Share

Bab 145. Sakit Hati Diselingkuhi

Sisil tertawa terbahak-bahak melihat penampilan sahabatnya. “Mau ngurut di mana, Neng.” Sisil tertawa sambil memegangi perutnya melihat Andin memakai kaca mata hitam. “Lo pake kacamata siapa sih?” lanjutnya sambil terkekeh.

“Itu kacamata si mamang,” sahut Bi Icih sambil menahan tawa.

“Terus gimana?” Andin membuka kacamata itu, lalu ditaruhnya di meja dapur. “Gue juga laper.”

“Lah itu Bibi lagi masak!” sahut Sisil sambil menunjuk Bi Icih yang sedang menggoreng ikan. “Emangnya lo nggak nyium aroma ikan goreng?”

“Idung gue mampet. Nggak bisa nyium apa-apa,” jawab Andin sambil memencet hidungnya.

“Jangan deket-deket gue, sana jauhan! Jaga jarak sepuluh meter.” Sisil beringsut menjauhi Andin.

“Dua meter bego!” umpat Andin pada sahabatnya. “

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status