Share

BAB. 82

Lampu masih berwarna merah tanda operasi masih berlangsung. Shinta belum beranjak dari posisinya sejak beberapa jam lalu. Pria itu duduk pada bangku panjang dengan kepala yang terus menunduk, ia terus berdoa di dalam hati memohon keselamatan Melissa. Tak pernah ia merasa setakut ini, tak ada tanda-tanda pintu ruang operasi akan terbuka membuat Shinta semakin frustrasi. Ia tak ingin kehilangan Melissa.

Shinta menolehkan kepalanya ke arah lorong rumah sakit di mana seorang pria dengan gambaran tak kalah putus asa sama sepertinya tengah duduk di lantai rumah sakit. Erlangga duduk dengan kedua kaki yang tertekuk seolah mendekap tubuhnya, kepalanya tertunduk di antara tekukan kakinya, sementara tangannya bertumpu pada kedua lututnya. Shinta menatap Erlangga tanpa emosi, ia ingin sekali berlari dan menerjang pria itu tapi emosi dan energinya seolah surut begitu saja. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya berdoa dan memohon untuk keselamatan Melissa.

“Minumlah, Shinta.” Suara Raga membuyarkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status