Dilangkahi Adik

Dilangkahi Adik

last updateLast Updated : 2023-02-05
By:  Askana Sakhi  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
11 ratings. 11 reviews
106Chapters
48.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dua minggu menjelang hari pernikahannya dengan Galang, sebuah foto tak senonoh Indah bersama seorang lelaki di kamar hotel sampai ke tangan calon mertuanya. Menjadikan sang calon mertua murka dan membatalkan rencana pernikahan. Adalah Lira, adik kandung Indah yang akhirnya ditunjuk sebagai mempelai pengganti untuk bersanding dengan putranya di pelaminan. Meski akhirnya menerima kenyataan jika Galang, calon suaminya menikah dengan sang adik, tapi Indah yang berkeyakinan bahwa apa yang terjadi padanya di kamar hotel adalah sebuah penjebakan, tetap berusaha membuktikan jika ada pihak-pihak yang memang terlibat dalam kejadian di hari sial itu.

View More

Latest chapter

Free Preview

Dipandang Rendah Keluarga Sendiri

"Selamat, pengantin baru, Say ….""Selamat, ya, semoga samawa dan cepat dapat baby.""Happy wedding, Bebs."Ucapan selamat, terus berdatangan, membuat adik yang tengah bersanding dengan pasangannya di atas pelaminan, tak berhenti menorehkan senyum.Di sini, aku yang bahkan seolah tak lagi dianggap seperti keluarga, hanya bisa menatap mereka—yang tengah larut dalam euforia bahagia—dari kejauhan, dengan hati pilu.Semoga berbahagia, Lira. Semoga berbahagia. Hatiku terus berbisik, mencoba ikhlas menerima kenyataan dan bisa memberikan doa terbaik untuk adik yang amat kusayangi.Aku yang hari ini memakai gamis berwarna hijau tosca dan kerudung warna senada, buru-buru membuang muka saat menyadari sepasang mata pengantin pria yang berdiri di samping adikku, menatap nanar ke arahku yang duduk di kursi tamu undangan.Aku tahu, pasti dia sedang kecewa padaku.Ya Allah. Andaikan dia mau mendengarkan penjelasan yang kuberikan, sudah barang tentu, aku yang berdiri di sana mendampinginya. Namun, di

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Nesvi Putry Vhye
kak up novel karya kakak yang lainnya dong kak......️ soalnya novel kakak bagus2
2024-08-04 22:26:49
0
user avatar
Supri Yanti
novel yg laen up di sini dooong
2024-07-03 13:53:46
0
user avatar
Azka Ahmad
kak up juga yg judulnya malam pertamaku dong
2024-02-13 08:05:57
0
user avatar
yenyen
akhirnya selesai juga
2023-07-10 23:37:09
0
user avatar
Askana Sakhi
Makasih buat yang sudah pada mampir ... Selamat membaca.
2023-02-17 17:48:53
3
user avatar
Sarti Lestari
ceritany menarik
2023-02-10 01:05:09
0
user avatar
Kholifatul Rosidah
ini ceritanya apa sudah tamat.
2022-10-04 16:30:17
0
user avatar
Ria Ariyani
suka banget ceritanya ringan dan cukup emosional
2022-09-23 19:15:47
0
user avatar
Megahayati
saya suka jalan ceritanya gak bertele tele semangat terus
2022-09-07 04:44:05
0
user avatar
Ria Ariyani
seru ceritanya... semangat thor..
2022-09-06 11:00:00
0
user avatar
Zidan Ramadhan
semangat terus Thor,di tunggu lanjutan nya......
2022-06-24 11:58:54
0
106 Chapters

