sisil dan Aldin. Wajahnya dingin tanpa ekspresi.

“Aku ingin tetap di sini. Dia butuh aku,” kata Sisil sambil menyeka air matanya. Ia sangat sedih melihat sahabatnya terluka.

“Baiklah, besok aku jemput,” sahut Aldin dengan ramah.

Sisil menoleh pada laki-laki dingin yang ia cintai dalam diam. Lalu tersen

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status