Share

Bab 137. Rindu Tapi Benci

 Haidar langsung duduk kembali mendengar ancaman sang ayah mertua. Ia merebahkan tubuhnya dibantu oleh sang mami. Suster pun kembali memasang jarum infus di tangannya.

Setelah mengancam sang menantu, Ayah Rey bersama Papi Mannaf keluar dari kamar, mereka kembali ke ruang tamu untuk berbincang.

“Dia lebih takut sama ayah mertuanya dari pada sama papi kandungnya sendiri,” ucap Papi Mannaf sambil terkekeh.

“Lebih tepatnya, dia takut kehilangan istrinya,” timpal Ayah Rey sambil tertawa.

Kedua laki-laki yang sudah tidak muda itu tertawa bahagia di atas penderitaan anaknya. Mereka teringat masa lalu, ketika mereka jatuh cinta pada pasangan.

“Sehebat apa pun laki-laki selalu kalah dengan wanitanya,” ucap Papi Mannaf sambil tertawa. “Dan itu pernah saya alami,” lanjutnya.

“Ternyata kita sama,” timpal Ay

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status