Dipandang Rendah Keluarga Sendiri

"Selamat, pengantin baru, Say ….""Selamat, ya, semoga samawa dan cepat dapat baby.""Happy wedding, Bebs."Ucapan selamat, terus berdatangan, membuat adik yang tengah bersanding dengan pasangannya di atas pelaminan, tak berhenti menorehkan senyum.Di sini, aku yang bahkan seolah tak lagi dianggap seperti keluarga, hanya bisa menatap mereka—yang tengah larut dalam euforia bahagia—dari kejauhan, dengan hati pilu.Semoga berbahagia, Lira. Semoga berbahagia. Hatiku terus berbisik, mencoba ikhlas menerima kenyataan dan bisa memberikan doa terbaik untuk adik yang amat kusayangi.Aku yang hari ini memakai gamis berwarna hijau tosca dan kerudung warna senada, buru-buru membuang muka saat menyadari sepasang mata pengantin pria yang berdiri di samping adikku, menatap nanar ke arahku yang duduk di kursi tamu undangan.Aku tahu, pasti dia sedang kecewa padaku.Ya Allah. Andaikan dia mau mendengarkan penjelasan yang kuberikan, sudah barang tentu, aku yang berdiri di sana mendampinginya. Namun, di
Read more

Bertemu Lagi Dengannya

Aku memang kotor, tapi aku bukan pelacur. Sungguh, aku tak senista itu.Semua itu terjadi di luar kendaliku. Aku bahkan tak tahu bagaimana aku bisa berada di kamar hotel yang sama dengan lelaki yang baru pertama kali aku jumpai. Dan yang lebih tragis … aku dan dia telah melakukan sesuatu yang .....Argh …!Aku merasakan kepalaku seperti berputar jika mengingat lagi tentang peristiwa memilukan yang terjadi hampir dua minggu yang lalu. Peristiwa pahit yang tak seharusnya menjadi penghalang aku menikah bersama lelaki yang kucintai. Peristiwa pahit yang membuatku menjadi pendosa bukan atas dasar keinginanku sendiri."Aku kotor. Tapi aku bukan pelacur." Dengan dada yang kian terasa sesak aku kembali tergugu saat merasakan duniaku seakan telah kehilangan seri sejak kesalahpahaman terjadi hari itu.Entah sampai berapa lama, waktuku kuhabiskan untuk menangisi nasib si*l yang menimpa diriku, hampir dua minggu menjelang hari pernikahanku hari itu."Non Indah. Non!"Aku yang masih tergugu di la
Read more

Siapa yang Terlibat?

"Kamu berhutang penjelasan padaku, Bajingan!" desisku tajam.Membuat dia, lelaki yang telah merenggut apa yang paling berharga dalam diri seorang Indah, membalikkan badannya dengan pelan.Sepasang matanya menyipit ketika menatapku. Dan tak berapa lama kemudian, terlihat olehku, kedua mata coklat miliknya berbinar tanpa alasan pasti."Oh …? Hei! Kamu, 'kan …." Dia mengayunkan telunjuk kanannya, seperti tengah mengingat-ingat sesuatu saat menyadari jika yang menahan langkahnya adalah aku. "In … Indah Putri Nuraida, 'kan, ya? Betul, 'kan?" Tanpa rasa berdosa, lelaki yang telah berhasil memberikan gelar kehinaan untukku sejak dua minggu yang lalu, terlihat begitu santai ketika sepasang mata kami beradu."Aku sedang tidak ingin berbasa-basi, Tuan, cepat, katakan padaku! Siapa dalang di balik semua itu. Cepat katakan!" Aku setengah berteriak saat emosi dalam dada semakin meluap."Ssst! Pelankan suaramu, Sayang. Ini restoran, bukan hotel tempat kita mengukir kenangan seperti hari itu. Jadi ke
Read more

Mungkinkah Galang?

"Jangan bercanda, Res. Alia, tuh teman baik aku dari SMA, jadi nggak mungkin dia tega ngelakuin itu sama aku." Dengan penuh keyakinan, aku mencoba menyangkal tuduhan Resti yang rasanya sedikit berlebihan ketika menganggap Alia juga turut terlibat dalam kejadian tak masuk akal yang menimpaku hari itu.Sungguh, Alia yang kukenal adalah sosok yang lemah lembut dan begitu perhatian padaku. Jadi jelas aku tak ingin buru-buru menaruh prasangka padanya.Resti menggelengkan kepala lantas menarikku untuk duduk di bangku panjang yang berada di depan arena taman bermain, yang letaknya berdekatan dengan gerai donat kesukaan adiknya. Maura. "Coba, deh, dipikir lagi. Aneh nggak, dia yang nyuruh kamu datang ke restoran sepupunya, tapi dia sendiri malah nggak datang dengan berbagai alasan," ucap Resti lantas mendengkus kecil. Seperti masih tertarik menjadikan Alia salah satu tersangka pelaku kejahatan.Mendengar argumen Resti, aku merasakan kepalaku berputar kembali.Jujur, selama ini aku memang men
Read more

Bukan Begitu Caranya!

