Share

Bab 153. Luka

“Bunda aku pergi dulu ya,” pamit Andin pada bundanya. Andin bangun dari duduknya lalu menarik tangan Sisil. “Ayo, Sil, kita keluar!”

“Kami pergi dulu.” Sisil menoleh ke belakang sambil melambaikan tangannya. Ia berjalan cepat mengimbangi langkah Andin yang terus menarik tangannya.

“Din, lepasin tangan gue! Lo kira gue kebo.” Sisil mengempaskan tangan Andin yang memegangi pergelangan tangannya.

“Bang, temenin adikmu, ntar dia bikin ulah,” suruh Bunda Anin pada anak laki-lakinya.

Aldin menganggukkan kepalanya, lalu mengejar Andin dan Sisil.

 “Dek, Abang ikut!” teriak Aldin pada adiknya yang sudah berada di teras depan rumah.

Andin menoleh pada Aldin. “Abang ngapain sih ngikut-ngikut,” protes Andin pada abangnya. Andin hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan sahaba

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status