Melihat keromantisan antara Galang dan Lira—yang menurutku memang sedikit keterlaluan, memancing Ayah untuk berdeham. Membuat adik yang sedang dalam gendongan suaminya, menggerutu kecil. Entah mengucapkan apa.Ah, Lira, kenapa kau seperti sengaja menyiram air garam pada luka kakakmu yang belum sepenuhnya kering?"Biarin aja kenapa, Yah, namanya juga pengantin baru," ujar Mama pelan, ketika melihat suaminya menggelengkan kepala.Sesaat setelah memfokuskan perhatian pada anak keduanya, Ayah dan Mama lantas mengalihkan pandangan padaku yang masih duduk diam di depan meja makan."Kalau masih ingin dianggap anak olehku, jangan pernah lagi macam-macam dan membuat malu keluarga ini, Indah," ucap Ayah, memperingatkan dengan suara lantang saat menatapku. Napasnya terlihat tak beraturan ketika untuk sekian kalinya memberikan peringatan yang sama padaku."I-iya, Ayah," balasku sambil menahan sesak.Meski mungkin sudah terlambat, tapi aku janji, Ayah, akan kubuktikan jika anak sulungmu ini tak se
Read more

Kemarahan Lira

Sesuai janji, Resti mengantarku pulang sampai ke rumah. Membuat Mama tersenyum lega begitu sahabat baikku membuktikan ucapannya."Resti, nggak bohong, 'kan, Tan? Indah beneran Resti anter," ucap Resti sambil cengar-cengir ketika Mama tersenyum padanya, manakala aku hampir memasuki ruang tamu."Iya, makasih, ya, Res," balas mamaku terlihat ramah."Sip." Resti mengacungkan jempolnya sambil terus menampilkan senyum. "Ya udah, Tan, permisi dulu.""Iya, hati-hati, ya," ujar Mama sambil mengukir senyum.Resti pun pergi setelah berpamitan.Aku yang sedang berjalan menuju kamar, dibuat sedikit tak nyaman ketika mataku seperti dipaksa melihat betapa agresifnya Lira pada Galang di ruang keluarga. Tanpa tahu malu, adikku dengan sangat percaya diri, mengecup lembut bibir suaminya di depan mataku. Membuat langkahku tertahan secara refleks.Ya Allah kenapa hatiku mendadak perih lagi?Apakah masih pantas seorang yang telah ternoda dan kotor sepertiku menaruh rasa cemburu?"Nakal, ya." Galang yang se
Read more

Ada Apa Dengan Adikku?

"Untuk apa, Mas?"Wajah Lira terlihat memerah bak kepiting rebus, ketika sepasang mata indahnya yang berbulu lentik, menatap tajam ke arah Galang yang terlihat begitu salah tingkah."Untuk … untuk—." Galang seperti tak punya jawaban terbaik untuk dipersembahkan kepada istrinya yang kuakui memiliki paras cantik dan menawan. Namun, ternyata, memilih menikah dengan lelaki yang jelas-jelas telah dipilih oleh sang kakak sebelumnya."Untuk belajar mencintai kamu, lah. Apa lagi?" balas Galang sedikit gugup.Membuat wajah Lira yang semula tegang, mengendur. Ia lantas menatapku dan Galang secara bergantian."Kamu nggak usah repot-repot buat cemburu gitu, dong, Sayang. Mana mungkin aku pengen balikan sama kakakmu yang gampangan ini," ucap Galang terdengar sangat jelas dan ringan.Deg!Dia menghinaku lagi? Di depan Lira yang sejak lebih dari dua minggu lalu sudah di atas angin?Cukup sudah!Cukup sudah aku diperlakukan seperti orang tolol seperti ini."Lalu, apa kau pikir, jika kejahatan sebenar
Read more

Calon Istri

"Atas dasar apa kamu mau ngelaporin aku ke polisi, Mbak?"Aku mencebik kecil saat Lira menunjukkan tampang sok lugu.Tak ingin menggubris pertanyaan tak penting darinya, melihat ponsel Lira yang terjatuh, menarik minatku untuk segera menyambarnya. Sungguh, rasa penasaran atas siapa orang yang tadi bertelepon ria dengan adikku, benar-benar membuat pikiranku terganggu. Namun, belum sempat aku meraih ponselnya, dengan gerakan super cepat Lira mengambilnya terlebih dahulu.Sial!"Sini pinjam hapenya!" Untuk pertama kali, aku mengintimidasi adikku dengan mata melotot dan suara yang pasti terdengar lantang. Peduli apa dengan tanggapan Lira, aku cuma ingin menuntaskan rasa penasaranku tentang dengan siapa adikku bertelepon ria barusan."Buat apa, sih, Mbak?" Jelas sekali Lira keberatan dengan permintaan dariku yang tak biasa ini."Pokoknya sini!" ucapku lantang. Sungguh, aku bersyukur karena Mama sedang pergi arisan dan Ayah tengah bekerja di kantor. Jadi, aku sedikit lebih bebas berekspresi
Read more

Ketika Ayah dan Darren Bertemu

Jantungku seperti hampir melompat ke mulut saat tanpa aba-aba, Darren meraih pinggangku dan merangkulnya dari samping tanpa tahu malu.Kelewatan sekali dia! Apakah memang seperti ini caranya dia dalam memperlakukan wanita?"Ish! Apaan, sih!" ucapku ketus.Sontak aku melepas dengan kasar rangkulan tangan Darren yang melingkar tak tahu diri di pinggangku. Bukankah dia laki-laki paling tidak punya etika yang pernah kau temui selama hidupmu, Indah?"Kurang ajar banget!" desisku sambil melotot tajam.Melihat kemarahanku, Darren terlihat menanggapi santai, sedangkan wanita cantik bernama Gea yang dalam gendongannya ada seorang anak balita, justru tersenyum padaku sambil geleng kepala."Kalian pasangan yang serasi. Kakak prefer kamu sama yang ini, sih, De. Daripada cewek-cewek kamu yang sebelumnya," ucap wanita berhidung mancung itu sesaat setelah menatapku sekilas.Deg!Aku membelalak lebar mendengar kata demi kata yang terucap dari wanita yang dipanggil dengan sebutan 'Kak Ge' oleh laki-la
Read more

Apa yang Terjadi Denganku?

"Siapa dia, Indah?" tanya Ayah terdengar dingin dan kaku dengan raut wajah yang sama sekali tak bersahabat ketika menatap tajam pada Darren yang masih saja menggenggam erat tanganku sebelum aku menghempaskannya dengan kuat.Aku yang gugup sekaligus takut, merasakan degup jantungku terdengar sampai ke telinga. Kencang sekali detakannya."Eum di-di-dia …."Aku terbata-bata saat hendak menjelaskan perihal Darren pada Ayah yang tampak bernapas cepat saat menatap lekat padaku.Bukankah Ayah menanyakan siapa Darren barusan?Lantas, aku harus menjawab apa? Sedangkan kedatangannya ke rumah ini saja, aku tak tahu apa maksudnya.Ya Allah .... aku harus menjawab bagaimana sekarang?Tunggu! Apa ini artinya … Ayah tak begitu mengenali wajah Darren yang memang potongan rambutnya berbeda dengan laki-laki dalam foto yang membuat Ayah murka?Waktu itu ... rambutnya memang lebih panjang dibanding sekarang, wajar saja kalau Ayah tak mengenali dirinya."Perkenalkan, Om. Saya … Darren." Laki-laki bertubuh
Read more
DMCA.com Protection Status